Bab 7 Tuti Sakit Parah

2.5K 126 29
                                    

          Sampai di rumah orangtua Danu, ayahnya Danu langsung menyambut dengan hangat. Ibunya Danu sangat merindukan Danu. Tuti hanya diam karena lelah dan masih sakit.

          "Bu, ada kamar yang kosong? Sementara aku tinggal di sini, karena aku kehabisan uang, Bu!" ucap Danu.

          "Kamar di sini semua sudah terisi, Danu! Ibu sewakan semua," ucap ibunya Danu.

          "Aku butuh kamar, Bu! Suruh keluar saja salah satu dari mereka," pinta Danu.

          "Tidak bisa begitu, Danu! Ibu sudah menerima uangnya, kalau kamu mau bisa tinggal di rumah Maulin atau Memey!" ucap ibunya Danu.

          "Tidak mungkin aku tinggal dengan mereka! Ada pria di rumah itu, Bu? masa harus campur dengan ipar?" bantah Danu.

          "Lalu bagaimana? Rumah mertuamu juga besar, kenapa tidak tinggal di sana saja?" tanya ibunya Danu.

          "Mereka juga banyak keluarganya, Bu? Aku malu kalau harus numpang di rumah mertua, aku ini laki-laki, Bu! Masa Ibu tidak mengerti? Kalau begitu aku pinjam uang saja untuk sewa kamar, Bu!" pinta Danu.

          "Ibu tidak ada uang lagi, Danu! Semua uang Ibu sudah dibelanjakan, kalau kamu mau tinggal di gudang, ada balai kecil!" ucap ibunya Danu.

          "Ibu, keterlaluan!" gerutu Danu.

          "Tidak apa-apa, Mas! Untuk sementara saja, ya?" bujuk Tuti.

          Danu menahan emosi, Danu melihat gudang berukuran 3x3 meter. Ada balai ukuran 120x100 centi meter. Danu menghela napas panjang. Danu menahan air matanya agar tidak tumpah dan terlihat oleh istrinya.

          "Sayang, sabar, ya? Nanti Mas akan pinjam uang di kantor untuk tempat tinggal baru kita," ucap Danu.

          "Iya, Mas!" balas Tuti.

          Danu benar-benar menahan emosi, Danu tidak menyangka di rumahnya sendiri akan tinggal di gudang kecil. Danu membersihkan lantai dari ubin dengan minyak tanah. Tidak ada tikar dan alas untuk tidur Danu, Maya dan adik-adiknya.

          Tuti ingin tidur di bawah, tapi Danu melarangnya. Danu menyuruh Tuti tidur di atas bersama Deden yang masih berusia satu tahun. Maya tidak begitu rewel langsung tidur di bawah balai. Air mata Danu mulai menetes melihat penderitaan anak dan istrinya.

          Ayahnya Danu tidak bisa berbuat banyak, apalagi Ayahnya Danu masih sibuk kerja dan harus mengobati orang yang sedang sakit karena gangguan jin. Ayahnya Danu di kenal bisa mengobati orang yang terkena gangguan mahluk halus, dan penyakit medis lainnya. Ayahnya Danu tidak bisa berkutik karena semua uang sudah diberikan istrinya.

          Danu ingin cepat-cepat bertemu dengan administrasi untuk meminjam uang. Tapi lagi-lagi Danu kesandung masalah. Danu harus menghadap pimpinan karena ada mesin yang hilang.

          "Selamat pagi, Pak!" sapa Danu.

          "Silakan duduk, Danu!" Perintah Bos.

          "Ada apa ya, Pak? Saya dipanggil kemari?" tanya Danu.

         "Apa kamu sudah dengar tentang mesin dan barang lain yang hilang?" tanya Bos.

          "Belum tahu, Pak! Saya kemarin izin tiga hari karena saya pindahan rumah, Pak!" jawab Danu.

          "Perusahaan tidak mau tahu, Danu! Kamu bukan dalam rangka cuti, tapi izin! Seharusnya kamu bisa menjaga divisimu selama kamu tidak ada! Perusahaan sudah mengalami kerugian, dan akan dipotong gajimu langsung. Apa kamu paham Danu?" tanya Bos.

Empat Anak Menggali Makam Ibunya Part IWhere stories live. Discover now