V Beside Me

331 37 3
                                    

"Kemana saja kau?"

Pertanyaan itu menyambutku saat aku tiba didalam apartemen. Kulangkahkan kakiku menuju laki laki berkulit putih yang kini kembali fokus menatap televisi dihadapannya.

Perlahan, kududukkan diriku disamping Suga. Dia menoleh. Alisnya saling bertautan ketika melihat wajahku yang sangat kacau.

"Apa yang terjadi?" Tanyanya, dia memencet tombol off pada remote TV.

"Suga, apa kau ingin berjanji satu hal padaku?" Kataku. Kurasa, menjawab pertanyaan Suga hanya akan membuang waktu.

Suga nampak kebingungan, namun detik berikutnya dia mengangguk.

"Berjanjilah....untuk selalu menjaga dirimu baik baik. Kau adalah bagian dari kehidupanku. Aku menyayangimu, Suga....." aku tertunduk. Bahuku bergetar karena tangisku tiba tiba pecah. "A-aku mohon, jaga dirimu baik baik" lirihku.

"Hey..." Suga mengangkat daguku, membuatku kembali mendongak dan menatap wajahnya yang terlihat sangat lembut dan hangat. "Tanpa kau bicara pun, aku tahu kau memang menyayangiku"

Ucapan percaya dirinya itu sukses membuatku terkekeh ditengah tangisku. Kupeluk dirinya sekuat mungkin, tak ingin melepaskannya jika bisa.

"Hiks! Kau menyebalkan!" Kataku sambil memukul bahunya.

"Aw! Hahahahaha! Sebenarnya, apa yang terjadi, Silver?"

Aku terdiam. Pikiranku kembali menggelap. Lalu, aku menjawab; "tidak ada. Aku akan membuat teh untuk kita"

"Buatlah! Setelah itu ceritakan padaku apa yang terjadi" Ucap Suga setelah kami melepas pelukan kami. Wajar jika dia sadar bahwa aku berbohong.

Aku berjalan kearah dapur untuk membuat teh sesuai rencanaku. Dengan berat hati, aku memasukkan obat bius kedalam cangkir teh Suga. Kuaduk obat itu hingga tercampur dengan teh hangat yang kubuat. Setelah selesai, aku menyuguhkan teh tersebut pada Suga.

"Ini"

"Kau tidak memasukkan racun ke tehku, bukan?" Tanyanya, bercanda.

Aku memutar bola mata. "Tidak, bodoh!"

Ada rasa bersalah sekaligus lega saat Suga menyesap tehnya. Dia meneguk teh itu seakan akan itu adalah teh biasa.

"Tehnya aneh" kata Suga.

"Sejak kapan kau mau memuji buatanku?" Ketusku.

Suga terkekeh. Namun tiba tiba dia menggelengkan kepalanya. "Silver, aku pusing...." katanya, berat. Suga mencengkram bahuku sebagai topangan tubuhnya.

Aku hanya diam, memperhatikan dirinya yang mulai lemas, hingga tubuhnya jatuh kepangkuanku.

"Suga, maafkan aku" bisikku.

Hati hati, aku membaringkan tubuh Suga, kemudian menyelimutinya dengan selimut yang ada dikamarku.

Setelah merasa urusanku pada Suga selesai, aku berjalan kearah meja berlajar untuk menulis sesuatu didiaryku.

"Dear Diary....

Ini adalah yang terakhir dariku. Ini keputusanku. Jika tujuan utama Prince adalah kematianku, maka lebih baik hal itu terjadi lebih cepat.

Aku tak takut dengan kematian, aku hanya takut orang yang kusayangi tersakiti.

Untuk Suga; jangan rindukan aku.

-Aloona Silver (2001-2019)

Setelah menulis diary singkat itu, aku keluar dari dalam apartemenku menuju rooftop gedung ini.

Vampire Prince [BTS FANFICTION]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora