2018 : 11

1K 91 4
                                    

selamat hari... rabu ._.

maapkeun yak, tadi pagi aku bangunnya udah kesiangan, terus gelendotan, terus belanja lalu masak ._. jadinya molor banget deh update nya. maapkeun yak :(

selamat merayakan hari imlek bagi yang merayakan ya! xin nian kuai le! chapter ini sedikit beraroma kecina-cinaan hehehe mumpung di Semarang ada Sam Poo Kong.

pada makan apa di hari imlek ini? belanjanya pada dapet diskon nggak? apakah di tempat kamu hujan? di tempetku engga :( tapi semoga aja di tahun ini all is well ya.

seperti biasa, read-vote-comment dan boleh banget ikut beresin typo. follow aku juga boleh banget! ^^

peringatan! chapter ini boringnya minta ampun.

but well, enjoy!


---


Semarang, Juni 2018, pagi hari


Hari ini, Kia pergi meliput di Sam Poo Kong bersama Johan, namun dikawal oleh Bram. Kia sibuk memijat pelipisnya dari tadi karena Bram tak henti-hentinya mengikutinya. Yang lebih memusingkan lagi, Johan tampak tidak keberatan sama sekali ada Bram di dekat mereka. Atasan Kia itu malah senyam-senyum melihat kelakuan Bram dan Kia, seperti mendapatkan hiburan gratis.

Kia tidak bisa menolak juga, karena toh Johan mengizinkan selama pekerjaannya tidak terganggu. Bram pun hanya mengikuti Kia tanpa mengatakan apa-apa, meski Kia tahu Bram menatapnya terus. Mungkin juga sambil senyam-senyum. Kadang respons sih, kalau Kia meminta tolong Bram untuk memfoto spot yang wajib disertakan dalam artikel. Kia pikir, Bram lebih paham spot mana saja yang lebih bagus.

Johan malah keluyuran sendirian. Katanya, ke Semarang kali ini sebenarnya merupakan acaranya Kia, sementara dirinya liburan meskipun ada beberapa pertemuan dengan pihak hotel dan hostel juga. Kia hanya bisa mengelus dada menahan segala amarah. Memang bos yang semena-mena.

Beberapa menit kemudian, saat catatan Kia baru tiga per empat jadi, atasan Kia itu menghampiri mereka berdua. Senyumnya merekah, tapi Kia makin curiga dengan apa yang mungkin saja Johan lakukan.

"Eh, ada sewa kostum, tuh. Kalian sewa, deh. Saya bayarin. Nanti saya fotoin. Dipasang jadi kover artikel ini di web kayaknya bagus," katanya dengan sorot mata berapi-api.

Tuh, kan, batin Kia.

"Oh! Ide bagus!" seru Bram senang. "Kia, yuk kita foto ala kaisar dan permaisuri kerajaan Cina!"

Kia langsung memicingkan matanya ke arah Bram. Awalnya dia ingin menolak, tapi raut wajah Bram yang tadi sempat semringah berubah memelas. Kia jadi tidak tega.

"Iya, iya. Ya udah, mana kostumnya?" tanya pada akhirnya, menyerah total.

Bram hendak menarik tangan Kia, namun kemudian tangannya berhenti di udara begitu saja. Kia sedikit bingung, apalagi melihat Bram seperti melamun, kemudian cengiran lebarnya kembali. Hanya saja, Bram memasukkan kedua tangannya ke saku celananya.

"Ayo, ikuti saya."

Bram berjalan duluan. Kia sempat bengong sebentar sebelum sadar bahwa langkah Bram sudah agak jauh. Pria itu bahkan sampai berbalik dan memanggilnya. Gadis itu pun segera berlari, diikuti oleh Johan yang hanya berjalan santai.

Kia menyukai budaya Asia Timur, meskipun tidak fanatik. Dia memang lebih sering menonton drama Jepang, namun jika ada drama dari Tiongkok maupun Korea yang bertema kerajaan, biasanya dia akan menontonnya. Maka dari itu, dia langsung terpana dengan kostum permaisuri yang disediakan, padahal awalnya dia sudah bertekad untuk tidak menuruti kemauan Bram tadi. Tapi, mau bagaimana lagi? Kostumnya terlihat megah dan anggun, mencitrakan seorang wanita yang mempunyai kekuasaan dalam mengatur urusan rumah tangga kerajaan.

TraveloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang