30. Tembakan yang tertolak

3.5K 196 6
                                    

Malam ini, bulan bersinar dengan terang. Seterang dan seceria sepasang remaja yang sedang menikmati angin malam. Mereka adalah Karin dan Alfa.

Keduanya tampak sangat bahagia. Mereka sedang berjalan menuju pasar malam yang kebetulan ada di dekat rumah Alfa.

Seminggu sudah berlalu, Karin sudah bisa pulang dari rumah sakit, selama seminggu itu pula, Karin mulai menjadi kepribadian yang berbeda. Ia lebih menikmati hidupnya, lebih terbuka, sekarang Karin sudah memiliki banyak teman di sekolah mereka. Tak ada lagi Karin si wanita aneh, wanita misterius, atau apalah itu.

Sampai di depan pintu masuk pasar malam, tanpa sadar, Karin mengucapkan 'wow' dengan mulut yang terbuka dan mata yang metap kagum tempat itu.

"suka?" Karin mengangguk antusias.

"Cari makan yok, di sana ada mie ramen," ajak Alfa yang langsung disetujui oleh Karin.

"Bang, beli dua ya!" ucap Karin pada pedagang ramen yang Alfa ketahui bernama Mamad.

"Jangan lama-lama bang, gue laper," tambah Alfa

Sekitar sepuluh menit, ramen yang dipesannya telah siap, melihat itu, mata Karin langsung berbinar. Dengan cepat, Karin langsung menyantapnya. Cara makannya sungguh aneh, Karin makan seperti orang yang tak makan tiga hari! Benar-benar berbeda dari karin yang dulu. Melihat itu, Alfa tekekeh pelan.

"Gue tunggu kok, Rin. Lo gak harus makan cepet-cepet kayak gitu," ucapnya terkekeh geli

"Enak benget sumpah, Al!" ucap Karin masih dengan mulut yang penuh dengan ramennya.

Melihat itu, Alfa meringis pelan, setahunya mie ramen itu sagat pedas, bahkan ia sendiri yang penyuka pedas saja sampai kepedasan.

"Gak pedas?" Tanya Alfa.

Karin tertawa, kemudian menggeleng sambil membersihkan mulutnya dengan tisu. "Engga, aku suka pedas. Aku udah habis, kamu baru makan setengah?" Kari menatap Alfa tak percaya. Lalu berucap dengan nada mengejek. "Katanya suka ramen!"

"Suka kok! Kamu aja yang makannya terlalu cepet!" ucap Alfa sedikit salah tingkah.

"Kamu yang terlalu lama!" bantah Karin ngotot, walau sebenarnya memang ia yang terlalu cepat memakan makanan pedas itu.. Ya, ia menyadari itu.

Merasa malas berdebat, Alfa lantas melepaskan mangkok yang tadinya ia pegang. "Ayo, gue udah seesai."

"itu masih banyak." Karin menatap mangkuk itu dengan bingung.

"Kenyang."

"Delapan belas menit yang lalu, ada seorang cowok berjambul yang bilang kalo dia laper dan dia suka mie ramen. Kok sekarang udah kenyang sih? Padahal baru makan setengah." Ucap Karin jahil. Ia memang berniat untuk menjahili Alfa. Karin suka dengan raut wajah Alfa yang malu bercampur kesal. Alfa terlihat sangat menggemaskan!

"Ayo, Rin, kita pulang!" ucap Alfa tanpa mengiraukan tatapan jahil Karin yang ditujukan padanya.

Karin terbelalak, harapannya hancur seketika. "Ih, kok pulang sih? Kamu gak mau dapetin boneka buat aku apa?"

Alfa tersenyum. Ini kesempatannya untuk menjahili bali Karin. "Kamu pengan boneka itu?"

Karin mengangguk antusias.

"Kenapa?" pancing Alfa

"Kalo di novel tuh, si cowok harus ngasi boneka ke pacarnya kalo lagi jalan berdua kayak gini. So, aku mau itu!"

"Berarti aku harus ngasi boneka ke pacar aku?" Tanya Alfa, kali ini ia mengubah bahasa Gue-kamu nya menjadi Aku-kamu.

"Ya."

Karin(COMPLETED)Where stories live. Discover now