17. Es krim

63 9 60
                                    

*No siders please*

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


*No siders please*

"Sesuatu yang membuat kita jatuh adalah kepercayaan pada diri sendiri yang perlahan memudar."

•••

"Kalo lo bosen di sana, tunggu di sini bentar."

Milu mengangguk kemudian duduk di bangku taman sekolah. Ia paham kalau Alta masih ada urusan dengan anak OSIS lainnnya. Ya, hari ini harinya Ecsporkarta bagi SMA Jayakarta. Seperti yang sudah Milu duga, ia akan hanya mengalami kebosanan di sini.

Sebelum Alta benar-benar pergi, ia menahan lengan cowok itu, "Jangan lama, udah sore, Al."

Alta menghela napas, "santai," katanya seraya melepaskan tangan Milu dari lengannya kemudian ia pergi.

Milu bersyukur, Alta tidak berbohong. Ucapannya saat di Pantai itu benar-benar membuktikan bahwa mereka teman.

Teman. Entah itu bisa bertahan atau tidak. Milu sangat ingin mempertahankan hubungan itu. Perasaan sukanya pada Alta entah kenapa tiba-tiba mulai memudar.

Mungkin nanti Milu akan menilai benar ucapan Alta waktu bilang pada dirinya kalau dia itu berada di fase cinta monyet. Tapi, ada yang mengganjal di benak Milu. Yang mungkin menjadi sebab kenapa Milu mulai tidak merasakan apa-apa. Emosinya berkurang, ia tidak berselera untuk melakukan apapun.

"Oi!"

Merasa terpanggil, Milu menoleh ke sumber suara. Kedua sudut bibirnya menaik begitu melihat si pemanggil.

"Alfi."

"Nggak pulang?"

"Lagi nungguin Alta."

Alfi mengernyit, lagi-lagi Milu membahas Alta. Entah mengapa cowok itu kurang menyukainya.

"Kenapa lo ga pulang? Kan lo bukan OSIS."

"Gue baru aja dateng," jawab Alfi sambil cengengesan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Milu tertawa, "masa sih lo baru dateng sore-sore giniii," katanya.

"Ya gue lupa, soalnya ada latihan futsal dari tadi pagi, lagian kalo gue datangnya pagi gue ga tau mau ngapain, bosen."

Mata Milu seketika membulat begitu ucapan terakhir Alfi sangat-sangat mengena hatinya.

"Tuh kann, lo juga bosan. Gue tuh dipaksa Raya dan Jeje datang, eh tapi malah mereka yang ngilang kaya bunglon," kata Milu.

Alfi tersenyum begitu mendengar kesamaan bosan mereka. Cowok itu kemudian menarik lengan Milu, menuntunnya untuk berjalan mengikutinya.

AllureWhere stories live. Discover now