19th : Da Solo

31.9K 4.4K 462
                                    

Don't forget to Vote and spam me with your amazing Comments 😀

Don't forget to Vote and spam me with your amazing Comments 😀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

REVISI
24 Mei 2020
 

19th : Da Solo (Seorang Diri)

     
Gwen memperhatikan induk semangnya, Mrs. Verdi, membukakan pintu flatnya. Pria yang bertugas untuk mengantarkannya tadi mengatakan jika ia dapat mengambil kunci flatnya di janda tua itu. Gwen hanya bisa mengiyakan, tidak ingin mengetahui apa yang telah terjadi selama ia berada di manor milik Rafe.

Pintu terbuka dan induk semangnya berdecak puas. Ia memberikan kunci dengan pernak-pernik ukiran kayu itu kepada Gwen sambil berkata, "Aku membersihkannya setiap hari, jadi kau tak perlu cemas. Apa kau sudah mendapatkan makan siang?"

Gwen tersenyum tipis. Mrs. Verdi masih menggunakan bahasa inggris ketika berbicara dengannya dan mereka tampaknya tidak ingin mengubah kebiasaan itu. Wanita tua itu pernah berkata jika sudah lama rasanya ia tidak berbicara dengan bahasa tanah air ayahnya, dan Gwen tidak keberatan untuk menemani Mrs. Verdi bernostalgia. "Terima kasih, Mrs. Verdi. Tapi aku tidak lapar. Aku akan mengatakan padamu jika aku membutuhkan kudapan nanti."

Setelah wanita itu pergi, Gwen menghela napas berat dan menatap flatnya yang terbuka lebar dengan gamang. Ia berbalik dan menatap sekitar, memperhatikan jalanan gang yang ramai akan para turis dan penduduk lokal. Wanita itu menggigit bibirnya dan masuk ke dalam flat dengan langkah pelan. Ia menutup pintu di balik tubuhnya dan bersandar di sana, menghirup napas dalam-dalam. Aroma karbol yang digunakan oleh Mrs. Verdi untuk membersihkan lantai juga pengharum ruangan bercampur menjadi satu dan menusuk hidungnya, mengingatkannya sekali lagi jika ia telah kembali.

Pulang. Kembali pada kehidupan yang lama.

Sekejap saja tangan-tangan tak kasat mata serasa mencekiknya dengan suasana dingin dan kosong. Perasaan itu kembali lagi, sebuah perasaan gelap yang membuatmu merasa terasing di dunia yang ramai. Membuatmu merasa seakan-akan kau adalah satu-satunya orang yang ada di dunia yang kejam ini. Sendirian, sepi, dan terasing. Benar-benar mengerikan.

Gwen menyusuri lorong pendek yang menjadi penghubung antara ruang tamu dan pintu depan. Ia menatap ke sekeliling flatnya, meyakinkan dirinya sendiri jika tidak ada yang berubah. Langkah kakinya yang terseok membawanya menuju ke dapur. Ia membuka lemari es dan mengambil botol air minum, tidak repot-repot untuk mencari gelas dan meminumnya langsung dari sana dengan tegukan besar. Ketika ia berbalik setelah menutup pintu lemari es, matanya terpaku pada sesuatu yang tergeletak di atas meja makan. Ia terkejut ketika menyadari jika benda berwarna hitam itu adalah clutch yang ia bawa pada saat makan malamnya dengan Rafe Seazzury. Dengan cepat Gwen meraihnya dan membukanya dengan gerakan tak sabar. Di sana terdapat beberapa lembar euro, kartu identitas, kartu nama, kartu kredit, serta lipstik dan bedak padatnya. Tidak puas, ia mengeluarkan semua isi clutch-nya dan meneliti bagian dalamnya sekali lagi.

The Chemical Romance [The Seazzurys #2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang