Part 41

76.3K 3.7K 91
                                    


Happy Reading.

Sesuai dengan yang di janjikan Abizar kemarin bahwa hari ini mereka akan pergi ke tempat orang yang mempunyai pohon mangga.

Abizar meminjam mobil Ibnu lagi untuk pergi kesana dia tidak ingin mengunakan motor karena takut Khairah kelelahan dan membahayakan janin yang ada di perutnya itu.

"Masih lama yah Bi?" Kata Khairah.

"Iya masih lama sekitar satu jam lagi," kata Abizar.

"Kenapa gak bilang sih tempatnya jauh banget. Tau gitu aku gak usah nyuruh kamu buat kesana," kata Khairah marah.

"Udahlah Ai, ini juga demi anak kita yang menginginkan jadi aku akan menurutinya." Kata Abizar.

"Tapi aku kasihan sama kamu yang sudah menyetir 3 jam," kata Khairah yang tiba-tiba menangis.

Wanita hamil terkadang selalu sensitif, untung saja Abizar sekarang berkomunikasi dengan Karim jadi dia bisa tau sifat-sifat dari wanita hamil itu seperti apa. Dan dia sebagai seorang suami harus bisa memahami itu.

"Yaudah kamu jangan nangis yah, lagian aku gak papa, bentar lagi kita akan nyampe kok," kata Abizar.

Tak lama kemudian Abizar telah sampe di tempat tujuannya. Dan benar saja Abizar bisa melihat pohon mangga yang ada di depan rumah itu.

"Abizar cepat manjat ambil buahnya!" Perintah Khairah.

"Nanti dulu yah, kita izin dulu sama yang punyanya," kata Abizar.

"Cepet manjat," kata Khairah.

"Tapi kita belum izin sama yang punya pohonnya." Kata Abizar.

"Kamu mau anak kita ileran, cepetan manjat, nanti saja izinnya," kata Khairah.

Abizar menghela nafasnya pasrah. Akhirnya dia memanjat pohon mangga itu. Dengan hati-hati dia menjatuhkan pohon mangga tersebut, tangganya sudah tidak nyaman karena terus di kedatangan oleh semut.

Abizar telah memetik dua buah mangga tersebut dan menjatuhkannya ke bawah.

"Heh kamu ngapain mencuri buah mangga saya? Turun!!" Kata pemilik buah mangga tersebut sambil memukul Abizar pake sapu lidinya.

"Ampun pak," kata Abizar.

Dia sampai terjatuh dari pohon mangga itu karena tidak bisa menjaga keseimbangannya, terlebih lagi para semut itu menggigitnya.

Ketika Abizar sudah ada di bawah karena terjatuh, pemilik pohon mangga itu memukuli Abizar dengan sapu lidinya.

"Pencuri, dasar pencuri kamu," kata Pemilik pohon mangga itu.

"Ampun pak, saya terpaksa," kata Abizar.

Sedangkan Khairah malah tertawa melihat Abizar yang seperti itu.

"Kenapa kamu mencuri mangga itu?" Kata pemilik pohon itu.

"Jadi begini pak sebelumnya saya mau minta maaf sama bapak karena telah mengambil buah mangga bapak tanpa seizin dari bapak, itu karena istri saya sedang ngidam pak, dan saya juga tidak ada niat untuk mencuri, tadinya saya ingin meminta izin dulu sama bapak, tapi istri saya menyuruh saya untuk mengambil buah mangga itu takut anak saya ileran," terang Abizar.

"Oh begitu, yasudah tidak papa, kamu bawa aja mangga itu," kata pemilik pohon itu.

Setalah itu Abizar pamit kepada bapak itu lalu menghampiri Khairah dan memberikan buah mangga itu kepada Khairah.

Kemudian Abizar menaiki mobilnya bersama Khairah dan melanjutkan perjalanannya.

"Habis ini kita mau ke mana Bizar?" Tanya Khairah.

Biarlah Takdir Yang Menentukan (Tamat )Where stories live. Discover now