11. Labirin

76.4K 8.1K 804
                                    

Pernahkah kalian merencanakan sesuatu dengan detail, terperinci dan terkonsep sedemikian rupa namun semua itu ternyata gagal? Bagaimana perasaanmu? Kecewa pasti, itu manusiawi memang.

Aku pernah mengonsepkan rencana jangka pendek dan jangka panjang dengan sebuah kerangka konsep. Aku memberinya judul : Sabella's Planning. Dari melanjutkan sekolah di mana, kuliah di mana, mengambil jurusan apa, bagaimana aku akan memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada, bahkan rencana kencan di tahun berapa sampai pada rencana nikah dan mempunyai anak di usia berapa. Semua terkonsep dengan detail.

Dalam setiap konsep yang aku rancang aku memiliki dua opsi pilihan jika misal aku gagal dari apa yang aku rencanakan. Sebagai contoh; langkah pendidikan. Di kerangka konsep, aku menulis setelah lulus SMP, aku ingin melanjutkan ke SMA Negeri 1 dengan opsi jika tidak masuk, aku mendaftar di SMA Negeri 2 dan opsi terakhir SMA Swasta yang berakreditasi tinggi.

Ada yang pernah bertanya, "Bagaimana kalo kamu tidak masuk dari semua opsimu?"

Dan dengan lugas aku menjawab, "Aku mematok kriteria tinggi untuk diriku sendiri dengan risiko aku harus berusaha keras untuk mendapatkannya. Aku percaya jika usaha keras yang disertai doa yang ikhlas, akan mendapatkan hasil yang sepantas."

Alhasil, aku mampu masuk SMA Negeri 2 sebagai opsi ke-2. Mencoba dan berusaha keras lebih baik dari pada memimpikan sesuatu tetapi enggan mewujudkannya. Ada dua tipe manusia pemimpi, satu; bangun dari mimpi untuk meraihnya, atau tidur lagi untuk melanjutkan mimpinya. Sama-sama punya mimpi tetapi beda visi misi dan tentunya beda hasil yang didapati.

Rencanaku menikah di usia 30 tahun harus kandas saat ayah meninggal di usiaku yang ke 25 tahun, dua tahun dalam kesengsaraan dekapan ibu tiri tiba-tiba dongeng Cinderella dalam hidupku terwujud nyata saat seorang pria tak dikenal melamarku. Tak punya pilihan lagi selain menerima lamaran karena apa yang aku perjuangan selama ini dengan peluh keringat dan ribuan air mata akan sia-sia jika dilepaskan begitu saja.

Rencana menikah maju tiga tahun, tidak ada opsi yang bisa aku pilih. Karena opsi yang aku siapkan dari pernikahan impian adalah kriteria calon bukan kriteria pernikahan. Secara dadakan aku membuat planning untuk pernikahan ini, apa yang aku lakukan setelah bercerai dengan Pak Pak Shaka dan apa yang akan aku lakukan agar aku tidak jatuh cinta dengan pria itu.

Hidup memang seharusnya let it flow tetapi tidak semua arus sungai bermuara di laut, ada kalanya arus sungai mengalir ke sela-sela sawah dan berakhir dengan musnah. Aku membiarkan hidupku mengalir dengan begitu saja, tetapi terlebih dulu aku harus mengatur aliran arus agar mengalir mulus ke tempat muara, itulah yang terkadang missed dari kebanyakan orang yang berpegang teguh pada prinsip hidup let it flow, mereka membiarkan hidupnya mengalir bebas, lepas tanpa tahu risiko kandas di kemudian hari.

Memegang prinsip let it flow memang boleh, tetapi alangkah baiknya jika dikonsep agar arus terkendali dan tidak kandas tanpa persiapan atau pilihan. Seperti sekarang, aku cukup mengikuti arus hidup sebagai Nyonya Shabiru dengan konsep dan opsi-opsiku jika suatu hal tak terduga terjadi di kemudian hari.

"Kemeriahan Royal Wedding pengusaha muda Arshaka Shabiru menarik perhatian dunia. Sudah tidak diragukan lagi dengan segala kekuasaan uangnya, Pak Shaka bisa mewujudkan keinginan sang istri untuk mengadakan acara pernikahan dengan konsep negeri dongeng, sang istri yang diduga putri pengusaha tekstil di Singapura itu sangat mencintai hal-hal yang berhubungan dengan putri negeri dongeng, khususnya Cinderella. Menurut informasi dari majalah FemaleX, istri Pak Shaka-,"

Klip! Aku membanting remote tv ke kursi, kemudian mengempaskan tubuh di situ.

"Apaan sih, Bel? Lagi asyik liat berita tentang kamu nih," protes Nania, dia berusaha menggapai remote dariku.

Kedai CinderellaWhere stories live. Discover now