4

14 1 0
                                    

"Manila, tolong ke ruang fotocopy. Bilang aja mau ambil punya Mr. Suwandi," pinta guru IPAnya.

"Siaap," jawab Manila. Guru-guru yang bekerja di SMA Kencana memang sangat gaul. Bahkan ada beberapa yang masih sangat muda jadi up to date

Manila naik anak tangga, ruang fotocopy ada di lantai tiga. 

"Woi!" Sahut seseorang. 

Manila berbalik badan untuk melihat Leo dengan tiga temannya. Ia melambaikan tangannya. 

"Manila hari ini cantik banget deh," kata temannya Leo, Malvin. 

"Bisa aja Vin." Manila tertawa mendengar pujiannya. Leo menatap keduanya tajam. 

"Mau kemana La?" Tanya Edgar, ternyata ia adiknya Arvel. 

"Ke ruang fotocopy." 

"Mau ditemenin sama gue gak?" Tanya Chris dengan nada menggoda. 

"Gak usah Chris, gue bisa sendiri." Manila menolaknya dan menatap Leo. Leo terlihat kesal, cukup aneh juga karena daritadi ia tidak mengatakan sepatah kata. 

"Le?" 

"Hm." Leo bergumam.

"Kenapa Le?" Manila mendatangi Leo dan menggoyang badannya. 

"Gak." Jawab Leo. Jutek amat. 

"Yayang Leooo, jangan ngambek dong sayy," canda Malvin.

"Bacot," bentak Leo. 

"Kok ngambek sihh?" Tanya Manila sambil menyandarkan badannya ke Leo. Memang begitu, Manila sangat manja ke Leo. Ia tau, jika Manila sudah manja dan banyak kontak fisik dengan Leo, Leo automatis akan kalah. 

Leo menahan senyumannya. 

"Yaudah masih gamau ngomong nih?" Tanya Manila. "Gue duluan ya guys, dadah!" Manila melambaikan tangannya dan mengedipkan satu mata ke Leo.  

Leo terus menatapnya sampai punggung Manila tidak terlihat lagi. 

"Aduh Le, gue lama-lama jatuh cinta sama Manila." Ucap Malvin

"Iya anjir, menawan banget!" Sahut Chris yang diikuti dengan anggukan Edgar. 

"Bacot banget demi! bete ah gue." Omel Leo.

"Bercanda doang kali Lee," balas Edgar. Mungkin hanya Edgar yang bercanda tetapi Malvin dan Chris benar-benar terpesona oleh Manila. 

Manila memang perempuan yang unik. Mata coklat berkilaunya yang mampu membuat siapapun terbungkam, badan mungilnya yang membuat tampak imut, rambut coklat-hitam sebahu yang bersinar, jika benar-benar diperhatikan, wajah Manila hampir sempurna. 

***

Manila dan Kinara jalan ke ruangan MPH untuk melanjutkan ekskul cheersnya. Tiba-tiba ada yang menarik tangan Manila. 

"Baju lo ketat banget." Omel Leo yang sedang memakaikan sweater hitamnya kepada Manila. 

"Ini kan seragam cheers," 

"Jangan dilepas sampe MPH ya?" Tanya Leo sambil menunjuk ke jaket yang sangat oversize di Manila. 

"Siap bos! Makasih Le," ucap Manila sambil mencubit pipi Leo. Ia suka gemes sendiri melihat perilaku Leo. 

"Gemes banget!" Seru Kinara yang daritadi hanya menatap mereka. "Udah kayak pacaran aja," 

Manila hanya terkekeh. Banyak orang yang bujuk Manila untuk menerima Leo sebagai pacarnya, tetapi di mata Manila ia hanya sebatas sahabat yang penuh kasih sayang. Mungkin, di masa depan sebuah perasaan bisa muncul, tetapi tidak sekarang.

Manila dan Kinara melanjutkan perjalanannya ke MPH yang ada di gedung sebelah sekolah. 

Sampai di MPH, Manila melepaskan sweater Leo. Ia melihat sekitar, hanya untuk melihat gerombolan lelaki yang sedang beranjak masuk. Manila cepat-cepat memakai sweaternya kembali. Bisikan perempuan didengar di sekitar ruangan, iyalah, yang baru saja datang adalah gerombolan anak-anak Fuerza. 

"Kenapa Bang?" Tanya Manila kepada Gavin. 

"Abang nginep rumah temen ya hari ini besok kan Sabtu." 

"Siapa?" 

"Rumah Papo." 

"Lah Gav bukannya kita mau-" ucapan Mason terpotong oleh Gavin yang memasangkan muka gemas menyuruhnya untuk diam. 

Manila menatap Gavin dan Mason tajam. "Yaudah serah,"

"Gak papa kan Dek?"

"Iya."

"Kalau ada apa-apa bilang ya,"

"Iya."

"Dadah," Gavin memeluk adiknya dengan tergesa-gesa.

***

Gavin, Abhi, Arvel, Papo, Leo, Malvin, Edgar dan Chris sibuk menertawakan Mason yang sedang sangat mabuk. 

Iya, Gavin berbohong kepada Manila. Mereka bersembilan malah pergi ke club  untuk bersenang-senang. Bukan untuk melihat perempuan sexy, mungkin itulah alasan utama Abhi tetapi bukan untuk yang lain; tapi untuk merasa lepas dan menikmati lagu jedag jedug. 

"I can't even roll in peace! Everybody know it's me!" Mason nyanyi bersama lagu Roll In Peace oleh Kodak Black. Mason sedang bernari seperti orang keserupan dengan botol minuman beralkohol ditangannya. Badannya sudah berkeringat akibat dia yang daritadi tidak berhenti bernari. 

"Acon mabok banget YaAllah!" Seru Edgar. 

Minuman beralkohol sudah banyak disajikan di meja mereka, 3/4 sudah habis diminum padahal baru satu jam mereka di clubnya.

Lagu m.A.A.d city oleh Kendrick Lamar  terdengar. Para anggota Fuerza berdiri dan sahut-sahut. 

"Lagu kita cuy!" Ucap Abhi. 

"If Pirus and Crips all got along
They'd probably gun me down by the end of this song
Seem like the whole city go against me
Every time I'm in the street I hear
'Yawk! Yawk! Yawk! Yawk!'"  

Malam itu penuh tawa, seakan-akan semua masalah yang sedang dihadapi punah begitu saja. Tempat gelap dipenuhi lampu LED berwarna ungu, beraroma rokok dan vape tercampur serta lagu yang dinyalakan DJ itu membawa ketenangan dan kebahagian bagi mereka semua. 

\\

638 likes 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

638 likes 

leonorman with ma G malvinfirja

share all comments 

malvinfirja man, what a night

abhiramadhan anjir gue masih ngakak sama Acon

manilaltezza dimana?
    leonorman di hatimuu
    manilaltezza kan mulai lagi dah lo

edgarsetiawan no me

chrisgamaliel no me 2

gavinaltezza jegger🤘🏻 

----------------

hi semuaa!

di fotonya Leo yang kiri, Malvin yang di kanan. 

ganteng ya? ):<

MANILAWhere stories live. Discover now