2018 : 19

1.1K 88 3
                                    

MEPET BANGET HARI RABU dan masih sempet-sempetnya bikin kata-kata pembuka kayak gini hahahahaha

seperti biasa, read+vote+comment ya ^^ bantu benerin typo juga boleh banget!

enjoy~


---


Jogja, September 2018, sore hari


Bram merutuki dirinya sendiri karena terkejut dengan kehadiran Fay. Bukan hal yang aneh jika Fay berada di rumah tersebut, karena toh itu memang rumahnya meskipun Fay sendiri sebenarnya sudah pindah ke rumah dinas suaminya. Dia sedikit malu karena harus menganga lebar—wajahnya terlihat jelek—di hadapan kakak sulung Kia itu.

Fay juga menganga, tapi kemudian dia tertawa terbahak-bahak.

"Sudah kuduga," ucapnya di sela tawanya, "pacar Kia itu memang kamu!"

Bram tidak merespons; hanya menaikkan alisnya.

"Tadi Bunda nge-WA aku, katanya pacar Kia datang ke rumah untuk melamar. Semua kecurigaanku selama ini, tentang pacar Kia itu ciri-cirinya mirip kamu, akhirnya terbukti. Kamu ada di sini, artinya kamu memang pacar Kia!"

Bram mengernyit sementara menunggu Fay selesai tertawa. Jadi... Fay sendiri sudah tahu?

"Kukira kamu bakalan kaget," Bram memberanikan diri untuk berkomentar.

Masih ada sisa tawa di wajah Fay, namun kakak Kia itu mengulum senyum sebagai usahanya untuk berhenti tertawa.

"Awalnya mungkin iya, tapi lama-lama aku mikir kalau tipenya Kia itu ya memang yang kayak kamu gitu," kata Fay. "Yang udah tua!"

"Sialan!" sungut Bram, yang kemudian disusul tawa. Fay kembali tertawa, jadilah mereka tertawa berdua.

Hingga akhirnya seorang pria dengan seragam ala tentara datang menghampiri mereka dengan tanya terpampang jelas di wajahnya. Fay segera menarik tangan pria yang merupakan suaminya tersebut mendekat ke arahnya.

"Yang, kenalin, ini temenku Bram, sekaligus pacarnya Kia," ucapnya. "Bram, ini suamiku, namanya Fadhil. Bisa dipanggil Yudha juga."

"Panggil Yudha aja, itu nama yang biasa dipakai di lingkup keluarga untuk memanggil saya. Insyaa Allah kita bakalan jadi keluarga, kan?" ujar Yudha seraya mengulurkan tangannya kepada Bram. "Pacarnya Kia yang mau ngelamar itu, ya?"

"Udah ngelamar kali Yang, tapi belum resmi karena belum ada keluarga yang datang," kekeh Fay.

"Oh iya juga, ya?" Yudha ikut terkekeh.

Bram menyambut tangan Yudha. "Saya Bram, calon suaminya Kia. Senang akhirnya bisa ketemu dengan... emm... Mas Yudha."

Di situ, Fay kembali tertawa keras, membuat kedua pria yang masih bersalaman itu kebingungan.

"Eh maaf... hahaha!" Fay susah payah mengontrol tawanya. Setelah beberapa saat, dia pun lumayan tenang. "Bram, kamu ngapain juga panggil Yudha pakai 'Mas'? Orang tuaan kamu juga!"

"Hah?!" Yudha terkejut. "Lho... sebentar... kok bisa lebih tua dari aku, Yang?"

"Ya bisa, lah."

Yudha memindai Bram dengan matanya dari atas ke bawah dengan raut wajah yang menyiratkan ketidakpercayaan. Di samping itu, Bram sendiri sudah manyun mendengar ejekan Fay. Barulah beberapa saat kemudian raut wajah Yudha kembali normal. Bahkan sekarang dia tersenyum.

"Kalau dipikir-pikir, Mas Bram ini memang lebih tua dari saya, ya?" celetuknya, menekankan kata 'mas' yang membuat Bram berseru kesal dan Fay mengajak suaminya tos.

TraveloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang