Bertahan

294 33 6
                                    

Aloona POV

Aku terus berlari, menuruni tangga melingkar yang seolah tak ada habisnya. Langkah kakiku menggema ke penjuru menara yang menjadi akses untuk naik ke atap. Kemudian, setelah sampai dipintu keluar menara, aku mempercepat langkahku walaupun setiap detiknya terasa semakin menyakitkan.

Ballroom indah yang kulewati terasa begitu kosong dan hampa. Bahkan, hantu hantu yang waktu itu bercengkrama ria ditempat ini menghilang begitu saja. Tapi, tak kupedulikan semua hal yang ada disekitar.

Pikiranku saat ini hanya terfokus pada Suga. Hanya pada Suga.

Saat melewati lorong lantai satu, aku bisa melihat keluar jendela, para Diavol itu berlarian mendekati kastil dengan V dihadapan mereka, melewan mereka sekaligus tanpa mundur sedikitpun.

"Ayo Aloona! V sedang berusaha diluar sana! Maka kau harus berusaha!"

Kutepis semua pertanyaan diotakku mengenai Jungkook. Walaupun hatiku ingin sekali mengetahui apa yang terjadi padanya saat ini.

Sesampainya dipintu masuk ruang bawah tanah, aku langsung berteriak memanggil Zalara.

"Zalara?! Dimana kau?!"

"Zalara?!" Tapi nihil, tak ada yang menyahut. Mungkin Zalara takut seperti hantu hantu lainnya dan kabur ke suatu tempat.

Terpaksa aku memasuki ruang bawah tanah sendirian, berusaha mengingat ingat jalan apakah yang harus kuambil karena lorong bawah tanah ini seperti labirin.

Butuh waktu lebih lama untukku sampai dihadapan pintu ruangan Georgino Brouverd karena memoriku yang mudah lupa. Sesampainya disana, aku membuka pintu dan menghela napas lega, melihat Suga yang masih terbaring tenang diatas kasur jerami.

"Suga..." aku melirih didekat wajahnya. "Suga, bangunlah..." kugoyangkan bahunya, pelan.

Aku bisa merasakan hembusan napas dari hidung Suga, tapi dia tak kunjung terbangun. Kurasa, dia terlalu lelah.

Akhirnya, aku menarik Suga untuk bangkit, lalu melingkarkan tangan kanannya dileherku. Pelan pelan aku menyeret Suga untuk berjalan keluar ruangan, menuju ke ruang singgasana.

Sejujurnya, aku yakin sekali lima menit bukanlah waktu yang cukup untuk kami keluar, tapi setidaknya, aku harus berusaha, aku harus bertahan demi Suga.

"Aku berjanji akan membawamu pulang, Suga."

Keadaan dalam kastil masih tenang seperti sebelumnya. Kurasa, V bertarung habis habisan diluar sana hingga tak seorang vampire pun masuk.

Menaiki tangga sambil menyeret tubuh berat Suga adalah hal tersulit yang pernah kulakukan. Butuh waktu lama untukku sampai diujung tangga dengan napas ngos ngosan dan kaki lemas.

Mau tak mau, aku harus duduk sejenak. Setidaknya, aku butuh tenaga untuk kembali menaiki tangga. Ruang singgasana ada dilantai enam dan ini masih lantai dua.

Ragaku terasa begitu lelah. Mungkin, karena sejak berjam jam lalu aku mengalami banyak hal yang begitu berat. Aku yakin sekali kami tak akan berhasil mencapai ruang singgasana jika Suga tidak bangun.

"Suga! Suga, bangunlah!" Aku kembali membangunkan Suga. Tapi, dia tak kunjung membuka mata.

Tak ingin berputus asa, aku pun kembali bangkit sambil menggandeng Suga.

Beberapa kali aku meringis, menahan rasa sakit disekujur tubuhku. Kastil ini terlalu kosong, aku tak bisa meminta bantuan siapapun. Entah hantu hantu itu pergi kemana. Padahal, aku berharap mereka ada dan menolongku.

"Ah! Kenapa disaat seperti ini aku tidak dihantui? Sial!" Batinku.

Tiba tiba, aku terjatuh ke atas lantai. Kakiku tak mampu bergerak lagi. Sepertinya, pergelangan kaki kiriku bengkak karena terlalu kelelahan. Ditambah, luka dikedua pahaku yang terlihat memerah.

Vampire Prince [BTS FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang