26. Bertemu Senja

3K 198 4
                                    

"SENJA!" Teriakkan Alfa menggelegar di ruangan kosong itu. Rahang lelaki itu mengeras, urat lehernya tampak dengan nyata dengan sorot mata tajam menatap perempuan pakaian serba hitam itu.

Teriakan Alfa berhasil membuat Senja aka Erisa menghentikan tindakannya lalu berbalik ke arah pintu. Di depan pintu sana, orang yang ia cintai sejak kecil tengah berdiri dengan amarah yang tampak dengan jelas.

Melihat hal itu, Erisa merasa sedikit takut, bagaiman tidak, orang yang ia cintai tengah menatapnya nyalang. Dengan cepat, Erisa menyingkirkan rasa takutnya demi dendamnya yang belum selesai.

"APA YANG LO LAKUIN?" teriak Alfa dengan amarah yang sudah memuncak. Alfa merasa sangat marah ketika melihat kondisi Karin yang sangat menggenaskan sekarang.

Prok prok prok...

"Lo cukup berani juga ya Dateng ke sini." ucap Erisa sambil bertepuk tangan dan senyum yang menantang.

"Buat apa gue takut sama lo?" ucap Alfa.

"Mending Lo pergi aja, gue belum selesai main sama bulan!"

"Gak akan." ucap Alfa yang dilanjutkan dengan aksi tatap menatap dengan Senja-Erisa- namun dengan tatapan yang berbeda, Alfa menatap dengan dingin, sedangkan Erisa menatap Alfa seperti ada rindu yang tersirat di dalam tatapan itu.

Alfa dan Erisa masih meneruskan tatapannya, sementara itu, Mima segera menghampiri Andre. Mima tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang. Jika Andre sebagai Senja KW, berarti yang menjadi senja itu siapa? Apakah Erisa? Pertanyaan itu terus berputar di kepalanya.

"Senja itu Erisa?" tanyanya to the point.

Andre menatap Mima dengan sendu, lalu mengangguk lemah, "ya."

"Dan Lo gak ngasi tau kita sebelumnya? Kita capek loh nyari Karin, gue sahabatnya, gue khawatir! Sumpah lo tega banget!" ujar Mima kecewa

"Maafin gue, Mim."

Mima hanya menggeleng beberapa kali dan pergi ke tempat Karin untuk melepaskan ikatannya.

"Lo gak papa?" Karin hanya menggeleng lemah. Kondisinya sangat lemah sekarang.

Andre mematung di tempat, ia tak tahu mau melakukan apa, sedangkan Mima membantu Karin untuk keluar dari tempat itu. Alfa sedang berusaha membuka masker Erisa. Perempuan itu tak tinggal diam, ia menendang kaki Alfa hingga menyebabkan Alfa terjatuh ke belakang.

"Lemah." desis Erisa

Mendengar desisan Erisa, emosi Alfa kembali naik, dirinya marah, kesal dengan Erisa yang mengatainya lemah. Dengan cepat, Alfa berdiri kembali dan memelintir tangan Erisa, kemudian tanpa sempat mengelak , masker hitam yang menutupi wajah Risa dibukanya dengan kasar.

"Erisa?"

"Ya, gue. Ini gue. Kenapa? Kaget? Haha..."

"Gimana bisa?" lirih Alfa.

"Bisalah. Gue dendam sama Karin, karena dia adalah penyebab kematian kakak gue! Dan elo!" ucapnya lalu melepaskan tangannya dari Alfa. "Lo lupa sama gue? Gue Caca! Tetangga Lo yang Lo bantu belajar naik sepeda! Lo lupa. Haha..." Sambungnya.

"Lo Caca?" Alfa ingat, Caca adalah tetangganya waktu ia masih kecil dan merupakan cinta pertama Alfa. Cinta pertama yang dengan bodohnya ia berjanji pada Caca untuk menikahinya suatu hari nanti. Sangat bodoh.

"Iya, gue Caca. Cinta monyet pertama Lo. Dan dengan mudahnya, Lo lupain gue!"

"Maafin gue," lirih Alfa. "Gue benar-benar lupa sama Lo. Gue... Gue gak bermaksud lupain Lo, tapi itu kan cuma janji anak kecil yang bahkan belum tau apa arti nikah sebelumnya."

"Brengsek!" desis Erisa. Dari mata perempuan itu, terlihat sorot kekecewaan di dalamnya.

"Maaf-" ucapan Alfa terpotong oleh teriakan Mima.

"ALFA, KARIN PINGSAN!"

****

TBC!

ada yg blg gw jrg up, maaf ya:v

Sbg tanda maaf, aku bakal double up hari ini.

Tq buat kalian yg udah baca cerita ini❤️

I love you 3000 guys❤️😂💯

Karin(COMPLETED)Where stories live. Discover now