22. Sick

9.1K 649 36
                                    

Semenjak pulang sekolah Kana sama sekali belum melihat Tio keluar dari kamarnya. Tadi saat pulang pun bukan Tio yang menjemput Kana, melainkan Kana dijemput oleh mang Didi. Kana kira Tio terlambat pulang kuliah atau ada urusan lain sehingga tidak bisa menjemputnya. Namun nyatanya saat Kana sampai rumah, mobil Tio sudah terparkir di halaman dengan rapi. Dapat disimpulkan Tio sudah pulang terlebih dahulu.

Karena terus kepikiran dengan kakaknya, Kana akhinya memutuskan ingin menemui Tio langsung di kamarnya. Namun baru saja Kana membuka pintu kamarnya, ia melihat Ayu berjalan tergopoh-gopoh keluar dari kamar Tio. Kana bingung, terlebih melihat wajah Ayu yang terlihat cemas dan panik.

"Mas Tio." Gumam Kana sebelum berlari menerjang ke dalam kamar Tio.

Kana berjalan mendekati Tio yang tidur meringkuk dengan badan yang dibungkus selimut tebal. Tio kedinginan, wajahnya pucat, dan saat Kana menenyentuh badan Tio, rasa panas begitu menyengat ke permukaan kulitnya.

"Dek? Bunda mau kompres mamas kamu dulu." Kana mundur ketika Ayu datang membawa sebaskom air dan kain yang akan digunakan untuk mengompres Tio. Raut wajah Ayu sama persis seperti ketika dirinya sakit, khawatir. Tio jarang sekali jatuh sakit seperti ini. Pantas saja Tio menjadi lebih diam, pasalnya Tio hanya akan diam jika sedang sakit atau sedang memiliki masalah yang cukup besar saja.

Ayu mengusap kening Tio, "Mas coba tiduran yang bener, bunda kompres dulu."

"Hmm." Tio bergumam tidak jelas saat merubah posisinya menjadi terlentang. Ia semakin merapatkan selimut di tubuhnya. Ayu sedikit meringis ketika mengusap kening anak sulungnya itu. Demamnya begitu tinggi.

Ayu menoleh pada Kana yang masih diam berdiri sambil memandang Tio, "Kamu udah minum obat belum dek?"

"Nanti."

Ayu menghela nafas, Kana pasti sangat khawatir dengan keadaan Tio, "Minum dulu, jangan sampai kamu ikut sakit juga nanti."

"Mas Tio sakit karena jagain Kana terus ya bun?" Ujar Kana. Ayu sedikit kaget dengan ucapan Kana, bisa-bisanya ia menyalahkan dirinya atas sakitnya Tio.

Ayu tersenyum, "Enggak, mas Tio sakit bukan karena Kana. Semua manusia bisa sakit, sekarang Allah lagi kasih sakit ke mas Tio. Mungkin mas Tio kecapean. Kamu tahu sendiri kan tugas dan kegiatan kuliah mamas kamu lagi banyak banget?"

Kana mengangguk. Tapi ia tetap merasa Tio sakit karena kelelahan terus menjaganya. Andai saja dia tidak terus-terusan sakit, pasti Tio tidak perlu begadang untuk menjaganya dan ikut sakit seperti ini.

"Sekarang kamu balik ke kamar kamu, minum obat. Bunda gamau ya kamu ikut sakit juga. Mas Tio cuma demam ka, besok juga sembuh." Ayu berdiri, merangkul Kana, dan menyuruhnya kembali ke kamarnya lalu meminum obat sebelum ia kembali melanjutkan mengurus Tio.

"Ya Allah. Panas banget." Ayu tak henti-hentinya mengusap dan mencium kepala Tio.

Setelah mengganti kompresan di kening Tio, Ayu mengirimkan pesan pada Adhi. Memeberitahu kalau Tio sakit dan menyuruh suaminya itu untuk segera pulang. Kali ini Tio sangat membutuhkannya, namun di sisi lain masih ada Kana yang tidak bisa dikesampingkan. Jika ada Adhi di rumah mungkin akan jauh lebih baik. Karena mereka bisa berbagi tugas.

🌙🌙🌙

"Hey ngelamun terus si ka?" Tegur Adhi saat melihat Kana yang sedari tadi melamun.

Adhi langsung meninggalkan kantor begitu mendapat pesan dari Ayu. Syukurlah saat ia sampai di rumah, keadaan Tio sudah lebih baik. Ayu bilang demamnya sudah turun dibandingkan sebelum Adhi datang.

Kini Adhi sedang bersama Kana di kamar Kana. Ia sudah tahu dari Ayu perihal Kana yang merasa bersalah.

"Tadi waktu ayah ke apotek beli obat buat mas Tio, ayah ketemu temen kamu ka." Ujar Adhi. Kana menautkan alisnya bingung.

I Can't [Complete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang