31st : La Famiglia (2)

Mulai dari awal
                                    

"Semuanya baik-baik saja?"

"Ya, Anna." Ia menatap Lizzy yang masih menendang-nendang lantai. "Semuanya baik-baik saja di sini."

Gwen menghembuskan napas lelah sebelum meraih tisu di atas meja kopi dan mengusap air mata Lizzy. Wajahnya tercoreng krayon dan bubuk keripik, pun remah-remah makanan ringan tersangkut di rambut serta pakaiannya.

"Aku harus pergi ke kamar mandi," kata Lizzy beberapa saat kemudian.

Gwen bangkit dan mengulurkan tangan. "Ingin kutemani?"

Sementara Lizzy masuk ke kamar mandi, Gwen menunggu di lorong. Ia menunggu di sana sambil memainkan ponselnya, tapi tak ada yang dapat menarik perhatiannya. Ia pun mengetuk pintu kamar mandi dan berkata, "Kau masih lama di dalam?"

"Aku sedang buang air, Gwen! Jangan mengintip!"

"Ok, tuan putri. Tidak ada yang akan mengintipmu." Gwen mengerutkan kening dan menggeleng pelan. Ada yang salah dengan anak-anak ini.

Lizzy sepertinya tak akan keluar dalam waktu dekat, jadi dia menelurusi rumah itu. Setiap kamar di rumah ini memiliki kamar mandi, tapi ada satu yang berada di luar yang sedang dipakai Lizzy. Rumah ini tergolong besar. Gwen dulu seringkali merasa kesepian bahkan saat mereka masih tinggal di rumah lamanya dengan keluarga yang lengkap. Namun, Gwen tak pernah meminta adik. Entah mengapa hal itu tak pernah terlintas di dalam pikiran kecilnya. Tapi semakin ia dewasa, ia bersyukur tidak memiliki saudara kandung. Setidaknya ia hanya harus menghadapi hal ini seorang diri. Gwen tak bisa membayangkan jika ia memiliki adik yang akan ikut merasakan penderitaannya juga.

Tanpa sadar, kaki Gwen telah membawanya sampai ke depan pintu yang amat sangat familiar. Ketika ia hendak meraih gagang pintu, seorang wanita berpakaian perawat keluar sambil membawa keranjang rajut. Gwen mundur dan mempersilahkannya keluar.

"Apa kau ingin menemuinya, Dr. Miller?"

Gwen memandang melewati bahu si perawat ke arah sesosok manusia yang tengah duduk di kursi di samping jendela. Wanita itu hanya diam dan tak melakukan apapun selain menunduk ke arah apa yang terlihat seperti album foto di pangkuannya. Mendadak, ada perasaan aneh yang melingkupinya. Hal ini selalu muncul setiap kali ia melihat sang ibu. Gwen menelan ludah dan berbalik pergi tanpa mengatakan apa-apa kepada si perawat.

Saat ia melangkah ke arah kamar mandi, Lizzy baru saja keluar dari dalam sana sambil memperbaiki celananya.

"Lizzy sayang, apa kau sudah menyiram toiletnya?"

Lizzy melewatinya dan tak menjawab, membuat Gwen curiga dan masuk ke dalam kamar mandi. Seketika itu pula indra penciumannya dihantam oleh bau kotoran manusia yang menyengat. Gwen mengerang dan menekan tombol flush. Dia menggosok hidungnya ketika akhirnya keluar dari dalam sana dan menyusul Lizzy menuju ruang keluarga.

"Di sana kau rupanya!" Suara pamannya terdengar. "Aku dengar kau tadi menangis, Putri Lizzy."

"Aku tidak menangis. Aku hanya merasa kesal."

Gwen memutar bola matanya dan duduk di sofa sambil mengamati Lizzy yang berada di gendongan ayahnya.

"Di mana Theo?"

"Di luar bersama Rafe. Dia bilang akan menunjukkan sesuatu kepada Theo di mobilnya."

Gwen mengangkat alis mendengar itu, namun tak bertanya lagi. Matanya beralih ke arah layar televisi yang menampilkan saluran berita mengenai perkembangan uji coba obat kanker terbaru yang dirintis oleh Vaughners Corp., perusahaan milik Antonio Seazzury yang berpusat di Inggris. Dari informasi yang pernah Gwen dapat di internet saat ia menyelidiki Rafe beberapa bulan yang lalu, perusahaan itu dulunya merupakan milik seorang konglomerat eksentrik asal Perancis bernama Paulus de Vaughn. Ia memiliki seorang pewaris tunggal yang menikah dengan wanita keturunan bangsawan Inggris. Namun, pasangan itu tak hidup lama. Anak perempuan semata wayang mereka kemudian menikah dengan Antonio Seazzury yang sebelumnya telah mengakuisisi Vaughners Corp. Berita di internet mengatakan bahwa dulunya Catherine de Vaughn dan Antonio Seazzury dijodohkan, tapi dari yang Gwen dengar selama ini dari Antonio dan Rafe, ia menduga bahwa hal ini lebih dari itu.

The Chemical Romance [The Seazzurys #2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang