Part 3

127K 5.6K 58
                                    

Tak ada yang bisa menentukan Takdir dari-Nya.
Kun fayakun.
Jika Allah mengijinkan maka kita akan tetap bersama-sama dalam Ridho-Nya.

___________________________________

Happy Reading.

Hari ini Abizar di ajak oleh Ustadz Zakariya untuk berkunjung ke rumah Pak Hamdan sekedar bersilaturahmi. Abizar dengan senang hati menuruti kemauan Abinya itu untuk ikut pergi kesana.

Entah kenapa tiba-tiba jantung Abizar tiba-tiba menjadi tak karuan, walaupun Abinya bilang bahwa ini hanya sekedar silaturahmi, tapi Abizar merasa tegang, apalagi saat melihat rumah yang ada di hadapannya. Dia masih ingat dengan rumah bercat biru itu.

Ustadz Zakariya menepuk pundak Abizar dan berbisik ke telinga anaknya. "Kita hanya bersilaturahmi Abizar bukan menghitbah anak orang jadi jangan tegang begitu."

"Abi tidak tau sebenarnya apa yang membuat Aku menjadi tegang sekarang." Batin Abizar.

Dia sekarang berada di depan pintu rumah Pak Hamdan, Ustad Zakariya mengetuk pintunya,
"Asalamu'alaikum," ucap Ustad Zakariya.

"Waalaikumsalam," ucap wanita paruh baya yang membuka pintu itu, dia adalah istri Pak Hamdan.

"Boleh kami masuk Umayah?" Ucap Ustadz Zakariya meminta izin kepada sang pemilik rumah.

"Iya silahkan Ustadz," ucap istri Pak Hamdan yang diketahui namanya Umayah itu.

Abizar mengikuti Abinya masuk kedalam rumah itu, kini dia sedang duduk di kursi ruang tamu bersama Abinya.

"Ustad Zakariya dan nak Abizar mau minum apa? Biar saya ambilkan," kata Istri Pak Hamdan.

"Tak usah repot-repot Umayah," Kayktau Ustadz Zakariya.

"Iya tak usah repot-repot bibi," Tips Abizar.

"Sama sekali tidak merepotkan, yaudah kalau begitu saya mau ke dapur dulu,"

"Dimana suamimu Umayah?" tanya Ustad Zakariya.

"Dia ada di kamarnya, biar saya panggilkan dulu sekalian mengambil minum untuk Ustadz dan juga nak Abizar,"
Ucap Umayah lalu pergi dari hadapan Ustad Zakariya dan Abizar.

Abizar melihat interior rumah ini yang begitu bagus menurutnya.
"Sederhana namun terlihat nyaman rumahnya," Batin Abizar memuji rumah ini.

Abizar memicingkan matanya karena melihat foto gadis yang memakai pakaian SMA, dia terlihat cantik memakai bando warna pink rambutnya di gerai, dan yang membuat Abizar tak karuan dia mamakai rok diatas lutut.

"Apakah dia yang akan dijodohkan denganku? Tapi kenapa dia jadi berubah seperti ini?" Batin Abizar.

Ustadz Zakariya menepuk bahu Abizar, Abizar pun terasadar dari lamunannya dan menengok kearah Abinya.

"Kamu bengong nak?" ucap Ustad Zakariya.

"Eh tidak bi." Kata Abizar agak kikuk, dia tidak bisa berbohong.

"Cepet salami Pak Hamdan."

Abizar mengangguk, dia merasa heran kenapa Pak Hamdan sudah ada dihadapannya, padahal dia belum melihat Pak Hamdan berjalan ke ruang tamu ini.

"Mungkin karena aku memikirkan gadis itu, jadi tidak menyadari pak Hamdan sudah disini," Batin Abizar.

"Tumben sekali Ustad Zakariya dan nak Abizar datang kesini."

"Iya kebetulah kami hanya ingin bersilaturahmi kesini."

Tak lama mengobrol Umayah pun datang sambil membawa minuman ditangannya. Dia menaruhnya di atas meja.

Biarlah Takdir Yang Menentukan (Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang