Sekedar Perayaan

26.8K 1.8K 156
                                    

Lagu kebangsaan telah berkumandang di Istora Senayan. Jonatan dan Anthony baru saja menerima medali sebagai hasil  kerja keras mereka mengharumkan nama Indonesia dalam bidang bulu tangkis. Wartawan demi wartawan dan berbagai sesi foto telah mereka lalui pula.

"Jo, jalan-jalan yuk" ajak Anthony di perjalanan menuju asrama.

"Ngapaian, capek ah" Jojo mengusap tetes keringat yang sedari tadi masih membasahi wajah manisnya.

"Ayolah, sebagai perayaan aja"

Jojo hanya terdiam, memasukkan kuncing ke dalam lubang pintu kamar. Ia mulai merapikan barang bawaan. Baju kotor, handuk, dan boneka souvenir Asian Games.

"Gimana mau nggak? Gw yang traktir deh. Lu kan yang dapet medali emas.Anggap aja sebagai hadiah"

Anthony bersikeras meminta jawaban dari Jojo. Berharap dengan tawaran yang ia beri Jojo akan menerima ajakannya.

"Iya deh, tapi nanti malam ya. Istirahat dulu, pegel nih badan"

Jojo membuka bajunya dan mengambil handuk bersih. Anthony yang sejak tadi duduk di kasur hanya bisa diam menelan ludah.

"Woy, gimana?" Suara tegas Jojo menyadarkan Anthony dari lamunannya

"Oiya, ya. Siap"

 Malam hari itu menyapa. Anthony dan Jojo sedang bersiap-siap.

"Siapa yang bawa mobil?" tanya Anthony sembari menyemprotkan parfum favoritnya.

Jojo berdiri di ambang pintu, sibuk mengutak-atik handphonenya.

"Gw aja, lu kan yang traktir"

Anthony pun melemparkan kunci mobil yang ditangkap Jojo dengan tangkas.

 Jalanan di Jakarta cukup ramai malam itu. Jojo sedang memfokuskan pandangannya demi menghindari kendaraan lain. Lagu-lagu pop terkini mengiringi perjalanan mereka lewat radio. Selama perjalanan mereka terdiam. Diam yang cukup nyaman dan menenangkan perasaan Anthony.

"Bentar ya , ting"

Jojo memutar roda kendali mobil.

"Mau ngapain?Arah mall-nya kan ke sana?" tanya Anthony

"Ini gw ngajak Gregoria, boleh kan?"

Lagi-lagi Anthony hanya terdiam "Nanti soal dia gampang, lu traktir gw aja. Toh dia juga udah ikut main kan?"
Anthony hanya bisa menjawab dengan anggukan.

 Tiga pebulu tangkis itu telah tiba di tujuan. Mereka memasuki mall diantar dengan tatapan mata orang-orang sekitar.

"Mau makan di mana sih kalian?"

Gregoria sibuk melihat-lihat restoran yang berbaris rapi selama merekan berjalan. Jojo menatap Anthony, bertanya hal yang sama

"Lu aja yang pilih, Jo"

Senyum Jojo menanggapi perkataan Anthony. Setelah kurang lebih 10 menit berkeliling Jojo akhirnya memutuskan untuk makan Sushi.

 "Wuih, sedap nih kayaknya. Mari kita makan"
Jojo menyambut hidangan yang diletakkan pramusaji di hadapan mereka. Malam hari itu tidak berjalan sesuai keinginan Anthony. Awalnya, tapi tidak semenjak keberadaan orang ketiga. Mendengar Jojo menyebutkan nama perempuan lain selain ibunya saja telah membuat kuping Anthony panas. Ia pun berharap makan malam segera berakhir.

"Gila, kenyang banget gw" Gregoria mengusap perutnya. "Gendut, gendut dah" sambungnya.

"Engga kok, lo tetep cantik"

tambah Jojo sambil menyunggingkan senyum manisnya yang tidak pernah gagal membuat orang lain ikut tersenyum. Termasuk Anthony. Tetapi senyum itu seketika luntur saar ia sadar bahwa senyuman itu bukan dimaksudkan untuk dirinya.

"Idih bisa aja lu" tanggap Gregoria mendengar gombalan Jojo . 

 Mereka sibuk dengan gadget mereka masing- masing saat tiba- tiba Gregoria berkata

"Eh, gw harus buru-buru nih.Besok ada urusan"

ia memasukkan handphone ke dalam tasnya. "

Yaudah, kita anter" Jojo mulai beranjak dari kursinya

"Eh gausah, gw abis ini langsung ke rumah bukan ke Asrama. Eh, hampir lupa"

Gregoria kembali mengeluarkan handphonenya "Foto yuk!".

Momen malam itu mereka abadikan melalui foto selfie yang akhirnya disebar Gregoria melalui akun instagramnya.

 Di perjalanan pulang, tidak ada bedanya seperti saat berangkat.  Sunyi dan senyap. Hanya kali ini diam dengan maksud lain. Jojo mulai merasa ada yang tidak beres.

"Lu kenapa, ting? Dari tadi diem aja. Ga enak kah makanannya?" tatapan Jojo mulai terbagi antara jalanan dan sahabatnya.

"Engga kenapa- kenapa. Tiba- tiba gak mood aja" Anthony memejamkan mata untuk meredam emosinya

"Gak mood? Kayak cewek aja lu." jawab Jojo disertai dengan tawa kecil. Anthony mencoba lebih keras menahan perasaan yang hampir disertai tangisan.

 Mereka sampai di asrama sekitar pukul 22.00, waktu dimana mereka biasa tidur. Anthony sudah mengganti pakaiannya sesaat setelah mereka memasuki kamar. Ia merebahkan tubuh mungilnya di ranjang yang hanya berjarak kurang lebih satu meter dari milik Jojo.

"Malem, Ginting." bisik Jojo sambil mematikan lampu.

Anthony tidak menjawab, ia mencoba untuk tidur. Melupakan kejadian saat makan malam tadi. Jojo lagi-lagi mengusik konsentrasi Anthony dengan membuka atasannya. Memperlihatkan otot perutnya yang menjadi idaman kaum hawa. Anthony membalikkan badannya sesegera mungkin.

"Tau aja sih,gw lagi butuh hiburan"

Ia memeluk erat guling guna mengalihkan pikirannya yang mulai menjurus kemana- mana. 

  Suara gesekan selimut terdengar dari ranjang sebelah. Diam turut mulai menyelimuti mereka. Anthony pun bisa tidur dengan tenang mengetahui rekannya sudah terlelap. Tetapi perkataan Jojo pada Gregoria masih terngiang-ngiang di kepalanya. Satu tetes air mata mengalir di pipi Anthony tanpa ia sadari. Tangannya dengan segera mengusap air mata itu, khawatir Jojo dapat mendengar isak tangis yang mulai mengisi kesunyian kamar. Ia memeluk guling lebih erat. Mencoba untuk tidur dengan nyenyak. Ketika tiba- tiba Anthony merasakan bagian kasur di belakangnya goyah.  Tubuh yang tadi terasa sedikit dingin karena udara  AC menjadi hangat setelah seseorang melingkarkan tangan di pinggangnya.

"Makasih tadi traktirannya"

bisik Jojo dengan lembut . Anthony hanya bisa menjawab dengan tangan bebasnya yang ia tempatkan di atas jemari Jojo. Ternyata malam itu berjalan lebih baik dari yang Anthony inginkan.

More Than Friends? [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora