Seeking For Warmth

2.6K 354 86
                                    

Satu delapan plus

Tak bisa dipungkiri bahwa Paris sudah menyebarluaskan suhunya yang semakin rendah hingga ke dalam ruangan. Terbukti dari keadaan Jonatan yang setengah menggigil di dalam kamar. Padahal tubuh bongsornya masih berada dalam balutan jaket tebal.

"Kamar Bang Fajar sama Rian kok sepi Jo? Mereka lagi pergi ya?"

Jonatan hanya mengerdikkan bahunya. Mereka baru saja pulang dari sesi jalan-jalan mereka sendiri. Saking sibuk menikmati banyak jajanan, Anthony sampai lupa waktu. Sengaja bahkan, karena Jonatan sudah berulang kali mengingatkan waktunya untuk kembali ke hotel. Tapi yang namanya Anthony sekali melihat makanan ya sudah, selamat tinggal dunia.

"Ini AC nya kamu kecilin atau gimana sih? Dingin banget"

Remote putih tak bernyawa menjadi sasaran Jonatan untuk diutak-atik. Mata Jonatan terbelalak melihat angka pada remote menunjukkan angka 28.

"Ini bisa lebih tinggi lagi kan ya?"

"Bodoh, mau menguap kamu?"

Wajah Jojo yang semula berkerut menahan dingin berubah menjadi datar. Di sisi lain Anthony dengan nyamannya merebahkan diri di kasur dengan keadaan jaket sudah terlepas. Menyisakan jeans dan kaos berkerahnya.

"Kamu ngga kedinginan apa?"

Jonatan sendiri juga bingung sebenarnya. Tubuhnya kan jauh lebih besar dari Anthony, seharusnya pria mungil itu lebih menggigil. Tapi nyatanya pria itu kini sudah terduduk menatap Jonatan sambil menahan tawa sambil menggeleng.

"Enggak, emang kenapa?"

Anthony tidak menerima jawaban. Jonatan mendudukan dirinya pada kursi di depan meja rias. Mendekap tubuhnya sendiri. Melihat itu, Anthony mengulum bibirnya sendiri. Meninggalkan kasur dan berjalan mendekati herculesnya yang kedinginan.

"Kamu mau tau kenapa aku ga kedinginan dari tadi?"

Tatapan Jonatan yang semula jatuh pada layar televisi kini berpindah pada Anthony yang sudah berdiri di hadapannya.

"Kenapa emang?"

Tubuh Anthony membungkuk. Mendekatkan posisi wajahnya dengan Jonatan. Menatap sepasang mata sipit itu lekat, sesekali mencuri pandang ke arah bibir. Jonatan yang sibuk menghangatkan diri masih tidak menangkap apa yang coba disampaikan Anthony hingga ia merasakan sentuhan bibir Anthony pada bibirnya.

Cukup terkejut dengan aksi tersebut, mata Jonatan membulat untuk yang kedua kalinya. Sebuah senyum terulas ketika ia mulai memahami apa yang di pikiran Anthony. Memberi semua kendali pagutan pada Anthony, Jonatan membiarkan bibir bawahnya dihisap. Bahkan merasakan lidah Anthony meminta izin masuk.

"Mpph"

Hanya itu suara yang terdengar dari Jonatan sebelum Anthony memperlebar jarak diantara mereka. Memberi tatapan terakhir pada sepasang netra itu kemudian berjalan kembali ke kasur dan duduk di tepiannya.

"Udah anget?"

Glek

Jonatan menelan ludah. Nafasnya semakin tidak beraturan karena suhu rendah mulai menusuk kulitnya lagi. Mendominasi suhu dalam tubuhnya yang tadi sudah mulai menyebar karena suguhan yang diberikan Anthony. Kursi riaspun ditinggalkan oleh Jonatan. Perlahan melangkah ke arah kasur di mana Anthony duduk menonton televisi.

"Nyk?"

"Hmm?"

Jawab Anthony dengan perhatian yang masih terdapat pada layar tv. Menghiraukan Jojo yang masih membutuhkan kehangatan lebih.

More Than Friends? [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora