7. Awal?

8.6K 656 44
                                    

"Pak Selamet kagak ada woyy!" Dharma muncul dengan gaya petentengannya.

"Serius lu?" Tanya Angga.

"Serius laaa, pergi dia. Anaknya kan mau kawin. Sibuk sibuk. Baca-baca aja katanya."

"SAYANG PAK SELAMETTTTT!!" Teriak Angel seraya berdiri.

"Eh gendut berisik!" Sahut Billy dari belakang. Angel yang mendengarnya lantas berbalik badan sambil mengibaskan rambutnya, kemudian menatap Billy sinis, "Apa lo? Iya emang gue cantik. Makasih." Ujarnya, kemudian duduk kembali.

Billy memutar bola matanya malas, "Cantik, pantat gue nih cantik." Kata Billy. Arif dan Angga hanya cekikikan melihat interaksi kedua sepupu itu yang lebih mirip seperti musuh, tidak pernah akur.

Setelah Dharma mengatakan bahwa guru yang mengajar berhalangan hadir, suasana kelas menjadi sedikit ramai. Di pojok belakang Dharma dan teman se-gengnya mengadakan pentunjukan musik rock. Dharma menggunakan gagang sapu sebagai mikrofonnya. Begitu juga teman-temannya bahkan ada yang menggunakan kemoceng.

"BEIBEHHHH AWW!!!" Suara lengkingan Dharma memenuhi ruangan kelas.

"Si Dharma gila kali." Decak Ale. Kemudian ia mengeluarkan ponselnya lalu memainkannya.

"Ale Jhope ganteng banget rambut item begini ya Tuhan. Aaaa suami able banget banget." Heboh Angel sambil menunjukkan foto idola kesayangannya pada Ale.

"Itu BTS ot7 black hair semua ngel?" Tanya Ale saat melihat foto yang ditunjukkan Angel.

"Iya ganteng semua kan ya."

"Iya banget." Sahut Ale. Kemudian Ale sibuk menonton video di ponselnya. Ia merubah posisi duduknya menjadi menyamping menghadap Angel. Disandarkannya tubuhnya pada tembok. Ale nampak serius menonton video di ponselnya tanpa memperdulikan sekitar.

Tanpa sengaja Kana melihat Ale yang berada di depannya. Kana memperhatikan wajah Ale dari samping. Wajahnya cantik walau terlihat dari samping. Begitu juga saat Ale tersenyum, senyumnya begitu manis. Sesekali Kana melihat Ale tertawa kecil saat menonton video di ponselnya.

"Dasar maknae aneh." Ujar Ale sambil menyelipkan rambut panjangnya di sela-sela telinganya, membuat wajahnya semakin terlihat.

Kana semakin memperhatikan wajah Ale. Entah apa yang Kana pikirkan, menurutnya Ale berbeda. Perempuan itu berbeda, sangat berbeda. Tidak seperti kebanyakan teman perempuannya yang selalu berusaha ingin dekat dengan Kana, namun Ale tidak. Ale juga selalu apa adanya. Tidak neko-neko, bahkan Kana lihat Ale tidak pernah menggunakan make up. Walau begitu Ale masih terlihat cantik.

"Lo ngeliatin gue ka?" Ale tiba-tiba menoleh dan memergoki Kana yang sedang memperhatikannya.

"Hah? Enggak." Kana berusaha terlihat tenang.

"Jangan liatin gue ka tar lu naksir sama gue." Ujar Ale diakhiri dengan kekehan.

"Ga usah ngarep." Jawab Kana ketus. Dan Ale palah tertawa, "Yaelah becanda kali bu, jangan dianggep serius nanti palah serius beneran."

Kana tidak menjawab lagi, ia merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Apa ia kambuh? Tapi tidak. Kana tidak merasakan sakit apapun, ia juga tidak sesak. Apa ini? Kana menggeleng cepat, tidak mungkin ia secepat itu jatuh cinta pada Ale. Bahkan Kana belum mengenal betul Ale seperti apa.

I Can't [Complete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang