25. Senja!

3.1K 196 12
                                    

****

Alfa, pria itu tengah menyerit heran melihat pesan yang baru saja masuk di handphonenya. Pesan itu dari Senja, gadis misterius yang mengaku telah menculik Karin.

'Karin ada di sebuah rumah kosong yang terletak di hutan x '

Itulah pesan yang dikirim Senja padanya. Apakah ini benar? Atau hanya untuk menjebak Alfa saja? Alfa ingin pergi ke tempat itu, tapi ia takut itu hanyalah jebakan untuknya.

Setelah berpikir dengan waktu yang cepat, ia segera mengetikkan balasan kepada Senja.

Lo mau nipu gue?

Diketiknya dan di pencetnya tombol 'send' pada handphone-nya. Tak berapa lama, terdengar suara lagi dari handphone Alfa. Kali ini bukan SMS, tapi telpon.

Halo?

Jemput Karin di hutan x, di dalem rumah kosong. Semoga Lo berhasil. Ini gue, orang yang bantuin senja nyulik Karin, gue gak mau Senja melakukan tindakan kriminal, makanya gue ngasi tau Lo. Good luck, bro!

Alfa sempat tertegun, lalu segera menyadarkan dirinya sendiri.

Serius Lo? Lo gak lagi boongun gue kan?

Tut Tut ...

Telepon segera dimatikan secara sepihak oleh lelaki yang Alfa juluki sebagai, Senja KW!

Lantas, Alfa segera mengambil jaketnya dan kunci mobilnya, lalu segera pergi ke rumah Mima. Lumayanlah, tenaga gadis itu bisa dimanfaatkan juga, pikirnya.

Mobil yang Alfa kendarai melaju dengan cepat, hingga sampailah dia di rumah bertingkat milik Mima. Dibunyikannya klakson beberapa kali, rumah iti besar, tapi tak ada satpam yang menjaganya. Merasa tak ada yang membukakan pagar, ia terus memencet klaksonnya, hingga cewek berambut lurus keluar dari pintu rumah itu. Cewek itu tampak kesal dengan Alfa. Lalu ia meneriakinya.

"Woi! Ribut banget sih?!" Ucap Mima berteriak kesal dengan orang yang terus-menerus mengkalksoni rumahnya.

Alfa membuka kaca mobilnya, lalu mengeluarkan kepalanya saja. "Woi, Mim! Buka pagernya, cepetan." Suruhnya.

Dengan malas dan ogah-ogahan, Mima pun membuka pagar rumahnya dan langsung mengeluarkan Omelan mautnya.

"Apaan sih Lo? Main ribut-ribut aja di depan rumah orang! Tetangga gue terganggu entar! Terus entar mereka malah mara-" Alfa langsung memotong ucapan Mima dan langsung memasukkan mobilnya lalu, keluar dengan raut muka cemasnya.

"Ngomelnya entar aja ya? Mending sekarang Lo ganti baju, kita nyelamatin Karin, gue tau tempatnya!" Ucapnya cepat dan tersirat nada khawatir.

"Hah?" Mima bingung, mungkin ia masih belum mengerti dengan ucapan Alfa yang tergolong sangat cepat itu.

"Cepetan!" Alfa mendorong Mima menuju pintu rumah wanita itu.

Di waktu yang sama namun berbeda tempat, Erisa, Sang Senja tengah memarahi Andre. Ya, yang menelpon Alfa tadi adalah Andre, bukan Erisa.

Erisa merasa kecewa dengan perbuatan Abang angkatnya itu, ia marah dan membentak-bentak Andre, ia merasa pembalasan dendamnya takkan bisa berjalan lancar, jika Alfa telah menemukan Karin.

Dengan cepat, karena tak mau membuang-buang waktu, Erisa segera mengambil jaket hitam, dan masker hitamnya, tak lupa ia memakai topinya dan segera mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Sementara itu, Andre yang melihat adik angkatnya pergi pun segera beranjak pula dan mengendarai motor ninjanya untuk mengejar Erisa.

Ia berusaha mendahului Erisa untuk mencegat gadis itu agar tak pergi ke sana, namun Erisa yang memang pemberani itu, malah menghalangi jalan Andre hingga menyebabkan Andre berkali-kali hampir terjatuh.

"Ris! Berhenti, Ris!" teriak Andre sambil terus mengendarai sepeda motornya.

"Apaan sih lo!" balas Erisa di dalam mobilnya. Lalu, dia kembali memacu mobilnya dengan kecepatan lebih tinggi, membuat Andre cukup terkejut melihat tingkah Erisa yang menurutnya sudah keterlaluan.

Andre pun menaikkan kecepatan motornya. Kali ini ia lebih cepat dan cekatan dalam menyalip mobil Erisa. Namun, sangat disayangkan, Erisa berhasil sampai ke rumah kosong itu lebih cepat.

Sementara di dalam rumah kosong, Karin masih terikat dengan keadaan fisik yang sangat lemah. Rambutnya berantakan, pipi putihnya membiru, dan tangan yang terikat ke belakang.

Erisa masuk ke ruangan itu dengan pakaian serba hitamnya, sementara Andre menyusul di belakangnya.

Andre menangkap tangan Erisa, "Risa! Sadar dong! Ini tuh tindakan kriminal! Lo bisa masuk penjara!"

"Gue gak peduli!" ucap Erisa dingin dan penuh penekanan. "Lo tau kan? Gue menderita gara-gara dia, Ndre! Gue gak punya keluarga lagi itu gara-gara Karin!" sambungnya sambil berteriak.

"Iya! Gue tau! Tapi gak kayak gini caranya! Lo udah keterlaluan!" ucap Andre penuh penekanan dengan tangan yang mencengkram erat lengan Erisa.

Merasakan respon Andre yang cukup menyakiti tangannya, Erisa tak tinggal diam. Perempuan itu memberontak untuk melepaskan tangannya dari cengkraman kakak angkatnya. Bukannya terlepas, yang didapat olehnya malah cengkraman yang lebih kuat daripada sebelumnya.

"Aw... Sakit, Ndre!" desis Erisa menahan sakit.

"Udah cukup, Ris! Lebih baik sekarang Lo minta maaf ke Karin!" ujar Andre. "Selesaikan semuanya sekarang." lanjutnya lalu melepaskan tangan Erisa yang memerah.

"Gak akan!"

Setelah mengatakan itu, Erisa berlari menghampiri Karin dengan wajah yang memerah menahan amarahnya dari balik masker hitamnya.

Sampai di hadapan Karin, dia menjambak rambut panjang itu. Menjambak dengan penuh kekuatan, seakan melampiaskan semua rasa kesalnya pada Karin. Tak lama, Andre datang dengan wajah khawatir melihat Karin yang menahan sakit, sementara Erisa yang seperti orang kesetanan.

Di luar gedung, Alfa dan Mima segera memasuki rumah kosong itu. Tak heran jika mereka tahu, karena ternyata rumah kosong itu cukup menarik perhatian mereka karena ada dua kendaraan di halaman depannya.

Alfa mendengar suara ribut, ia mempercepat langkahnya dengan berlari, begitu juga dengan Mima.

"SENJA!" Teriakkan Alfa menggelegar di ruangan kosong itu.

"SENJA!" Teriakkan Alfa menggelegar di ruangan kosong itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Karin(COMPLETED)Where stories live. Discover now