12. Rasa Ingin Tahu

8K 596 8
                                    

"Angga Angga!" Ale berlari menghampiri Angga yang berjalan dari arah parkiran sambil bersiul-siul kecil.

Bukan Angga namanya jika suka tebar pesona. Ia berbalik badan sembari menyisir rambutnya yang tertiup angin menggunakan jari tangannya sendiri. Membuat para cewek berteriak tertahan saat melihat Angga seperti itu.

Tapi jika kebanyakan cewek akan terpesona dengan Angga namun tidak dengan Ale. Ia malah berjalan malas mendekati Angga yang sedang berdiri dengan gaya selengekannya.

"Harus banget tebar pesona gitu ya?"

"Siapa? Gue?" Angga menunjuk dadanya sendiri, "Ya ampun le gue dari lahir udah ditakdirkan ganteng, jadi walaupun gue ga niat tebar pesona juga cewek udah terpesona sama gue."

Ale memutar bola matanya malas, sudah cukup setiap hari ia mendengarkan Angel yang selalu memuji dirinya sendiri padahal orang lain pun tidak ada yang memujinya. Dan sekarang Ale harus mengenal Angga yang satu spesies dengan Angel. Ale jadi berfikir apa kesamaan sifat mereka mungkin karena nama mereka yang mirip. Angga Angel.

"Sayangnya gue ga terpesona ngga."

"Iyalah lu mah bakal terpesona sama si Kana doang."

Ale membulatkan matanya karena ucapan Angga, "Gausah ngaco! Tuh anak sekarang gimana keadaannya?"

"Tuh kan khawatir," goda Angga yang membuat Ale berdecak kesal.

"Serius ngga!"

"Semalem kata mas Tio sih udah sadar, tapi gue ga yakin pulang nya cepet."

"Syukur deh," Ale menghela nafas lega, ia melangkah menyusul Angga yang sudah berjalan duluan. Saat langkahnya sudah sejajar dengan Angga, "Mm..ngga?"

Angga menoleh, "Kenapa le?"

"Yang lu bilang Kana udah sering kayak gini maksudnya apa? Kana sakit apa?"

Angga reflek menghentikan langkahnya, ia tersenyum menatap wajah khawatir Ale, "Gue ga ada hak buat ngasih tau apapun, cuma Kana sendiri yang berhak ngomong ke elu."

"Mending ntar lu ikut ke rumah sakit jengukin Kana ajak Angel juga biar rame," ujar Angga sambil merangkul Ale, membuat Ale sedikit kaget saat Angga tiba-tiba merangkulnya.

"Lu ngapain si ngga?"

"Yaelah kan kita temen, emang ga boleh gue rangkul temen gue sendiri? Ngga boleh?"

Iya juga sih. Angga kan cuma temannya tidak lebih, "Boleh si boleh, tapi kalo gue diserbu sama fans lo gimana?"

Angga melepaskan rangkulannya, "Iya juga yah? Fans gue kan banyak, tar mereka aniaya lo gimana?"

Lagi-lagi Ale mendengus, "Yaudah iya serah!" Ale menghentakan kakinya, berjalan mendahului Angga yang sedang terbahak.

"Dih ngambek, bwahahaha."

🌙🌙🌙

Wanita yang baru saja datang bersama Tio itu duduk di pinggir ranjang tempat Kana terbaring. Tangan lentiknya sedari tadi ia gunakan untuk mengelus kaki kana yang tertutupi selimut.

"Sakit mulu sih ka," ujarnya lembut.

"Siapa juga yang mau sakit kak, gue juga gak mau." Jawab Kana lemas.

Nadiya yang melihat ekspresi Kana menjadi gemas sendiri. Kalau tidak ingat sekarang Kana sedang sakit mungkin ia sudah mencubit pipi atau hidung Kana karena terlalu gemas.

"Sakit aja tetep imut kamu ka,"

"Mamasnya aja imut gini ya pasti adeknya juga imut lah!" Sahut Tio. Ia sedang duduk di kursi samping tempat tidur Kana dengan satu kaki di naikkan ke atas kursi, dan mulutnya sibuk mengunyah apel yang Nadiya bawa untuk Kana.

I Can't [Complete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang