2018 : 14

1K 84 1
                                    

halo! apa kabar? semoga pada sehat yak ^^

di tengah-tengah hati yang berdegup kencang menunggu perilisan resmi buku novel pertamaku, I managed to write a chapter for this TTATT

doakan lancar ya ^^

seperti biasa, read-vote-comment. boleh banget untuk turut berpartisipasi ngoreksi typo. namanya juga manusia biasa yekan, tempatnya salah u.u

enjoy!


---


Kuala Lumpur, Agustus 2018, sore hari


Kia telah sampai di ibukota Malaysia siang tadi. Saat ini dia sedang menunggu kedatangan kereta monorel di KL Sentral. Sesampainya di KLIA2 tadi, Kia masih mengambil gambar-gambar yang sekiranya bisa dia pakai untuk artikelnya. Dia juga menulis cicilan artikel tersebut dengan ponselnya sebelum menaiki bus menuju KL Sentral.

Hostel yang dia tuju berada tidak jauh dari Stasiun Imbi, stasiun tujuannya. Hanya di belakang Berjaya Times Square, jika menurut pada peta. Oke, sejauh ini perjalanannya lancar, jadi seharusnya nanti ketika menuju hostel itu juga bisa lancar.

Sore hari sepertinya menjadi jam-jam sibuk di Kuala Lumpur. Mungkin orang-orang juga berniat untuk merilekskan diri setelah bekerja seminggu ini di pusat perbelanjaan. Entahlah, tapi melihat kepadatan di stasiun monorel KL Sentral sepertinya bisa dibilang seperti itu.

Monorel yang ditunggu Kia pun datang. Johan sudah mewanti-wantinya agar bersikap seperti pelancong yang tahu tata krama, jadi Kia menunggu hingga para penumpang sebelumnya turun semua, barulah dia naik. Di dalam monorel pun, dia melihat situasi. Jika memang ada kursi yang kosong, Kia baru akan duduk. Toh, meskipun lelah setelah perjalanan dari Jakarta, dia masih dapat menahannya. Barulah di dua stasiun setelah KL Sentral, Kia mendapatkan tempat duduk.

Tak berselang lama, Kia sampai di Stasiun Imbi. Dari stasiun ini, sebetulnya dia bisa melewati Berjaya Times Square karena memang terhubung. Tapi dengan keadaannya sekarang yang kucel dan belum mandi, dia tidak bisa memasuki mal. Kia memutuskan untuk langsung turun, keluar, lalu berjalan menuju hostel yang dituju.

Untunglah hostel tersebut memang tidak jauh dari Stasiun Imbi. Hanya berjalan kurang dari lima menit, dia telah menemukan hostel tersebut. Hanya saja... Kia menelan ludah. Rupanya hostel itu berada di lantai tiga. Dia menatap tangga yang tinggi itu dengan nanar. Sebetulnya dia sudah terlalu lelah untuk berjalan, tapi apa boleh buat?

Kia disambut dengan rak sepatu yang berada tepat di depan pintu masuk. Oh, jadi dia harus melepaskan alas kakinya. Kia sebetulnya tidak yakin akan hal ini, karena kakinya sudah sangat berkeringat dan jelas bau. Dia kemudian mengambil parfum dari ranselnya di bagian samping, lalu menyemprotkannya ke kaus kakinya sebelum masuk.

Resepsionis hostel sedang melayani tamu yang sepertinya hendak check out. Kia menunggu sebentar hingga tamu tersebut pergi, meskipun agak lama. Dia sampai duduk di sofa yang disediakan, sekadar untuk melepas lelah sementara.

"May I help you?" tanya sang resepsionis kepada Kia. Dari tampangnya, dia terlihat seperti bule.

Kia cepat-cepat menghampiri resepsionis. "Oh, you see... I've booked for one person before..." kemudian menjelaskan detail pemesanan kamar—kasur, karena ini adalah hostel.

"Alright, you can go to room... wait, have I met you before?" tanya resepsionis tersebut seraya mengernyit.

Mendengar itu, Kia sedikit jengah. Kalau ini hanya sebagai ajang untuk menggodanya, dia benar-benar akan menimpuk Johan dengan koper berat yang dibawanya setelah keluar dari hostel ini.

TraveloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang