18. part tanpa judul🍎

3.4K 254 9
                                    

Pada akhirnya,
Cinta cuma buat dua hal.
Menggapai atau melepaskan.
Dan kali ini, saya akan menggapai dia.
-Alfainaz yahza pratama

🍎🍎🍎

"Dimana?"

"Danau." Ucapnya datar.

Reno yang melihat hal itupun cukup khawatir dan penasaran melihat cara penyampaian Mima yang berbeda saat mengucapkan kata 'danau'. Rasa penasarannya semakin memuncak kala Mima melarang mereka pergi ke sana.

"Gue mohon kalian jangan pergi ke sana. Plis, ikutin kata-kata gue." Ucap Mima serius.

"Lah kenapa? Bukannya itu petunjuk buat kita biar bisa dapetin Karin lagi?"

"Ikutin kata-kata gue aja, Ren. Jangan membantah! Gue gak mau ke sana, plis!"

"Kalo Lo kayak gini terus, kita gak bakal bisa nyelamatin Karin. Coba deh cerita, biar kita bisa nuntasin ini semua." Ucap Alfa tenang. Tenang sekali, sehingga membuat Mima luluh dan menceritakan kepada mereka apa yang membuat ia takut pergi ke danau.

Mima menarik nafas panjang lalu menghembuskannya,"Karna di sana gue harus kehilangan orang yang gue sayang!" Mima tiba-tiba terisak. Erisa yang di sampingnya pun segera memeluk tubuh Mima.

Setelah merasa cukup tenang, Mima melepaskan pelukan Erisa dan mengusap air matanya dengan pelan. "Dimas. Gue sayang dia. Gue terjebak dalam friendzone selama empat tahun. Dan selama itu juga, gue nahan diri gue, saat Dimas ngasi perhatian secara terang-terangan sama Karin. Dan saat Dimas dan Karin pacaran, gue cuma bisa tersenyum tapi hati gue hancur. Di danau itu, tepatnya jalan menuju danau itu, Dimas meninggal saat gue, dia dan Karin pulang dari Belanda. Di jalan itu, gue harus kehilangan sahabat sekaligus first love gue. Di jalan itu, gue kehilangan dua orang sekaligus. Sahabat sekaligus orang yang gue sayangi dan satu-satunya sahabat yang gue punya, Dimas dan Karin. Gue benci jalan itu!" Jelas Mima. 

Dapat terlihat jelas dari sorot mata dan nada bicara Mima bahwa dia memang tidak menyukai tempat itu. Andre yang melihat itu segera membalikkaan tubuh Mima agar menghadap ke arah dirinya dengan memegang bahu Mima. 

"Lo udah pernah kehilangan Dimas kan?" Mima mengangguk dengan jantung yang berdetak tak karuan. "Apa lo mau kehilangan Karin selamanya?" Mima dengan cepat menggeleng. "Nah! Maka dari itu, ini adalah satu-satunya cara agar lo gak kehilangan Karin selamanya. Bener yang Monik bilang tadi, mungkin aja di sana kita bisa dapetin clue yang lebih spesifik lagi. Percaya sama gue, kita semua pasti bisa. Lo mau kan pergi ke sana bereng kita?" Jelas Andre dengan terus menatap mata hitam di depannya. Sebenarnya, sedari tadi Andre sudah tidak tahan dengan jantungnya yang sedang ber disco di dalam sana. Mungkin ia sedikit memiliki rasa kepada gadis berambut bergelombang yang sekarang berada tepat di hadapannya ini.

Setelah selesai membicarakan itu, tetapi Mima dan Andre tetap tatap-tatapan membuat teman-temannya sedikit jengah melihat dua insan yang terus saling menatap ini.

sebuah dehaman dari Reno pun menghampiri keduanya, sehingga mereka saling memutuskan kontak mata satu sama lain dengan ekspresi yang sedikit salting. Reno yang melihat tingkah keduanya pun memutar bola matanya malas dengan hatinya yang sudah panas karena disuguhkan adegan di depannya ini.

"Udah dramanya? Bisa lanjutkan?" Tanyanya sedikit ketus sambil melirik sinis ke Andre.

"Reno cemburu?" Tanya Monik polos dengan matanya yang bulat.

Karin(COMPLETED)Where stories live. Discover now