Teman

338 45 4
                                    

"Aloona! Apa kau mendengarku?!" Tanya Suga sambil menggoyangkan bahuku.

Aku mengangguk pelan dengan mata yang hampir tertutup.

"Sial!" Umpatnya.

Tiba tiba, aku merasakan tali yang mengikatku mengendur hingga akhirnya terlepas. Seakan tak memiliki topangan, aku terjatuh kepelukan Suga. Dia menahan tubuhku dengan hati hati.

Aku bisa merasakan debaran jantung Suga yang begitu cepat, menandakan bahwa dirinya khawatir.

Suga mendudukkanku dikursi taman. Dia memakaikanku sweaternya yang berukuran besar dan basah.

"Suga..." aku melirih lagi.

"Ya, tenanglah, aku disini" katanya, lembut. "Aku tak ingin orang lain melihat tubuhmu"

Kemudian, Suga berjalan kearah kolam dan menceburkan dirinya kesana. Dia mengambil tasku, setelahnya kembali kedekatku.

Suga memakai tasku, lalu dengan mudah membopong tubuhku yang terasa begitu lemas.

Aku yang tak mampu berbuat apa apa hanya bisa pasrah saat Suga membawaku dan memasukkan ku kedalam mobilnya. Perlahan lahan, dia menempatkan tubuhku disamping kursi pengemudi.

Setelah merasa bahwa diriku aman, mataku tertutup rapat rapat.

.

.

.

Aku membuka mataku perlahan lahan. Aku meringis pelan saat merasakan sakit dibeberapa bagian tubuh dan pening dikepalaku.

Sadar bahwa aku tak sanggup untuk duduk, aku kembali membaringkan tubuhku.

Aroma ruangan yang begitu familiar membuatku berpikir dimanakah diriku sekarang. Saat mataku terbuka sempurna, aku mendapati diriku ada dikamar seseorang.

Pakaianku telah berganti. Kini, aku mengenakan kaus besar berwarna hitam dan celana bahan sepaha. Entah siapa yang menggantikan bajuku.

Ceklek!

Seorang laki laki memasuki ruangan dengan makanan dan minuman ditangannya.

Dia adalah Min Yoon Gi.

Otakku secara otomatis memutar kejadian yang terjadi padaku sebelum aku pingsan.

Ya, Briana membullyku kemudian Suga menolongku.

Suga duduk ditepi kasur. Dia menyimpan bubur yang ia bawa dan teh hangat diatas nakas, lalu menatapku dengan ekspresi yang sulit kutebak.

"Kau sudah sadar..." ucapnya, serak.

Aku mengangguk pelan. Aku ingat kalau saat ini kami masih bermusuhan. Jadi, aku membuang muka kearah lain, tak ingin menatap Suga. Yah, walaupun dia telah menolongku.

Suga menghela napas. "Aku......minta...maaf" katanya, penuh penyesalan.

Refleks, aku menoleh kearahnya. Kutatap wajah Suga yang menunduk. Jujur, aku tak menyangka dia akan mengatakan kata itu. Kukira, dia hanya akan menolongku, memberiku makan, lalu mengusirku seperti yang saat itu ia lakukan.

"Saat aku mengatakan kalau kau adalah bahan bullyku, aku sadar bahwa kata itu tidak pantas untukmu. Maafkan aku, Aloona, aku tak bersungguh sungguh. Bagaimanapun juga, kau adalah temanku. Maaf aku terlalu malu untuk mengatakan semua ini..."

Aku diam, menunggu Suga melanjutkan ucapannya.

"Sebenarnya, aku merindukanmu...."

Mendengar itu, air mataku mengalir. Aku tak bisa menahan rasa haru yang membuncah dihatiku. Dirindukan oleh orang lain selain Jungkook adalah hal yang jarang sekali kudapatkan.

Vampire Prince [BTS FANFICTION]Where stories live. Discover now