Part 40

77.9K 3.7K 66
                                    


Happy Reading.

Hari ini Khairah sedang bersama Salma di kampusnya, sebenarnya Khairah masih terlihat sakit karena terlihat dari raut mukanya yang sangat pucat. Abizarpun tadi telah melarangnya untuk tidak kuliah dulu dan menyuruhnya untuk beristirahat, tapi memang Khairah yang besar kepala dan susah untuk diatur jadi dia memaksa Abizar untuk mengijinkannya kuliah.

"Muka kamu pucet banget Khairah, apa kamu sakit?" Tanya Salma.

"Nggak kok," jawab Khairah.

"Aku bukan anak kecil yang bisa di bohongin Khairah, kamu sakit apa?" Kata Salma.

"Aku gak sakit Sal, aku cuman gak tau kenapa sering merasa lelah," kata Khairah.

"Udah di periksa ke dokter?" Tanya Salma.

Khairah mengelengkan kepalanya. Salma melihat kearah Khairah yang menggelengkan kepalanya.

"Kok belum sih Khairah? Saran aku lebih baik di periksakan ke dokter biar tau kamu sakit apa, siapa tau kamu punya penyakit," Kata Salma.

"Na'udubillah, jangan sampe," kata Khairah.

"Makanya periksa dulu biar aku gak su'uzon sama kamu," kata Salma.

"Udah ah jangan ngurusin aku Mulu, urusin tuh tunangan kamu," kata Khairah kepada Salma.

"Ngapain ngurusin Farel, dia lagi sibuk dengan pernikahan saudaranya," celetuk Salma.

"Oh yah? Farel punya saudara emang? Aku kira dia anak bungsu," Tanya Khairah yang terlihat kepo.

"Iya, dia punya Kaka. Tapi wajar jika banyak yang mengira kalau dia anak bungsu orang kakaknya itu tinggal di pesantren," kata Salma.

Khairah menganguk mengerti.
"Terus yang mau nikah itu kakaknya?" Tanya Khairah lagi.

Khairah memang tipe orang sang sangat kepo dan penasaran dengan kehidupan orang lain, jadi wajar jika dia suka banyak bertanya dan ingin mengetahui sesuatu.

"Kakaknya udah nikah sama santri yang ada di pesantren itu," jawab Salma.

Lalu Khairah terlihat berpikir sejenak. "Lalu siapa yang akan menikah itu?" Tanya Khairah.

"Yang menikah itu adik ipar kakaknya Farel," jawab Khairah.

"Oh berarti adik dari istrin kakaknya," kata Khairah mengerti.

"Udah ah jangan bahas Farel, aku jadi merindukan,"

"Ciee yang rindu sama Farel," goda Khairah.

"Lebih baik kamu pergi sana jangan menggodaku, suamimu sepertinya sudah menunggumu," kesal Salma yang di goda oleh Khairah.

Lalu mata Khairah menatap kearah yang di tunjukan oleh Salma tadi dan benar saja Abizar sedang berada tak jauh dari dirinya.

Khairah berjalan mendekati Abizar. "Udah lama nunggunya?"

"Hmm,"

"Maaf yah," kata Khairah.

"Tidak apa, aku memakluminya. Aku cuman takut kamu kenapa-kenapa karena masih sakit," kata Abizar becanda tapi setengah khawatir.

"Tapi buktinya aku tidak apa-apa Abizar,"

"Tidak apa-apa bagaimana? Kamu setiap pagi selalu mual-mual udah hampir satu minggu. Pokonya gak ada penolakan lagi kita pergi ke dokter sekarang," kata Abizar tegas.

Khairah hanya mengangguk saja, jika Abizar Teleh berbicara seperti itu berarti dia tidak bisa membantahnya.

Abizar mengantarkan Khairah ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaan Khairah.

Biarlah Takdir Yang Menentukan (Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang