Six

1.3K 54 10
                                    

Keluarga Edison adalah keluarga paling dingin yang pernah Jessica temui. Apalagi pria tersebut, Evan Edison. Ayah dari James dan dua saudaranya. Pria tersebut enggan tersenyum semenjak menginjakkan kaki di kediaman James. Wajahnya memang tak pernah menampakkan kelembutan, tegas dan berwibawa. Bahkan di usia yang telah menginjak kepala enam, kharismanya sebagai seorang pria belum luntur. Melihat garis wajahnya yang tampan, Jessica yakin dari mana James mendapatkan ketampanannya. Tak heran jika banyak wanita jatuh dalam pelukan Evan Edison, kendati telah uzur.

Masih menyusuri koridor panjang dalam rumah mewahnya, James berbelok. Mengarahkan seluruh anggota keluarganya menuju ruang makan. Belasan pelayan telah menanti, lantas memberikan salam dengan membungkukkan badan. James duduk di ujung meja panjang. Diikuti Jessica yang duduk di sisi kanan meja yang paling dekat dengan James. Lara Edison dan Theodore duduk di sisi kiri paling dekat dengan James. Melihat bagaimana James menyapa adiknya ramah, Jessica yakin bahwa hubungan mereka cukup akrab. Bahkan Theodore nampak membalas sapaan James dengan senyuman lebar.

Evan Edison mengambil tempat duduk di ujung meja yang berseberangan dengan James. Sehingga dua pria itu saling bertatapan dengan dingin. Elaiza duduk di sisi kanannya, sedangkan Caleb di sisi kiri. Melihat posisi mereka yang agak berjauhan, Jessica merasakan ketegangan atmosfer semakin mencekik.

"Wah, rupanya adik kecilku yang sialan ini sangat pintar memilih dekorasi rumah, ya? Ada banyak sekali perabot dan hiasan mahal yang kulihat di sini. Aku heran berapa banyak uang yang kauhabiskan demi mengisi rumah ini dengan barang-barang mahal seperti ini," celoteh Caleb dengan nada bicaranya yang terdengar meledek. Sedangkan Jessica bisa melihat helaan napas jengah Evan Edison dan kekehan sinis Elaiza Edison.

"Ya, dengan uang ia keruk banyak-banyak dari perusahaan itu, bukankah sudah jelas dari mana asalnya? Kau mana mungkin bisa mendapat semua ini jika memasang foto telanjang, Nak," timpal Elaiza sinis. Ujung matanya sempat melirik Jessica dengan tatapan mengejek.

"Oh, benar sekali. Andai aku mendapat sedikit posisi saja di perusahaan Ayah, mungkin aku juga sudah bisa membangun rumah dan memiliki ratusan pelayan cantik untuk melayaniku. Di ranjang tentu saja yang paling utama." Sebelah mata Caleb berkedip kepada Jessica.

Kedipan itu tertangkap oleh mata James. Jemarinya terkepal di atas meja, sedangkan Jessica sendiri menunduk, mencoba menghindari kontak mata dengan Caleb.

"Bisakah kita sudahi basa-basinya dan mulai acara makan kita? Aku pikir kalian pasti sangat kelaparan setelah kejar-kejaran dengan gerombolan paparazzi. Heran saja kenapa paparazzi bisa mengikuti sampai ke sini, padahal tak ada yang mengetahui kalau lokasi ini adalah kediamanku," ujar James sinis, "kecuali ada pihak tak dikenal yang membawa mereka ke sini sendiri."

Raut wajah Caleb yang semula mengejek, kini tampak mengeras. Pun dengan Elaiza yang sesekali melirik putranya dengan tatapan yang sulit diartikan. Hanya Evan Edison yang tetap bertahan dengan raut wajahnya yang dingin. Sedangkan Lara Edison dan putranya enggan merespons.

"Jadi, sudah tak ada basa-basi lagi bukan? Kita mulai makan malamnya, tanpa ada interupsi sebelum seluruh menu makan malamnya habis," pungkas James lantas memberikan anggukan pada kepala pelayan tua. Tak butuh waktu lama bagi meja panjang itu dipenuhi dengan menu makanan.

Sesuai dengan ucapan James. Tak ada satu pun suara yang tercipta selain denting alat makan yang beradu dengan piring. Itu pun dalam volume yang lirih. Terbiasa makan dengan etiket yang baik, membuat seluruh anggota keluarga Edison kelihatan sangat berkelas. Sedangkan Jessica masih berusaha agar tidak menimbulkan kekacauan. Jika boleh jujur, ia masih kebingungan dengan etika makan para bangsawan dan konglomerat

Setelah appetizer dan main course tandas, dessert berupa puding cokelat datang sebagai penutup. Biasanya ketika makanan penutup datang, pembicaraan akan dimulai kembali. Jessica menggigit suapan pertamanya dengan gemas ketika menyadari James berdeham keras. Mengalihkan seluruh atensi pada pria tersebut.

Prisoned in Marriage [END | PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang