2017 : 03

1.3K 124 5
                                    

Hai! Telat lagi nih aku. Maafin ya... bukan karena lupa, tapi karena seminggu ini aku sibuk. Udah selesai sih kerjaannya, tapi tadi aku pergi sebentar jadi jadwal tayang episode ini delay deh. wkwkwk macem apaan coba.

As usual ya... Read, vote, comment. Kasih tau typo. Might as well follow me yes ^^


---


Jakarta, Juli 2017, pagi menjelang siang hari


"Apakah Kia bersedia jika bekerja bukan sebagai staf HRD di perusahaan kami?"

Kia menahan diri agar tidak terlihat bingung. "Contohnya?"

"Jadi, sebenarnya kami juga melakukan inspeksi melalui media sosial yang Kia cantumkan di CV. Sering ada link ke blog Kia, bahkan di bio Instagram juga ada link ke blog kamu. Ketika kami telusuri, kami sangat terkesan dengan cara Kia menuliskan pengalaman perjalanan ke beberapa wilayah di Indonesia."

Kia mendengarkan lamat-lamat pewawancara di hadapannya itu, tapi dia masih belum paham. "Jadi...?" tanyanya, sengaja menggantung kalimat.

"Jadi, misalkan Kia diterima bekerja sebagai penulis artikel segmen Travel, kira-kira Kia bersedia atau tidak?"

Kia hampir lupa jika perusahaan yang sedang dilamarnya ini termasuk media massa. Tawaran seperti ini bisa saja datang kepadanya. Baiklah, itu artinya dia akan bekerja di luar jalur pendidikan formalnya. Susah payah dia mengerjakan skripsi, dan ujung-ujungnya mendapatkan pekerjaan yang tidak sesuai dengan jurusannya. Apakah itu masih terlihat pantas? Tapi, Kia tidak memungkiri jika dia senang sekali menuliskan cerita perjalanannya, apalagi jika dia punya kesempatan berkeliling Indonesia atau dunia sekalian. Kia juga tidak menampik, faktanya dia memang lebih senang jalan-jalan daripada harus berjibaku dengan alat tes psikologi yang menuntut ketelitian tinggi ketika mengoreksi kerjaan para klien.

"Kalau begitu, saya bersedia, Mbak. Jika memang saya lebih tepat ditempatkan di segmen Travel, saya tidak keberatan," putus Kia dengan senyum manis.

Sang pewawancara memekik senang. "Great! Kalau begitu tolong tunggu kabar selanjutnya ya, jadi kalau bisa Kia tidak keluar dari Jakarta sampai weekend ini."

Senyum Kia sedikit memudar. "Jadi saya stay di Jakarta dulu, Mbak?"

"Iya, sampai weekend aja kok."

Kia mengangguk pasrah. "Baik, Mbak."

"Oke... kalau begitu saya akhiri sesi wawancara pada hari ini Kia, terima kasih atas kehadirannya," tutup sang pewawancara. "Sebelum kita akhiri, ada yang mau ditanyakan dulu barangkali?"

"Emm... saya sebenarnya tidak terlalu punya basic sebagai jurnalis ataupun reporter, Mbak. Misalnya saya diterima menjadi bagian dari segmen Travel, apakah akan ada training terlebih dahulu atau tidak?"

Pewawancara itu tersenyum. "Tentu ada, Kia. Di tim segmen Travel juga ada editornya, nanti mereka akan ikut melatih Kia dulu."

Kia bernafas lega. "Baik, kalau begitu. Terima kasih banyak sebelumnya ya, Mbak."


*


Kia menunggu ojek daringnya di depan gedung tempat dirinya baru saja diwawancarai. Sebetulnya dia bisa saja naik TransJakarta atau KRL, tapi dasar orang udik pendatang, dia masih belum paham dengan sistem dan rutenya. Jadi paling aman memang menggunakan ojek daring, setidaknya untuk sekarang-sekarang ini.

TraveloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang