Part 1 [New Project started]

Beginne am Anfang
                                    

Arli tidak melihat ke arah Yuda dia memilih menatap dingin ke arah Shelly yang terlelap.

"Belum cukup," tegasnya.

Dahi Yuda berkerut bingung. Apa segitu tidak berperasaankah Big Boss-nya itu sampai semua yang dia lakukan tidak cukup memuaskan dendam dan sakit hatinya?

"Saya sudah membumi-hanguskan pabrik milik Cassandra Group di dalam maupun luar negeri, melenyapkan kekayaan keluarga mereka, membuat Ibu nona Shelly menjadi janda dan bekerja di bawah perintah Big Boss. Ayahnya Shelly kena serangan jantung itu karena saya lalu kemarin tiga hari yang lalu adik nona Shelly kecelakaan motor itu juga karena saya menyabotase motornya. Dia hampir meninggal. Apa itu tidak cukup membuat Big Boss puas?"

Wajah Arli masih tampak tidak peduli. "Apa tugasmu Yud?"

Bukannya menjawab pertanyaan Yuda, Arli malah balik bertanya seakan menyinggung kedudukan Yuda.

"Menjalankan semua perintah anda Big Boss," jawabnya.

Senyum miring Arli kembali tersungging, "Kalau kau sepintar itu jangan lagi bertanya yang bukan urusanmu."

Yuda tidak lagi membantah baginya perkataan Arli barusan sudah membuatnya mengerti hati Arli sudah mati, "Yes sir."

"Gimana sudah kau urus Martin?" tanya Arli lagi masih memandang Shelly tanpa melihat lawan bicaranya.

"Sesuai yang anda inginkan Big Boss," jawab Yuda tanpa ragu.

Tiba-tiba untuk pertama kalinya Arli tersenyum puas tapi tidak ke arah Yuda. Dia hanya menatap Shelly yang masih terlelap. Lalu berjalan ke arah gadis itu. Wajahnya tersenyum bahagia melihat Shelly.

Entah apa yang di rasakan Arli. Dia masih tersenyum memandang gadis itu dan karena tidak tahan tangan Arli terulur mengusap pipi chubby Shelly. Pipi yang sedari tadi basah karena air mata.

"Lily-ku," batin Arli menyebut namanya.

Mungkin karena reaksi hati dan pikirannya yang masih terluka. Shelly terisak menangis di dalam mimpi.

"Hiks...hiks..."

"Kau menangis lagi Lily-ku," Arli bergumam seraya menghapus air mata Shelly dengan telunjuk jarinya.

"Hiks... Martin..., hiks... Martin."

Seketika Arli menjauhkan tangannya dari pipi Shelly. Tangannya mengepal sangat kuat. Arli marah. Rahangnya mengeras dan matanya kembali bersinar bag devil.

"Di dalam mimpi-pun kau menangisi dia?" geram Arli marah.

"Big Boss."

Yuda berseru memanggil Arli. Bermaksud menenangkan Arli yang mungkin ingin mengamuk menghancurkan lagi salah satu orang yang masih tersisa di hidup gadis itu.

"Hiks... Martin...," Shelly masih menangisi Martin di dalam tidurnya.

Seruan Yuda tidak dihiraukan Arli dia kelihatan semakin marah hingga tubuhnya gemetar dengan tangan yang masih mengepal kuat.

"Big Boss saya lupa memberitahukan Big Boss ada nona Mika yang menunggu Big Boss di lantai tiga."

Sebenarnya alasan Yuda mengatakan itu dia hanya ingin mengalihkan pikiran tuannya dari hal terkutuk menyakiti Shelly.

Bagaimanapun juga Shelly sudah cukup menderita karena tuannya dan dirinya.

Seketika Arli membalikkan badannya menatap Yuda yang menunduk tidak ingin memandang mata Arli yang menusuk dalam.

"Jaga dia! Jangan biarkan dia keluar dari gedung ini!"

Wajah Yuda melihat bingung ke arah Arli yang menatapnya dingin.

"Maksud Big Boss?"

"Mulai hari ini Lily tahananku."

Yuda kaget. Untuk sedetik dia tidak mengerti maksud perkataan Arli. Tapi untuk detik kemudian Yuda tahu Arli ingin menyiksa Shelly lebih kejam lagi dari sebelumnya.

Yuda mengangguk mengerti, "Baik Big Boss."

Tanpa harus berkata lagi Arli meninggalkan ruang private room khusus untuknya di gedung kantor tersebut. Tapi sebelum langkah kakinya keluar dari pintu Arli kembali menoleh menatap Shelly karena sekali lagi gadis itu membuatnya marah.

"Hiks... Martin..," Shelly masih mengigau menyebut nama yang sama.

Dan Brak!!

Arli melampiaskan kemarahannya dengan menutup pintu dengan sangat keras.

Di sepanjang jalan menuju lift Arli terus saja memikirkan Shelly. Pikirannya tidak bisa hilang dari gadis itu. Gadis yang membuatnya tidak punya hati lagi. Gadis yang membuatnya hidup tanpa belas kasihan juga perasaan.

***

Turun ke lantai tiga Arli keluar dari lift membuka pintu dan mendapati Mika berjalan langsung memeluk pinggangnya manja.

"Kenapa lama sekali sayang aku capek nungguin kamu," Mika gadis yang cantik dengan wajah mulus juga tubuh yang sangat ramping bag model. Dia sexy. Menggoda. Dan Arli suka.

Tangan Mika bermain-main mengelus jas Arli lalu berpindah ingin melepaskan dasi Arli.

"Aku ada meeting Mika," Arli menarik Mika semakin merapat ke padanya lalu sebelah tangan Arli mencari resleting di belakang punggung gadis itu. Dia menurunkan resleting itu hingga menampakkan punggungnya yang sempurna.

Gadis itu tidak menolak apalagi marah dengan semua yang di lakukan tangan jail Arli. Lalu dengan mudahnya Arli menurunkan gaun sexy Mika jatuh ke lantai.

"Aahh...sssst...," Mika mendesah karena tangan Arli yang mulai menakup ke dua buah dadanya dan bibir Arli menyapu leher mulus Mika. "Meeting apa honey?"

Tanpa melepaskan ciumannya di leher Mika Arli menjawab, "Project."

"Project baru," Mika sedikit menjauhi lehernya dari hisapan bibir Arli dia penasaran.

"Of course," tatap Arli penuh senyuman. "New project."

Dan dalam hati Arli membatin bangga, "Project baru untuk Lily-ku. "

Tbc

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Tbc.,

Watak Arli di sini tanpa ampun kejam ya...

Sedangkan Shelly dia angkuh tapi sayang keluarga...

Project Big Boss / PBB [END]✅Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt