#1

2.1K 214 31
                                    

        Alunan melodi Fur Elise karya Beethoven menjadi nada khas saat bel masuk berbunyi. Tidak seperti biasanya, siswa-siswi tidak langsung masuk ke kelas melainkan berkerumun di papan pengumuman. Sudah menjadi tradisi saat minggu ketiga di bulan Oktober nilai ulangan tengah semester akan ditempel pada papan pengumuman yang dipasang disetiap lorong oleh pihak sekolah.

       Cho Yena, gadis dengan rambut bergaya ponytail itu menarik teman-temannya agar bisa menyelinap masuk melewati kumpulan siswa yang tengah berdesak-desakkan di depan papan nilai. Yena menahan nafas saat mencoba menerobos kurumunan itu, meskipun masih pagi tetapi berbagai macam aroma sudah mulai tercium, keringat dan parfum yang saling bercampur menjadi aroma yang memabukkan –tidak enak untuk dihirup.

Sedikit lagi! Batinnya. 

Yena menarik baju salah seorang siswi yang menghalangi jalannya. Untung saja siswi itu tidak marah dan hanya menatap kesal ke arahnya lalu pergi begitu saja. Mungkin dia sadar jika Yena seniornya –keuntungan tersembunyi menjadi seorang senior. Merasa memiliki ruang yang luas, gadis itu berjalan menghampiri papan nilai, ia mempelkan telunjuknya ke atas kertas dan menariknya dari atas ke bawah mencari namanya dideretan nama absen kelas XI.

     "Kelas kita di kertas ini Yena-ya!" Ujar salah satu temannya sambil menarik tangan Yena dan menempelkannya tepat pada tulisan hangul dikertas itu. Gadis itu terdiam untuk beberapa saat.

     "Berapa nilaimu?"

     "Nilaiku 8,30 ck! sayang sekali turun 0,2. Kalian berapa?"

      "Aku 8,90."

      "Aku 8,55."

      "Aku 7,98. Ah ... nilaiku turun drastis." Keluh teman yang satunya.

      "Kau berapa Yena?" Tanya temannya sambil ikut menatap deretan nilai Yena dikertas itu.

      "7,99?" Yena mendecak kesal sambil menatap wajah keempat temannya, ia tidak puas karena nilainya tidak mencapai target. Lagi-lagi nilainya masih kecil dibandingkan dengan nilai Minju ataupun Yireon. Yeah, meskipun ada kenaikan 0,3 bagaimanapun dia harus tetap mensyukurinya. Setidaknya, usahanya untuk belajar semalaman dan absen menonton drama itu tidak sia-sia.

       Jung Wonyoung menarik lengan Yena dan ketiga temannya keluar dari kerumunan, mengajak semuanya untuk kembali ke kelas.

        "Wahhh ... kali ini nilai Yireon paling tinggi." Puji Wonyoung sambil memberikan tepuk tangan bangga, begitupun dengan Yena yang ikut memberikan selamat pada sahabatnya. Sebenarnya tidak aneh melihat Yireon mendapatkan nilai tinggi toh di kelas dia selalu mendapatkan peringkat 2 teratas atau paling jelek peringkat 3, sangat berbeda jauh dengan dirinya. Pencapaian terbaik Yena selama bersekolah SMA menempati posisi ke 18 dari 25 siswa. well, ini memang tak patut untuk dibanggakan.

        "Baiklah, sesuai kesepakatan. Siapa yang akan menerima hukuman kali ini?" Tanya Wonyoung menggoda dengan nada menjengkelkan. Jelas saja Yena tak mau ikut bersuara, tanpa ikut menyahutpun ia sudah tahu siapa yang akan mendapatkan hukuman.

        "Yena-ya ... bersiaplah untuk menerima ujian kali ini hahaha." Minju dan Wonyoung tertawa mengejek membuat gadis itu semakin kesal dan menerka-nerka kegilaan apalagi yang akan diminta keempat temannya. Ia berharap kegilaan tahun lalu tidak akan terulang lagi, otaknya masih bisa mengingat bagaimana dirinya seharian memakai seragam laki-laki dan mengemut permen bercampur bumbu mie instan pedas. Itu gila! Dan kalau saja mereka memintanya untuk melakukan hal itu lagi, Yena akan langsung menolaknya dan memilih membelikan keempat temannya itu tiket konser BTS, EXO atau NCT.

         "Tunggu sebentar!” Yena menahan keempat temannya, “bukankah nilaiku hanya berbeda 0,1 dengan Wonyoung?  Untuk kali ini, bisakah Wonyoung saja yang menerima hukuman?" Tawarnya memohon.

Hi Boy! [Baejin x Yena x Jihoon] Full VersionNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ