#21

729 116 36
                                    

Jisun mengayunkan kedua kakinya bergantian. Dia duduk di kursi depan kelas XI D menunggu seseorang keluar dari dalam kelas. Bel istirahat kedua berbunyi beberapa detik lagi, untung saja dia bisa keluar dari dalam kelasnya dengan mudah, kalau tidak, mungkin kesempatannya untuk bertemu dengan orang itu sangatlah sempit, apalagi istirahat kedua ini waktunya tidak lama jadi Jisun harus bisa memanfaatkan waktu dengan baik meskipun harus mengorbankan keseriusan belajarnya selama menjadi siswi di Jupiter High School selama beberapa hari ke depan.

“Tiga … dua … satu … “ ujarnya mengaba-aba dan belpun berdering terdengar ke seantero penjuru sekolah. Jisun berdiri menatap siswa-siswi di kelas yang sudah berdiri dan bersiap pergi keluar. Kedua manik mata Jisun dengan gesit menatap setiap wajah di dalam kelas. Beberapa wajah diantaranya pernah ia lihat, tatapannya lantas terfokus pada segerombolan siswi yang tengah berjalan beriringan keluar kelas.

“Teman-teman, sepertinya aku tidak ikut kalian ke kantin. Perutku tidak lapar. Aku pergi ke perpustakaan saja ya?” ujar seorang siswi berponi itu pada teman-temannya.

“Tumben sekali, kau sedang diet ya Yena?” Tanya salah satunya.

“Tidak juga, aku benar-benar sedang tidak nafsu makan akhir-akhir ini, sudah sana pergilah! Nanti waktu istirahatnya habis.” Yena mendorong teman-temannya untuk segera pergi ke kantin. Setelah memastikan semuanya pergi, Yena berjalan ke arah perpustakaan, tanpa ia ketahui Jisun mengikutinya dari belakang.

“Apa benar, gadis itu adalah gadis yang diceritakan Jihoon tadi pagi?” Diperhatikannya lagi Yena dengan seksama. Pipi chubby, rambut kecokelatan berponi, hidung tidak terlalu mancung dan bentuk matanya sipit, sepertinya Jisun tak salah orang, lagipula tadi dia mendengar jika teman-temannya memanggil nama gadis itu dengan nama Yena, semoga saja Yena yang tengah dibuntutinya sekarang memang benar-benar Cho Yena yang tengah ditaksir oleh sepupunya.

Jisun sedikit memberi jarak saat mereka berjalan ke arah perpustakaan, dia tidak ingin gerak-geriknya terlihat mencurigakan. Saat Yena membubuhkan tandatangan sebagai tanda kunjungan ke perpustaakaan Jisun sempat bersembunyi dibalik badan siswa berbadan gemuk yang menatapnya aneh. Setelah Yena pergi dari tempat itu, Jisun melangkahkan kakinya cepat namun dihalangi oleh penjaga perpustakaan dan menyuruhnya kembali masuk ke antrian untuk membubuhkan tanda tangan sebagai tanda kunjungan.

“Aku siswi pertukaran pelajar pak, jadi namaku tidak ada di dalam absen.” Ujar Jisun berharap agar pria paruh baya berkumis itu mau membebaskannya sekarang juga.

“Tolong ikuti prosedur nona! Kau harus membubuhkan tanda tangan meskipun kau seorang presiden.”
Kesal, Jisun mau tak mau kembali memasuki antrian dan menuliskan namanya juga tanda tangan diatas kertas putih kosong yang disodorkan oleh pria paruh baya berkumis tadi.  Merasa sudah bebas, Jisun berlari mengitari beberapa lemari berisikan buku-buku pelajaran juga buku umum. Matanya jeli mencari Yena ditengah lengangnya perpustakaan.

Aroma khas buku sangat mendominasi ruangan membuat Jisun harus menahan nafasnya beberapa kali saat melewati kumpulan buku-buku tua. Dia juga terkadang menyibakkan rambutnya untuk menetralisir bau buku dengan wangi dari shampoo yang digunakannya hari ini. Perpustakaan Jupiter High School tidak cukup luas dibandingkan dengan perpustakaan sekolahnya di Daegu tapi entah kenapa mencari satu orang gadis saja sangat susah. Tak patah semangat, Jisun terus menyusuri setiap lorong yang penuh dengan buku-buku. Saat dia berbelok. Ada sebuah tangga yang menghubungkan lantai dasar dengan lantai satu. Tanpa berpikir panjang kedua kakinya membawa Jisun menaiki tangga itu dan menatap beberapa kursi juga meja yang diisi oleh beberapa siswa yang asyik membaca buku. Diperhatikannya satu persatu siswa-siswi itu sampai dia mendapati sosok Yena yang tengah duduk menghadap jendela sambil membaca sebuah buku. Dengan selengkung senyuman Jisun berjalan menghampiri Yena.

Hi Boy! [Baejin x Yena x Jihoon] Full VersionOù les histoires vivent. Découvrez maintenant