Part 38

70.8K 3.4K 54
                                    

Happy Reading.

Sudah 3 hari semenjak kejadian itu Abizar dan Khairah sama-sama mementingkan ego masing-masing selama itu pula mereka selalu berjauhan bahkan Abizar memilih untuk tidur di mesjid daripada memilih tidur dengan Khairah.

Khairah sendiri pun bingung bagaimana cara memberitahukan kepada Abizar dan menjelaskannya, dia terlalu takut Abizar akan marah lagi dan Bahakan bisa saja memperburuk keadaan nantinya. Jadi Khairah memilih untuk diam saja tanpa menjelaskan apapun.

Saat ini Abizar dan Khairah sedang mendengarkan ceramah di mesjid At-Taqwa dalam rangka acara Maulid Nabi SAW.

Kebetulan kaum hawa dan kaum Adam terpisah jadi tidak ada yang akan merasa curiga jika Khairah sedang menjaga jarak dengan suaminya itu.

Khairah memilih duduk di barisan agak belakang karena dia datang sedikit agak telat tadi, kerena sebelum kesini tadi Khairah sempat memasak untuk Abizar, walaupun mereka sedang marahan tapi Khairah tetap melakukan kewajibannya untuk membuatkan makan untuk suaminya itu.

"Boleh aku duduk disebelah sini, sepertinya kosong," Suara orang tersebut membuat dia mendongakan kepalanya melihat siapa yang mengajaknya berbicara.

"Iya silahkan," kata Khairah setelah melihat orang yang tadi memintanya izin untuk duduk di sebelahnya itu.

"Kamu Khairah istrinya Abizar ternyata, aku gak nyangka bakal bertemu denganmu disini," kata orang tersebut setelah duduk di sebelah Khairah.

"Aku juga sama Aisyah," kata Khairah.

Orang yang saat ini duduk di samping Khairah itu ternyata Aisyah. Dia adalah orang yang dulu menyukai Abizar.

"Aku denger dari suamiku kalau Abizar sudah 3 hari ini suka beri'tikaf di mesjid? Kamu sedang tidak ada masalahkan Khairah?" Kata Aisyah.

"Tidak kok, aku baik-baik saja," kata Khairah.  Dia teringat dengan suatu hadits yang menyatakan kalau sebaik-baiknya istri adalah yang menutupi aib suaminya. Dia tidak ingin menceritakan masalah rumah tangganya kepada orang lain.

"Syukur deh, aku kira sedang ada masalah, maaf yah aku gak bermaksud untuk ikut campur. Tapi kalau sedang ada masalah ada baiknya cepat di selesaikan, tidak baik jika menunda-nunda," kata Aisyah.

Dalam hati Khairah sedikit agak kesal dengan wanita yang ada di sampingnya itu. Jelas saja dari ucapannya dia sudah tau kalau seandainya Khairah sedang bertengkar dengan Abizar.

Khairah hanya tersenyum kepada Aisyah dan menjawab kata "iya" sebagai tanggapannya.

"Abizar orang yang baik dan teguh pendirian yah, bahkan saat aku memintanya untuk dijadikan istri keduanya dia dengan tegas menolak," kata Aisyah.

Khairah lantas mantap tajam kearah Aisyah, dia sangat terkejut ketika mendengar kalau Aisyah meminta untuk dijadikan istri kedua dari Abizar, entah kenapa hatinya tiba-tiba merasa sesak.

Dia merasa menyesal telah menyia-nyiakan seaminya dulu, untung saja Abizar tetap Istiqomah memilih dirinya walaupun dia dulu selalu menghindar.

"Kenapa dia menolakmu? bukankah kamu wanita yang baik dan juga solehah secara dilihat dalam fisik kamu termasuk tipenya Abizar," kata Khairah.

"Emangnya kamu mau poligami?" Ucap Aisyah.

Khairah memelotokan matanya kepada Aisyah. Dan Aisyah hanya tersenyum melihat tanggapan Khairah.

"Dari tatapan matamu saja itu menunjukan kalau kamu tidak mau, aku tau itu. Abizar menolakku karena dia mencintaimu dari dulu hingga sekarang dan dia tidak mau menyakiti hatimu. Bahkan Abizar mendekatkan aku dengan Ibnu yang sekarang jadi suamiku karena dia menyayangimu dan tidak ingin membuatmu celaka karena aku sempat berpikiran akan membunuhmu," kata Aisyah.

Khairah bergidik ngeri dengan ucapan wanita di sampainya itu, dia telah menduga kalau Aisyah adalah piskofat, ternyata penampilan itu bisa saja menipu.
Atau jangan-jangan wanita itu akan membunuhnya disini agar dia bisa bersama dengan Abizar.

Khairah mengelengkan kepalanya tidak mungkin karena sekarang mereka sedang di dalam masjid dan banyak para jamaah pula yanga dan disini. Khairah bahkan lupa kalau sekarang dia sedang mendengarkan ceramah. Dan dia malah mengobrol dengan Aisyah. 

"Jangan takut, aku sudah tidak berpikiran akan membunuhmu jika itu yang kamu takutkan, aku sudah sadar sekarang. Suamiku dan Abizar yang menyadarkan aku, aku juga sebenarnya ingin minta maaf kepadamu secara pribadi karena dulu pernah berniat akan mencelakaimu, dan aku minta maaf juga karena baru bilang kepadamu sekarang, karena baru sekarang aku di beri kesempatan untuk berbicara berdua denganmu. Kamu mau kan memaffakan aku?" Kata Aisyah.

Dengan ragu Khairah mengangukan kepalanya. "Iya aku memaafkanmu," kata Khairah.

"Terimakasih"

💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙

Sedangkan di shap barisan kaum adam Abizar duduk berdekatan dengan Ibnu, Abizar telah menceritakan semua masalahnya itu kepada Ibnu saat dirinya kepergok tidur di mesjid oleh Ibnu.

Jadi begini ceritanya Ibnu adalah seorang mu'azin, dia selalu berangkat lebih awal ketika menjelang subuh dia akan adzan Masjid dekat komplek. Ketika itu Ibnu tidak sengaja melihat Abizar yang sedang tertidur disana, Ibnu membangunkan Abizar. Dan saat itu pula Abizar menceritakan semuanya masalahnya kapada Ibnu, tapi tidak semua masalah dia ceritakan hanya intinya saja.

"Giamana udah baikan sama istrimu?" Tanya Ibnu ketika mereka sudah selesai mendengarkan ceramahnya.

"Belum," kata Abizar.

"Gak baik loh Abizar marahan lebih dari 3 hari. Ingat hadist ini gak saat kita di pesantren dulu.

لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثٍ، فَمَنْ هَجَرَ فَوْقَ ثَلَاثٍ فَمَاتَ دَخَلَ النَّارَ

“Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari 3 hari. Siapa yang memboikot saudaranya lebih dari 3 hari, kemudian dia meninggal maka dia masuk neraka.” (HR. Abu Daud 4914, dan dishahihkan Al-Albani)."

"Aku inget, aku akan meminta maaf kepada Khairah. Tapi aku bingung apakah dia masih mempunyai perasaan dengan Ilham," kata Abizar.

"Sebaiknya kamu tanyakan baik-baik dengan istrimu itu, jangan saling menghindar kayak anak kecil seperti itu, kamu itu udah dewasa Abizar, umurmu saat ini udah 23 tahun udah jadi imam pula," kata Ibnu.

"Kamu meledekku?" Kata Abizar tidak terima.

"Tidak, aku hanya berusaha menghiburmu," kata Ibnu.

"Dasar," kata Abizar.

"Lagian kenapa sih kamu harus cemburu dengan Ilham?, kamu sendiri tau kalau Ilham itu akan menikah jadi kamu tenang aja, Khairah tidak akan berpaling dari kamu jika itu yang kamu khawatirkan," kata Ibnu.

"Gak ada yang bisa menjamin'kan kalau dia gak akan berpaling?," kata Abizar.

"Yaudah kalau begitu buat dia hamil anakmu, jadi dia tidak akan berpaling darimu," kata Ibnu asal.

Abizar malah mencerna apa yang di ucapkan oleh Ibnu barusan. Dan dia malah tersenyum sendiri dengan pikirannya itu.

"Serem aku liatnya, tadi cemberut, sekarang malah senyum-senyum sendiri," kata Ibnu bergidik ngeri.

"Thank sobat solusinya," kata Abizar menepuk pundak Ibnu lalu dia pergi meninggalkan Ibnu sendirian dia masjid itu.

Kenapa sendirian? Karena apa jamaah sudah pergi dari tadi, ceramahnya udah usai 1 jam yang lalu.

Ibnu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia merasa tidak memberi solusi kepada Abizar. Kau tiba-tiba dia teringat dengan ucapan asalnya itu tadi.

____________________________________


Makasih buat yang setia nunggu.

Authornya sekarang jarang Updet maaf yah... 

Mau lanjutin lapak satunya dulu lalu setalah itu aku lanjut yang ini. Biar nyambung nanti ceritanya.

Tungguin sampai Ilham nikah sama Karin dulu baru setalah itu aku nanti Updet ceritanya Abizar datang bersama Khairah ke kondangan nikahan Karin dan Ilham.

Biarlah Takdir Yang Menentukan (Tamat )Where stories live. Discover now