3. Woy, Gembel!

222 144 193
                                    

"Ngikutin kata hati itu, resiko

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.


"Ngikutin kata hati itu, resiko... "


••••

     "Cut!"

Alta mengecek kameranya setelah selesai merekam adegan untuk short movie competition yang akan diadakan bulan depan. Kemudian pandangannya teralih pada seseorang yang menjadi subjek dalam filmnya.

"Untuk minggu ini, kita cuma ngambil tiga scene dalam naskah , minggu depan kalo bisa full."

"Oke,  lo emang perhatian banget, Ta. Tau aja kalo pemeran utama kaya gue ini butuh istirahat." Maya berbicara dengan percaya diri seraya menyanggah sikutnya di bahu Alta.

"Bacot, ngehapal naskah aja lo butuh seminggu," kata Alta dan menepis sikut Maya, merasa berat. Mungkin karena Maya banyak dosa. Itu masih dibagian sikut padahal.

Maya mendengus angkuh, "Gue itu sibuk, banyak banget yang butuhin gue,  apalagi elo."

Alta menatap sinis Maya, "Oh gitu,  yaudah ganti aja peran lo sama yang lain."

"E buset, jangan dong."

"Emang siapa lagi coba yang cocok gantiin gue," kata Maya menantang.

"Shea, Kinan, Nada, atau mungkin anak baru itu?" Alis Alta menaut.

"Enak ajaa! Pokoknya gue! Gue yang main film!" bentak Maya bahkan hampir meneriaki Alta. Pipinya sudah merah karena taman belakang sekolah yang menjadi objek tempat syuting sangat panas sehingga membuat Maya juga memanas. Alta juga sudah seperti Matahari yang sedang di atas kepalanya, sangat terik, menyebalkan, dan panas.

"Sans."

Alta lalu meninggalkan Maya, sebenarnya dia sudah tertinggal oleh Robi, Aron, dan Gama–rekan satu bidang jurnalis yang sudah pergi duluan dari taman. Ya disebabkan oleh Maya, Alta harus membuang 300 detiknya yang berharga.

••••

"Jadi kita bakalan nganggur untuk seminggu ke depan neh?"

Alta mengangguk sambil mengaduk es jeruknya dengan pipet. Sebenarnya dia sudah memberi tahu Robi tadi, tapi Robinya aja yang budek, kalo dikasih tau langsung asal nyelonong pergi aja.

"Nganggur pala lo pitak, gue sibuk ngedit anjir, itu si Maya banyak banget menye-menya nya, ini lah itu lah anu lah..! " Celetuk Aron.

"Curhat dong mah." Robi menyahut seraya terkekeh. Bersyukur dirinya tidak diberikan tugas yang berat oleh Alta.

"Naskah mana naskah?" kali ini Alta yang berbicara.

AllureNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ