2016 : 02

1.4K 120 5
                                    

Halo! Masih suasana lebaran ya. Selamat hari raya Idulfitri bagi yang merayakan. Mohon maaf lahir dan batin.

maaf telat dari jam biasanya u.u

as always, jangan lupa baca, vote, dan komen ya. bantuin koreksi typo juga ^^

P.S: it's my birthday (June 19th) so... boleh dong kasih hadiah vote dan komen, biar bisa bertahan di ajang wattys 2018!


---


Jogja, Juni 2016, petang hari


"Selamat ulang tahun dan selamat untuk status barunya sebagai pengangguran!"

"Bersulaaang!"

Kia tertawa terbahak-bahak mendengar kehebohan teman-temannya seraya bersulang dengan teman-temannya. Dia tidak marah diejek sebagai pengangguran, malahan merasa lucu. Setelah perjuangan berat menyusun skripsi—hampir dua tahun dengan banyak drama, air mata, dan keringat—akhirnya Kia diwisuda. Sedikit terlambat daripada teman-temannya, namun tak mengapa.

Saking bahagianya, Kia mengundang teman-temannya ke rumah untuk pesta barbeque di halaman belakang rumah, sekaligus berbuka puasa dan merayakan ulang tahunnya yang ke-23. Karena tidak banyak teman-teman yang diundang, Kia sengaja memasak sendiri semua hidangan yang tersaji. Dimulai dari yang mudah seperti bolognese cheese spaghetti, chicken bites dengan resep yang dimodifikasinya sendiri, hingga sup jagung dan telur. Kakaknya, Fay, membantunya dengan membuatkan jus jambu dan mango squash kesukaan Kia, sedangkan Dirga mengirimkan daging sapi saking bingungnya mau memberikan hadiah seperti apa. Hadiah yang dikirimkan Dirga itulah yang memunculkan ide untuk mengadakan pesta barbeque.

Setidaknya, Kia ingin berterima kasih kepada teman-teman yang selalu ada untuknya di kala susah mengerjakan skripsi dengan menghibur dan menyemangatinya tanpa henti. Siapa tahu setelah ini mereka akan berpencar mengejar mimpinya masing-masing. Maka dari itu, dia ingin berkumpul dengan mereka selagi masih lengkap.

"Rencana habis ini mau ke mana, Ki?" tanya Sheila.

Kia menggerakan telunjuknya ke kanan dan kiri berulang-ulang. "Jangan ngomongin itu dulu, ah. Berat."

Sheila terkikik. "Nikah aja udah, enak."

"Ih!" Kia menepuk pelan lengan sahabatnya itu. "Kamu tuh, lulusnya duluan juga belum nikah. Ngapain aku ngoyo, coba?"

"Kan kamu udah menunjukkan taring sebagai calon istri idaman, Ki. Pintar masak enak, mengayomi... kurang apa lagi?"

Kia hanya memutar bola matanya bosan. Dia memalingkan wajah, mengamati teman-teman cowok yang malah bercanda ria selagi memanggang daging. Senyum mengembang di wajahnya, pelan-pelan menyimpan hari ini di dalam memorinya.

Teman-teman Kia yang datang adalah teman-teman yang bersamanya ke Gili Trawangan hampir dua tahun lalu. Setelah itu mereka tidak ke tempat-tempat yang jauh, hanya mengunjungi pantai yang berjejer di Gunungkidul atau sekadar ngopi di kafe dan bersama-sama mengerjakan skripsi. Di antara mereka, yang wisuda sebelum Kia ada Sheila dan Faris, sisanya masih berjuang melawan rasa malas.

Jujur saja, kemalasan menyumbang porsi besar dalam keterlambatan wisuda Kia dan dia mengakuinya. Itu semua tidak lepas dari susahnya mencari dan mengolah data, serta kerempongan Bu Ning yang tidak mengenal rem. Meskipun penelitian payung, tetap saja skripsinya tidak mudah karena topiknya adalah mengenai kehidupan rumah tangga. Dengan keadaan dirinya yang belum menikah, itu sudah sulit.

TraveloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang