Cermin (satu)

1.8K 303 30
                                    

Maafkan segala ketypoanku

Aku dimatamu, adalah pantulan bayangan dari cermin sebagaimana aku yang ingin kau lihat.

Aku sesungguhnya adalah aku yang tidak dapat kau liat dari pantulan cerminmu itu.

Satu tahun yang lalu, mereka cuma teman sekelas yang saling tau nama.

"Oh ini yang namanya Jungkook yang anak band itu"

"Oh ini Yuju yang sering cover lagu di yutub"

"Jadi namanya Dokyeom? Anak yang sering dapet nilai bagus dan ramah sama anak-anak"

"Galak bener, ini beneran Eunha yang dulu jadi model cilik?"

Cuma sebatas itu, sampai beberapa kesamaan membuat mereka menemukan kocokan satu sama lain. Yang tadinya cuma tegur sapa basa-basi jadi lengket kayak perangko. Kemana-mana selalu bareng.

Yang tadinya cuma tau, oh dia begini, oh dia begitu, berubah jadi "nggak Dokyeom nggak suka yang begini" "eunha nggak gitu anaknya" "gue yang paling tau dia gimana,". Gitu.

Waktu itu sudah menjelang malam saat Yuju dan Dokyeom masih di dalam aula bersama anak-anak paduan suara lainnya. Mereka masih kelas sepuluh waktu itu. Baru sekitar 2 bulan menjadi siswa SMA, dan sedang mengikuti penataran untuk masuk ekskul paduan suara.

Dokyeom yang pertama kali memulai obrolan.

"Eh lo yang sering cover lagu di yutub kan? Gue subscribe channel lo,"katanya.

Yuju sedikit terkejut, menoleh ke sebelah kanannya mendapati Dokyeom teman sekelasnya yang gemar menebar cengiran itu.

"Wah thanks ya udah nonton. Lo bisa nyanyi juga?" Tanya Yuju.

"Ya gitu deh, tapi masih belum percaya diri,"

"Beneran? Suara lo bagus nggak nih?" Yuju antusias.

"Hahaha, liat nanti aja. Tapi janji ya kalo suara gue bagus lo mau ngajak gue duet berdua?"

"Gampang" jawab Yuju enteng sembari menunjukkan kedua ibu jarinya.

Sampai pada saat dimana Dokyeom maju ke panggung utama aula dan bernyanyi disana. Bukan cuma Yuju, nyaris semua orang yang ada di aula waktu itu terpana dengan suaranya. Menenangkan, tapi juga penuh emosi.

Waktu itu entah bagaimana, bathin yuju bilang kalau ia harus lebih dekat dengan Dokyeom. Kalau mungkin aja ada banyak kesamaan antara ia dan Dokyeom dan mungkin aja mereka bisa berteman dekat. Mungkin.

Tapi dimata Jungkook, Dokyeom adalah teman lamanya dengan berbagai emosi misterius yang tidak diketahui banyak orang. Dokyeom ramah dan terbuka, itu dimata orang-orang. Menurut penilaian mereka sewaktu berkomunikasi langsung dengan Dokyeom. Dokyeom yang dengan murah hati bakal ngasiin sontekan ke mereka setiap kali mereka minta, minjemin catatan, nawarin tebengan dan segala macam permintaan tolong yang selalu diiyakan Dokyeom dengan senyum ramah.

Tapi aslinya nggak begitu.

Jungkook yang paling tau kalau sebenarnya Dokyeom paling nggak suka kalau ada orang yang mensontek kerja rumahnya, Dokyeom nggak suka kalau ada orang minjam catatan yang udah susah payah ia susun dengan rapi,atau orang-orang yang cuma datang tersenyum sok ramah hanya karena pengin ditebengin.

Dokyeom bukannya bermuka dua, orang-orang aja yang kadang terlalu tidak tahu diri. Begitu menurut Jungkook.

Pun begitu juga bagi Dokyeom, Jungkook bukan seorang berandal. Orang-orang saja yang merasa terlalu suci.

Cookies And Strawberry JamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang