#8

995 148 8
                                    

"Jihoon!" panggil Samuel saat semuanya tengah fokus menatap buku paket dan mengisi soal latihan Pilihan Ganda.

"Tadi aku melihat Yena duduk sendirian di lapangan samping sekolah. Dia kenapa?"

Jihoon menyilang salah satu opsi jawaban dengan pensilnya dia sama sekali tak mau menatap Samuel dan membiarkannya membuyarkan konsentrasinya saat belajar.

"Yak! Kau mengacuhkanku lagi." Dengus Samuel sambil melempari Jihoon dengan penghapus karet milik Seonho. Tak merespon, ia kembali melempari Jihoon dengan rautan milik Guanlin berharap pertanyaanya akan terjawab sayangnya Jihoon sama sekali tak menanggapi tingkah Samuel yang sangat mengganggu.

"Ish! Baiklah. Aku diam." Samuel mengambil pensil dan menyilang asal-asalan opsi jawaban.
Melihat Samuel marah, Jihoon tertawa diikuti Guanlin dan Seonho sementara Baejin hanya tersenyum melihat tingkah keempat teman barunya itu.

"Dasar Playboy pemarah! Yak! Aku akan menjawab pertanyaanmu nanti setelah mengerjakan ini. Keep calm bruh!" Jihoon meninju pelan lengan Samuel dan kini giliran pemuda blasteran Italia itulah yang bersikap acuh padanya.

Diantara kelimanya, Yoon Seonho adalah orang pertama yang menyelesaikan soal lalu diikuti oleh Samuel, Guanlin dan Jihoon. Semuanya menyerahkan buku paket mereka pada Baejin untuk dikoreksi dan mendengarkan penjelasan Baejin jika mereka menjawab opsi yang salah. Kejadian itu terus berlangsung sampai matahari tenggelam dan malam mulai tiba. Udara dingin mulai berhembus, bintang-bintang mulai terlihat dilangit malam. Melihat makanan dan minuman yang tersaji di atas meja sudah habis Seonho masuk ke dalam rumah dan membawakan beberapa kue beserta minuman hangat.

"Besok, kita belajar bersama disini lagi ya!" Ajak Samuel yang langsung ditolak oleh Seonho. Bagaimanapun kesepakatan tidak bisa diubah. Besok mereka akan belajar di rumah Samuel dan menikmati pizza buatan bibinya Samuel yang baru pulang dari Italia. Keramaian terjadi saat Seonho dan Samuel beradu argumen tentang tempat yang akan mereka jadikan tempat belajar untuk besok sore sampai Guanlin memisahkan keduanya dan mulai mengajak Jihoon kembali menjawab pertanyaan yang Samuel ajukan tadi.

"Tadi Yena dihukum oleh guru Byun karena tidak mengumpulkan tugas makanya dia diberi hukuman untuk mencatat semua jenis serangga yang dia temukan di lapangan samping sekolah."

"Kupikir kau tidak tahu tentang itu," sahut Samuel merasa kecewa karena gagal menggoda Jihoon.

Jihoon hanya tersenyum membuat wajahnya terlihat semakin tampan. "Ini juga berkat Baejin. Dia yang pertama melihat Yena dan memberi tahuku jika Yena sedang sendirian di lapangan. Aku langsung pergi menemuinya."

Semua mata tertuju pada Baejin. Guanlin menyunggingkan senyum tipis saat melihat Baejin yang terlihat kikuk karena menjadi pusat perhatian. Ia jadi ingat saat Yena terus menerus menanyakan tentang Baejin padanya. Apa tidak salah, orang aneh dan kikuk seperti Baejin bisa membuat seorang Yena menyukainya? Bahkan orang tampan setingkat Kim Jihoon saja Yena masih mengabaikan perasaannya.

"Apa Jihoon masih menyukai Yena?" Tanya Seonho dengan wajah polos membuat Guanlin mengalihkan fokus pada teman disampingnya. Dia merangkul bahu Seonho dan mendekatkan wajahnya dengan telinga pemuda bersorot mata tajam itu. 

"Kalau Jihoon sudah tidak menyukai Yena, untuk apa dia selalu ada untuk gadis itu." Seonho menganggukkan kepalanya memahami perkataan Guanlin dan memberontak melepaskan rangkulan tangan dibahunya.

Hi Boy! [Baejin x Yena x Jihoon] Full VersionWhere stories live. Discover now