Logic

354 42 1
                                    

"ALOONA!"

Pekikkan itu sukses membuatku terbangun dari tidurku. Belum sempat aku memperjelas pengelihatanku, seseorang tiba tiba menindih tubuhku dan menyembunyikan wajahnya dileherku.

"Aaaaarrghh! Jungkook! Kau berat!" Ucapku, lemas tetapi keras.

"Aku sedang bahagiaaaaaa!" Katanya, berteriak kupingku.

"Berisiiiikkk!" Pekikku. "Jungkook! Aku masih mengantuk!"

Cup!

Mataku langsung terbuka lebar saat merasakan benda kenyal mendarat dipipi kananku. Kutatap Jungkook dengan ekspresi kaget.

"Kau menciumku?" Tanyaku.

Jungkook mengangguk senang.

Pipiku langsung memanas. Wajahku juga pasti memerah. Aku sangat syok dengan ciuman tiba tiba Jungkook.

"Aloona! Aku sangat bahagia hingga ingin menciumimu!" Katanya, senang.

"Tidak!" Cepat cepat aku bangkit dan menjauhkan tubuhku dari Jungkook.

Jungkook terkekeh sambil mendudukkan dirinya ditepi kasur. "Ayolah, Aloona! Aku ingin membagi kebahagiaanku!" Dia merengek dengan wajah imut.

"Tidak! Kau gila? Kita masih dibawah umur!" Cegahku.

"Aaaaa! Ayolaahh!"

Aku berlari sambil memekik kecil saat Jungkook hendak mengejarku. Dia berlari sambil memanyunkan bibirnya.

"Jungkook! Stop! Aaaaa!" Ucapku sambil berlari.

Dia berhasil meraih baju tidurku dan menarikku kepelukannya.

"Hiaaatt!" Jungkook menggendongku dan melempar tubuhku keatas kasur. Dia langsung menggelitiki perut dan leherku.

"AHAHAHAHAHAH! JUNGKOOK! STOP! HAHAHAHAHA! GELIII!" Teriakku. Tak bisa kutahan lagi air mata yang hendak keluar karena tertawa.

"Aloona!!! Aku sangat bahagiaaaa!!!" Katanya sambil terus menggelitikku.

"Iyahahaha! Ceritalah! Hentikan!"

Alhasil, Jungkook berhenti dari kegiatannya. Dia duduk dilantai dengan senyum lebar yang sedari tadi tidak pudar dari wajahnya. Aku pun turut duduk dilantai sambil mengikat rambutku.

"Jadi, apa?" Aku memulai pembicaraan.

"Tadi, dikantor pemerintah, aku melakukan tugasku dengan baik hingga walikelasku memujiku"

"Lalu?"

"Lalu, salah satu karyawan dikantor itu juga memberikan pujian bagus atas pekerjaanku"

"Lalu?"

"Lalu, aku ditawarkan untuk bekerja dikantor pemerintah setelah lulus nanti! Aaarrghh! Aku sangat bahagia hingga tak bisa menahan diri untuk menemuimu selarut ini!" Katanya, kemudian maju untuk memelukku.

"Uhuk! Uhuk! J-Jungkook! Aku kehabisan na-napas!"

"Ah!" Jungkook melepas pelukannya. "Maaf, maaf! Hehehehe" dia terkekeh.

Aku ikut tertawa kecil. "Aku turut senang mendengar kabar itu. Aku tahu kau memanglah orang yang memiliki peluang besar didunia pekerjaan"

"Terimakasih, Aloona! Ngomong ngomong, bagaimana sekolahmu tadi? Briana tidak macam macam denganmu, kan?"

Pertanyaan itu sukses membuatku membisu. Jujur, aku ingin sekali bercerita pada Jungkook mengenai semua hal yang terjadi padaku disekolah siang tadi. Tentang Briana, Suga, dan Adelide yang memberikan informasi aneh.

Vampire Prince [BTS FANFICTION]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum