Gantian

7.2K 1K 85
                                    

"Joo, odol sama sabun tinggal dikit," Jojo yang sibuk bermain playstation menghiraukan laporan dari Anthony. "Woy, Jo! Denger ga sih?" tube odol kosong menjadi senjata Anthony untuk mengalihkan perhatian Jojo dari layar tv. Tube odol itu melayang dan jatuh tepat mengenai wajah Jojo. "Eh, iya sayang?" Anthony bergidik mendengar panggilan itu. Melihat kekasihnya mulai merajuk Jojo menghentikan permainannya. Tube odol yang sekarang tergeletak di lantai di raih oleh Anthony.Dibawanya tube odol itu pada Jojo. "Nih, abis" tingkah laku Ginting layaknya anak kecil yang kehabisan permen. Ditambah postur tubuhnya yang mungil membuat Jojo semakin gemas. Tangan Anthony yang mengulur ia tarik sehingga Anthony jatuh terduduk di pangkuannya."Gw kan berat,Jo" Anthony menatap Jojo, takut berat badannya membuat Jojo kesakitan "Engga kok, kenapa tadi?" tube odol yang sejak tadi menjadi saksi kebucinan mereka diambil oleh Jojo. Mendengar laporan ulang , Jojo akhirnya mengajak Anthony belanja untuk kebutuhan di Asrama.

 Mereka memutuskan untuk berbelanja di tr*nsmart (taulah yang aku maksud ehe). Toko swalayan yang juga menyediakan wahana-wahana seru itu ternyata cukup ramai. Saking ramainya, Jojo membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit untuk mencari tempat parkir.

Jojo mendorong troli selagi Anthony membaca daftar belanjaan. "Biar cepet kita mencar  aja ya. Gw fotoin daftar belanjaannya" Jojo menghentikan troli, memusatkan perhatiannya pada Anthony "Lu nyari setengah pertama, gw seterusnya." perintah Anthony dibalas dengan acungan jempol oleh Jojo. Baru saja berjalan beberapa langkah, Anthony diberi bekal manis oleh Jojo "Jangan lama-lama ya, nanti gw kangen" Anthony mempercepat langkah menghiraukan perkataan Jojo. 

Masing-masing dari mereka asyik dengan item belanjaan. Jojo mendapat bagian konsumsi rupanya. Buah-buahan dan makanan ringan. Sebagian besar untuk Anthony yang punya kebiasaan ngemil. Setelah menyelesaikan tugasnya dan mengecek ulang, Jojo pergi menyusul Anthony. "Mana sih tuh orang?" Jojo bagaikan lebah hachi yang mencari ibunya. Tidak mau mencari lama-lama, Jojo mengeluarkan ponsel.

J  : Ting, lu dimana?

A  : Di lorong  tempat sereal, Jo. 

Jojo bisa mendengar keramaian di seberang telepon. Belum sempat bertanya lebih lanjut Anthony memutus sambungan teleponnya. Perasaan Jojo mengatakan ada yang tidak beres. Troli pun ia dorong, melesat menuju tempat yang dimaksud Anthony.

Pemandangan yang Jojo lihat ketika ia sampai bukanlah pemandangan yang indah. Ya, setidaknya tidak bagi Jojo. Anthony terlihat semakin kecil diantara kerumunan para perempuan. 

"Foto ya, kak"

"Snapgram dong, snapgram"

"Sendirian aja, kak Jojonya mana?

Anthony sedang melayani mereka ketika matanya menangkap sosok Jojo melambaikan tangan. "Maaf, permisi ya. Udah dicariin" baru saja ingin membebaskan diri, seorang perempuan menghalangi jalan Anthony "Selfie boleh ga kak? Tadi belum sempet" ekspresi memelas perempuan itu tidak bisa ditolak. Anthony pun mengiyakan.

"1..2.. klik

Pada akhir bunyi kamera, Anthony dibuat terkejut oleh kecupan di pipi kanannya. "Makasih, kak" perempuan itu pergi begitu saja sambil tertawa centil. Jojo yang menyaksikan itu hanya bisa pasrah, mempererat pegangannya pada gagang troli hingga kukunya memutih. Anthony yang tidak bisa berkata apa-apa, berjalan menghampiri Jojo yang sudah berdiri kaku ."Udah?" tanyanya ketus, Anthony hanya bisa menjawab dengan anggukan kecil disertai senyum tipis.

Dari kasir hingga masuk ke mobil, Jojo tidak berkoar sedikit pun. Anthony tahu, sebagian dari kejadian itu adalah salahnya. Tapi apa boleh buat, itu kan kecupan spontan. Kalau saja perempuan tadi meminta izin lebih dulu Anthony bisa dengan mudah menolak. " Jo, bisa minggir dulu?" Anthony meminta dengan lembut. Tanpa memberikan respon Jojo segera menepikan mobil di tempat yang aman. Anthony melepas ikatan sabuk pengaman dan memposisikan tubuh untuk menghadap Jonatan ."Maaf,Jo. Tadi spontan banget, gw juga ga tau" tatapan Jojo kosong memandang ke luar jendela."Jo.." jemari Anthony mendarat di dagu Jonatan. Bermaksud untuk menolehkan kepala Jojo supaya berhadapan dengan Anthony. Merasakan tangan Anthony yang sekarang mengusap pipinya membuat Jojo hampir meruntuhkan pertahanannya. Anthony maju, membungkuk dan mulai merapatkan jarak diantara mereka. Jojo membeku, tidak tahu harus berbuat apa.  Masih berusaha memproses, Jojo merasakan bibir lembap Anthony bertemu dengan miliknya. Pertahanan Jojo hancur lebur.  Jojo memejamkan mata, menempatkan tangannya di atas tangan Anthony yang menangkup wajahnya. Memperdalam ciuman itu, Jojo berusaha menemukan ritme yang sesuai. Anthony membiarkan Jojo mengambil alih. Mengikuti irama yang diberikan Jojo. 

 Sebelum kegiatan itu berlanjut, Anthony melepaskan ciuman itu. Menatap mata Jojo yang mulai sayu dan memberikan bonus senyuman manis. Ia menghadiahkan Jojo satu kecupan sebelum benar-benar melepaskan diri. Jojo masih saja membeku, menatap Anthony yang sudah memalingkan wajah ke depan. Membenarkan posisi duduknya, Jojo meraih kemudi mobil dan memutarnya. 

 Selama perjalanan mereka tidak berani untuk menatap satu sama lain. Jojo diam-diam tersenyum membayangkan reka ulang kejadian tadi. "Sampe di kamar nanti, boleh lanjut ga?" Jojo masih tidak berani melihat reaksi Anthony. Yang ia tangkap dari sudut matanya hanyalah Anthony tertunduk malu dan menutupi wajahnya dengan kedua tangan. "Anjir lah lu, Jo" Anthony menggaruk kepalanya kasar. Hari itu Anthony belajar, jangan pernah bikin Jonatan cemburu. Karena ujung- ujungnya, Jonatan pasti minta jatah.

Akhirnya cipokan juga

More Than Friends? [Completed]Where stories live. Discover now