41. Kanaka Harus Berbagi

5.3K 580 116
                                    

Langit kota Jakarta sore ini tertutupi oleh awan hitam. Cuaca panas dan gersang yang identik dengan kota metropolitan tergantikan oleh dinginnya hembusan angin yang menerbangkan rintik-rintik hujan.

Namun berbeda dengan alam semesta, Kana terlihat sangat bahagia sepanjang perjalanan pulang sekolah. Ia memandangi rintik hujan yang turun dari balik kaca mobilnya. Kana tersenyum tipis mengingat rasa nasi goreng buatan Ale yang tadi ia makan.

"Lu kerasukan apaan si ka?"

Kana menoleh sekilas pada Angga yang berada di sampingnya, "Pintu."

"Bego." Gumam Angga.

"Oh iya ka, masalah mas Tio udah selesai ka?" Tanya Angga.

Kana hanya berdehem menanggapi pertanyaan Angga. Walau suasana hatinya sedang baik, Kana tetap lah Kana yang selalu datar dan tidak banyak bicara.

"Pantes keliatan seneng banget!"

Dalam hati Kana mengiyakan ucapan Angga. Ia tidak perlu merasa takut lagi kalau kakaknya akan pergi meninggalkannya. Kana juga senang karena kini ada yang bisa membuatkannya nasi goreng seenak buatan bundanya.

"Ini mas Angga mau diantar sampai rumah atau mau main dulu sama mas Kanaka?" Tanya mang Didi begitu memasuki area perumahan.

"Ga usah mang. Biarin Angga jalan aja ke rumahnya. Cuma berapa langkah doang pake dianterin." Sahut Kana cepat.

Sedangkan Angga langsung mendengus, "Lagi ujan padahal."

"Payung banyak di rumah gue. Jas hujan juga ada."

"Kalo nebeng ga usah ngelunjak." Sambung Kana.

Angga diam, merasa tertohok dengan ucapan Kana. Tapi Angga tahu Kana tidak serius dengan ucapannya. Kana hanya kasihan kepada mang Didi jika harus mengantarkannya terlebih dahulu, repot-repot putar balik padahal rumahnya dengan rumah Kana hanya terhalang beberapa rumah saja.

🌙🌙🌙

"Ini pakai payungnya ya, lumayan deres soalnya." Ayu menyerahkan sebuah payung pada Angga.

"Kenapa ga nunggu reda di sini sih ngga?" Ujar Ayu saat Angga menyaliminya.

"Engga lah bun, Anggi udah pesen supaya aku cepet pulang."

Kana yang sedang melepas sepatunya mendengus, "Nyampe rumah palingan langsung berantem."

"Adek ga boleh gitu." Tegur Ayu.

"Emang tuh suka gitu bun. Yaudah aku langsung balik ya bun. Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam."

Ayu beralih menggandeng lengan Kana dan menariknya masuk ke dalam rumah, "Ayo masuk! Dingin."

Begitu masuk, Kana langsung disuguhi pemandangan Panda yang sedang bermain dengan mainan khusus untuk kucing yang sengaja ia belikan dulu. Kana berjongkok menggelitiki perut gembul Panda, "Udah makan belom?"

"Udah."

Kana tersenyum saat sang bunda mewakili Panda menjawab pertanyaannya. Kana tidak lupa kalau Panda hanya seekor kucing yang tidak akan bisa berbicara seperti manusia, melainkan hanya bisa mengeong. Namun sudah suatu kebiasaan Kana yang selalu berbicara pada Panda.

"Mas Tio mana ya bun."

"Tadi baru pulang. Lagi mandi kali."

Kana hanya manggut-manggut, "Kana ganti baju dulu ya."

I Can't [Complete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang