Siar Kabar

1.5K 286 69
                                    

Fajar dan Rian baru saja merampungkan bincang-bincang mereka dengan Arfa. Sekarang mereka dalam perjalanan kembali ke asrama.

"Alhamdulillah, selamat ya jar. Sekarang kalian harus rajin-rajin tuh main sama Arfa. Bikin dia seneng biar debaynya sehat terus"

"Iya rii, makasih juga ya ri buat bantuannya"

"Sama-sama, eh gw udahan dulu ya. Break gw bentar lagi mau kelar"

"Oke siap, daah"

Ponsel dengan gambar apel tergigit itu Fajar letakkan sembarang di pahanya. Tangannya ia kembalikan pada roda kemudi. Begitu juga dengan seluruh perhatiannya, ia pusatkan lagi ke jalan raya.

"Kenapa ngga nanti aja sih mas telfonnya? Kan mas lagi nyetir"

Manik yang gelap segelap langit malam itu menatap Fajar dengan lekat. Mempelajari setiap inci dari rahang Fajar yang sekarang ditumbuhi brewok tipis. Tak tahan dengan apa yang dilihatnya, Rian meraih pipi Fajar dan memberinya usapan.

"Sampe asrama cukur gih mas, risih aku liatnya"

"Males ah, kapan-kapan aja"

"Mas-"

"Aku keren tau ian kalo brewokan. Makin ganteng, ya nggak?

Bola mata rian merotasi. Mencibir kalimat Fajar barusan. Tapi yang namanya hati tidak akan pernah bisa berbohong. Secepat kilat Rian mencuri pandang pada wajah pria di sampingnya. Ia menggigit bagian dalam pipinya, berupaya menahan senyum.

"Mas"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mas"

"Hmm?"

Tangan Fajar yang sedang menggenggam erat roda stir berlapis kulit itu diambil salah satunya oleh Rian. Menyusupkan jarinya di sela-sela milik Fajar lalu mengecup punggungnya.

"Kenapa kamu?"

Kepala Rian digelengkan singkat. Tetap mengunci tangan Fajar erat sehingga mengharuskan Fajar menyetir dengan satu tangan. Untung jarak asrama sudah hampir di penghujung, kan bahaya.

Dengan satu tangan, Fajar membelokkan mobilnya ke arah parkiran aEsrama. Tersenyum ramah pada pak satpam yang selalu siap siaga di gerbang. Mengisi spot mobil yang kosong.

"Ian, udah sampe"

"Yaudah turun"

"Tangannya ini gimana?"

"O iya"

Keduanya meninggalkan mobil kemudian berjalan memasuki gedung asrama. Suasana asrama lebih ramai dibanding saat mereka berangkat. Sebagian besar penghuni asrama terlihat sudah keluar dari sarang mereka, termasuk Kevin.

More Than Friends? [Completed]On viuen les histories. Descobreix ara