17

813 113 2
                                    

Yena berjalan cepat menyusul Yuri yang terlihat berjalan terburu-buru keluar lingkungan sekolah, dia memanggil Yuri tetapi gadis itu tidak menoleh atapun menghentikan langkahnya. Tidak kehabisan ide, Yena menarik tas Yuri dari belakang, gadis bermarga Song itu tertarik ke belakang dan hampir terjatuh, untung saja Yena langsung menahannya.

Kedua mata Yuri membulat karena kesal, kalau hal ini terjadi pada orang lain mungkin mereka akan memarahi Yena dan karena Yuri adalah teman lama Yena, dia sudah paham dengan tingkahnya yang terkadang menyebalkan ini.

"Dari tadi aku memanggilmu tapi kau tak menghiraukanku." Tukas Yena takut dimarahi Yuri. 

Gadis itu mencabut earphone yang menutup salah satu lubang telinganya. "Aku sedang menghapalkan pidato bahasa Inggris. Jadi aku tidak mendengarmu memanggilku, maaf." Akunya, tak mau membuat Yena merasa diabaikan.

"Ah, kau mengulang atau bagaimana? Bukankah tes pidato sudah selesai ya, hari Senin kemarin?”

Yuri mengerucutkan bibirnya. "Nilaiku masih kurang, jadi aku meminta perbaikan pada Miss Jessica lalu dia menyuruhku untuk menghapalkan lagi teks pidato bahasa Inggrisnya." Yena mengangguk. Dia menggerakkan jemarinya, memberi kode pada Yuri untuk mendekat, "akhir-akhir ini aku tidak melihat Baejin, apa dia masuk hari ini?" 

Yuri menggeleng kecil. "Sudah tiga hari dia tidak masuk tanpa keterangan."

"Oh, benarkah?"

"Hmm ... hari ini dia juga tidak masuk. Tapi ... " Yuri mendekatkan wajahnya ke telinga Yena. "Ku dengar dia dipukuli Ha Minho dan teman-temannya. Lukanya cukup parah jadi dia tidak masuk karena mungkin lukanya masih belum sembuh." Bisiknya pelan.

"Ya ampun. Apa kelas kalian sudah menjenguknya?"

Yuri kembali menggeleng. "Tidak ada yang tahu dimana rumahnya. Bahkan di kelaspun tidak ada yang peduli."
Teman kelas macam apa itu? Apa mereka tak merasa iba saat salah satu teman kelasnya sakit atau tertimpa musibah? Apatis sekali! Untung saja Yena memiliki teman sekelas yang baik dan tidak terlalu cuek.

"Sudah ya! Aku harus pulang untuk menghapal teks pidato."

"Ya, take care!" Yena melambaikan tangannya dan menatap punggung Yuri sampai tak terlihat diantara kerumunan siswa siswi Jupiter High School.

Untuk beberapa saat Yena berjalan tak tentu arah. Dia lantas duduk dikursi halte bus beberapa menit memikirkan perkataan Yuri.

Apa benar Ha Minho memukuli Baejin sangat parah sampai ia tidak masuk sekolah selama tiga hari?
Atau jangan-jangan dia kritis dan dirawat di rumah sakit? Tidak! Itu buruk.

Mendadak Yena menjadi khawatir memikirkan Min Baejin.
Yena mengambil ponselnya, berniat untuk menghubungi keempat temannya dan menyuruh mereka pulang lebih dulu tapi kemudian tangannya beralih ke salah satu aplikasi chat dan mencari id line Baejin yang dia dapatkan dari Wonyoung.

"Haruskah aku mengirimkan pesan padanya? Atau .... haruskan aku menelponnya?" Ujar Yena berkali-kali sambil menggigit bibir bawahnya. Bertanya pada diri sendiri seperti orang gila. Sopankah jika Yena langsung meneleponnya? Mereka bahkan tidak kenal dekat, terlebih sikap Baejin pada Yena yang selalu kasar, menandakan jika ia tidak suka dekat-dekat dengan gadis berponi itu. Yena mendecak, dia memukul-mukulkan ponselnya ke telapak tangannya pelan. Kedua manik matanya menatap lalu lalang kendaraan yang lewat didepannya.

Hi Boy! [Baejin x Yena x Jihoon] Full VersionWhere stories live. Discover now