Fourteen

853 34 0
                                    

"Sialan sekali jalang itu! Seharusnya sejak dulu kita tidak bekerja sama dengannya. Ibu tahu sendiri kalau dia juga punya motif untuk mengeruk harta Ayah!" Caleb menggebrak meja melampiaskan kekesalan.

"Kalau bukan dia, siapa lagi yang bisa Ibu percaya? Kau seorang? Kau bahkan ikut meniduri si jalang itu." Elaiza membalas ketus.

"Aku yakin sekali bahwa dia sedang menyusun rencana untuk menjatuhkan kita. Sekarang semua kecurigaan James mengarah ke kita. Bukankah sejak awal kita duluan yang memulai perang dengan menyebar foto itu. Tapi dia tidak tahu, kan, kita dapat foto itu dari siapa." Caleb menggebrak meja sekali lagi.

"Sudah cukup! Aku mau pulang, kupikir aku tidak akan memperpanjang kontrak lagi dengan perusahaan ini kalau begini jadinya." Edmund menginterupsi.

Tiba-tiba saja terdengar bunyi pecahan kaca. "Kau mau kabur dari lingkaran setan ini? Kaupikir siapa yang membuatmu terlindung dari polisi kalau bukan aku? Dan sekarang kau juga mau cari enaknya sendiri? Dasar sialan!" Elaiza murka.

"Ibu, sudahlah! Hentikan!" Caleb menahan ibunya.

"Aku menyesal masuk ke sini. Lingkaran setan!"

Rekaman tersebut hanya memuat kericuhan setelahnya. James mematikan rekaman, pekikan Elaiza yang melengking sukses membuat James merinding. Kepalanya kembali berkedut sakit saat menyadari bahwa ada keterlibatan pihak lain dalam perseteruannya dengan sang ibu tiri. Dari rekaman yang ia dapat, baik Caleb atau Elaiza tak menyebutkan secara gamblang tentang siapa orang yang ikut campur dalam urusan mereka. Satu hal yang dapat James simpulkan, pihak ketiga itu dan kubu ibu tirinya sedang bersekongkol.

"Siapa orang itu? Amy? Erick? Mereka berdua mungkin mata-mata 'si jalang' yang dari tadi mereka sebut," gumam James.

"Jadi, ada pihak ketiga? Mereka kawan atau lawan?" Jessica tiba-tiba saja masuk ke kamar dengan tubuh masih beraroma keringat.

"Aku tak tahu pasti, tapi kemungkinan besar lawan. Oh, Jessica. Kau dari mana? Kenapa baumu seperti kaus kaki busuk?" protes James lantas menutup hidungnya.

"Mencoba gym pribadimu, lalu berlari keliling rumah ini tujuh kali, mungkin. Aku harus siap fisik jika Theodore nanti mengajakku lari-larian," balas Jessica sambil menyiapkan peralatan mandinya. Suaranya tak terdengar lagi, digantikan oleh kucuran air yang berasal dari shower kamar mandi.

James menyunggingkan senyum jahil. Ia berjalan mengendap menuju kamar mandi. Kapan kali terakhir James menggoda Jessica? Sepertinya sudah lama sekali. Menggoda Jessica, mungkin sedikit hiburan untuk melepas segala penat yang sedang ia alami. Tak lama setelah James masuk, pekikan Jessica melengking.

***

Rumah yang ditinggali Lara dan Theodore Edison jauh dari kesan mewah. Hanya rumah dengan dua lantai yang memiliki satu pos penjaga di bagian depan. Halaman rumahnya pun tak terlalu lebar. Ada perosotan dan ayunan di halaman samping. Pastilah tempat bermain Theodore.

"James!" Theodore langsung menghambur memeluk James. Dia benar-benar adik yang manja sekaligus menggemaskan. Setelah puas memeluk James, barulah Theodore bergantian berpelukan dengan Jessica.

"Kalian akhirnya datang. Dari kemarin Theodore sudah tak tahan ingin berjumpa dengan kalian." Lara Edison memeluk James lebih dulu. Barulah itu ia memeluk Jessica dan mengecup pipinya sebagai pengganti salam.

"Maafkan aku karena jarang menjenguk akhir-akhir ini," ujar James sembari mengusap kepala Theodore lembut. Ada rasa bersalah yang terpancar dari mata James.

"Sudahlah, James. Ibu bersyukur sekali karena kalian masih sempat datang walau pemberitaan kalian di luar sana semakin liar."

Lara mengajak Jessica dan James masuk. Ia memanggil salah seorang tukang kebunnya untuk membawa masuk barang bawaan James dan Jessica. Tukang kebun Lara bertubuh cukup mungil. Tak lebih dari 160 cm, tipikal fisik orang Asia. Kendati tubuhnya kecil, akan tetapi tenaga tukang kebun itu bisa dibilang sangat kuat. Dua koper berhasil diangkat tanpa kesulitan. Salah satu koper dijinjing sedangkan yang lain diletakkan di atas pundak.

Prisoned in Marriage [END | PROSES TERBIT]Where stories live. Discover now