Janji

438 47 3
                                    

Gadis itu menatapku dari jendela kelasnya yang terletak dilantai dua. Kutatap wajahnya yang tengah tersenyum iblis. Diam diam, aku meremas ujung kaus olahragaku dengan perasaan takut.

Kemudian, gadis itu, Briana, menulis sesuatu dikaca jendela dengan spidol.

"I'm watching"

Satu kalimat sederhana itu mampu membuat jantungku hampir copot.

Briana mengangkat kedua alisnya beberapa kali, lalu menghapus tulisannya.

"Aloona! Ini giliranmu!"

Aku mengalihkan pandanganku saat Taehyung memanggil. Dia memberikanku skipping yang baru saja ia pakai.

Tak ingin berlama lama dalam melaksanakan tes olahraga, aku langsung berdiri dihadapan Mr. George dan melompat sebisaku.

Setelah 3 menit, aku langsung berjalan kepinggir lapangan dimana Taehyung duduk dengan beberapa gadis yang menggerubunginya.

"Tae! Ayo antar aku ke kantin. Aku haus" kataku.

"Oke"

Taehyung pamit pada gadis gadis itu. Dia kemudian menggandeng tanganku dan menuntunku untuk berjalan.

Dapat kulihat tatapan benci dari gadis gadis itu yang ditujukan padaku. Dengan berani, aku membalas tatapan mereka dengan sinis.

"Taehyung"

"Kenapa?"

"Aku gugup. Aku merasa tak siap untuk berjalan bersama Jungkook lagi"

"Kau takut?" Taehyung menoleh padaku.

"Hmm...." aku menunduk.

Taehyung membuka kulkas dan mengambilkanku sebotol minuman. "Berapa kali harus kukatakan? Jangan takut-"

"Taehyung benar" Jungkook secara tiba tiba berdiri dibelakang kami. Dia memotong ucapan Taehyung. "Kau tidak boleh takut. Mengerti?"

"Mudah bagi kalian berdua untuk mengatakannya" ucapku, lemas, sambil berusaha membuka tutup botol.

"Memang mudah dikatakan, tapi juga, mudah dilaksanakan" balas Jungkook. Dia tersenyum manis pada Taehyung.

"Ah! Sepertinya, aku akan pergi ke toilet" Taehyung buru buru berbalik badan, lalu pergi meninggalkan kami.

"Jungkoooookkk! Kau tak mengerti...." rengekku setelah kepergian Taehyung. "Aku trauma! Setelah kepulangan Briana, rasa yang ada dihatiku hanyalah rasa takut!"

"Aloona! Kau itu berlebihan! Briana hanya mengancammu, okey? Dia tak akan pernah berani menyakitimu. Lagipula, ada aku, Aloona. Kau tidak percaya kalau aku akan selalu ada disampingmu dan menjagamu?" Jungkook memegang kedua pundakku. Matanya menatap mataku, dalam.

Aku tertunduk lemas. Kutatap botol minuman yang saat ini sedang aku remas.

"Aku benci diriku.....penakut!" Batinku.

"Mari kita saling buat janji" Jungkook melepas tangannya dari pundakku, lalu menyodorkan kelingkingnya.

Kutatap kelingking itu sambil menunggu Jungkook melanjutkan ucapannya.

"Aku berjanji.....akan selalu melindungi Aloona dan tidak membiarkan rasa sakit datang padanya bahkan jika rasa sakit itu hanya setitik" dia tersenyum.

Aku ingat, itu adalah janji yang selalu diucapkan Jungkook sejak dulu. Tapi, belakangan ini, dia sudah jarang mengucapkan janji itu hingga aku melupakannya.

Sekarang, janji itu terdengar lagi. Dan dengan senang, aku tersenyum, rasa percaya akan perkataan Jungkook timbul dihatiku.

Aku terkekeh sambil mengaitkan kelingkingku pada kelingkingnya.

Vampire Prince [BTS FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang