Kamar Bona langsung tergantikan dengan ruang takhta Clan Asten, Clan Diabolus para pengendali air.

Istana Clan Asten berada di dasar laut. Dinding ruang takhta yang transparan membuat ruangan tersebut dipadukan oleh keindahan laut beserta makhluk-makhluknya. Ikan dari segala macam ukuran, serta para mermaid berenang mengelilingi ruang takhta. Mereka seakan tahu bahwa Tuannya, Ladarius, kembali memiliki masalah karena Puteri bungsunya, Bona.

Bona melangkah mendekati sang Ayah, dia merendahkan tubuh seraya berkata, "Papa."

Tubuh Ladarius menegap di singgasana. Dia menatap lurus wajah Bona. Puteri bungsunya itu tengah berdiri di depannya dengan jarak yang tak terlalu jauh.

Casmira duduk di samping Ladarius. Dia memutar bola matanya jengah, hanya Bona yang berani memanggil Ayah mereka dengan sebutan 'papa'. Anak kedua penguasa Clan Asten itu sedang menajamkan kuku panjang hitamnya menggunakan belati kecil.

Eduardo, Kakak sulung Bona, berjalan mondar-mandir. Raut wajahnya terlihat marah, "Kau keterlaluan, Bona!"

Bona menoleh, dia mencoba untuk tersenyum, "Mengapa, Lord? Aku hanya berjalan-jalan sebentar."

Secepat kilat Eduardo sudah berada di hadapan Bona. Pria itu mengangkat dagu Bona dengan menggunakan kuku panjang hitam jari telunjuknya.

Bona meneguk ludah. Wajah Eduardo dalam wujud iblisnya membuat kaki Bona gemetar. Melihat dua tanduk yang meruncing tajam di kepala Kakaknya itu bagaikan membuat Bona merasa berada di ujung kematian.

"Lenyapkan senyuman itu, atau aku akan membakar tubuh manusiamu yang lemah dan tak berdaya ini!"

Damares dan Gelsy menatap Eduardo dengan pandangan was-was. Mereka telah ancang-ancang untuk melindungi Bona.

"Eduardo!" tegur Ladarius.

Eduardo menatap lurus iris biru laut Bona. Tatapan marahnya masih dia tujukan pada Adik bungsunya yang setengah iblis-manusia itu. Dia menjauh dari Bona. Secepat kilat dia sudah berdiri di samping sang Ayah.

"Kau melakukan kesalahan, Bona. Aku sudah sangat lelah menghadapi sikap keras kepalamu. Aku akan memberimu hukuman," Ladarius bersandar di kursi singgasananya. Dia memainkan jemarinya seraya memejamkan mata, mencoba menahan amarah agar tak memarahi Puteri kesayangannya, Bona. Iblis berumur 5000 tahun itu memiliki wajah yang terlihat sangat muda. Wajah dan tubuhnya menipu, dia terlihat seumuran dengan ketiga anaknya. Tentu saja. Mereka adalah Iblis. Hidup abadi. Waktu tak memakan umur dan fisik mereka.

"Aku akan menidurkanmu selama dua ratus tahun."

"Tidak!" Bona menggeleng. Senyumannya memudar. Raut wajahnya berubah panik, "aku tidak akan membiarkanmu, Papa."

"Aku yang berkuasa. Kau tak berhak."

"Seratus tahun, Papa! Kau telah mengurungku selama itu! Tak ada yang mengetahui fakta bahwa sebenarnya Lord Ladarius memiliki tiga anak. Tak ada yang mengetahui keberadaanku! Dan aku menerimanya. Setidaknya, beri aku kebebasan! Aku hanya ingin hidup normal seperti Diabolus lain!"

"Kau membangunkan Lord Gavriel, Bona!" bentak Ladarius. Bona tersentak terkejut. Ladarius bangkit dari singgasana, "apa yang akan kau lakukan jika dia mengetahui keberadaanmu? Lord Gavriel memiliki indera penciuman yang sangat peka terhadap aroma tubuh manusia! Dia pasti akan membunuhmu! Bahkan Diabolus mana pun akan membunuhmu jika mereka mengetahui identitasmu!"

Bona terdiam. Lidahnya tercekat. Dia tahu kenyataan itu. Tapi, dunia luar yang belum pernah dia rasakan begitu menggoda.

"Aku tidak bisa melindungimu dari Lord Gavriel. Lihatlah kekuasaanku," suara Ladarius tersirat akan ironis, "makhluk-makhluk immortal terkuat yang hidup di laut, yang seharusnya mengabdi pada Clan kita justru berpihak pada Clan Dexter. Siren, kraken, dan lain sebagainya telah berlutut di hadapan Lord Gavriel untuk mengabdi pada Clan Dexter. Mereka Diabolus pengendali es. Es selalu membutuhkan air. Seharusnya kami, Diabolus pengendali air, memiliki kekuasaan yang lebih tinggi dari mereka. Dan kau tahu apa arti semua itu, Bona? Dexter lebih berkuasa! Bahkan hampir setara dengan Clan Akennaton! Asten? Kita Clan terlemah! Pengabdi kita hanya kaum mermaid!" lanjut Ladarius. Lucinda menghela napas mendengarnya.

Bona memalingkan wajah, menyembunyikan matanya yang mulai berkaca-kaca. Tangannya yang gemetar terkepal kuat "Aku tak meminta perlindungan. Aku hanya ingin kebebasan."

"Sadar, Bona!" hardik Casmira, "kau berbeda! Kau tak memiliki tanduk. Kau tak memiliki Pegaso. Kau tak memakan dosa manusia. Kau tak memiliki kekuatan. Kau hanya memiliki umur abadi seperti kami. Selebihnya? Kau manusia! Dunia alam bawah tak menerima kehadiran manusia!"

"Aku bukan manusia. Aku Puteri bungsu Lord Ladarius, Diabolus pengendali air!" balas Bona menghardik.

"Tapi, kau lahir dari seorang rahim manusia, pelacur yang menggoda Lord. Sisi manusiamu lebih dominan, Bona! Kau harus sadar diri! Kau bukan Diabolus!" Eduardo berdesis marah.

Bona meremas kuat gaunnya. Bahunya naik turun, "Tak ada yang bisa menghentikanku!" pandangannya beralih menatap sang Ayah, "karena aku Diabolus!" lanjutnya.

Bona berjalan meninggalkan ruang takhta. Dia memasuki portal, disusul oleh Damares dan Gelsy. Ruang takhta langsung berganti menjadi kamarnya. Portal mulai mengecil lalu lenyap sepenuhnya.

Bona menggigit kuat bibir bawahnya, menahan air mata agar tak menetes turun di pipi. Dia tak boleh menangis. Dia adalah Diabolus. Dan Diabolus tak pernah menangis.

Bona adalah Puteri bungsu penguasa Clan Asten yang telah disembunyikan keberadaannya oleh sang Ayah dan Kakak-kakaknya selama 100 tahun lamanya. Tak ada yang mengetahui keberadaan Bona, bahkan rakyat Asten sendiri. Hanya keluarga dan para pengikut setia mereka yang mengetahui keberadaan Bona.

Sangat bahaya jika para Diabolus dan makhluk immortal lain mengetahui identitas Bona. Para makhluk dunia alam bawah tidak menerima kehadiran makhluk rendah dan lemah seperti manusia. Terutama bagi para Iblis.

Generasi Iblis selama 50.000 tahun terakhir disebut Diabolus. Diabolus adalah cicit Lucifer yang kekuatannya telah terbagi menjadi enam elemen. Mereka tak sekuat Lucifer. Mereka keturunan Iblis, namun berkekuatan terbatas. Mereka bagaikan bukan Iblis murni. Namun, para Diabolus begitu angkuh dan sombong. Mereka tetap menganggap diri sebagai makhluk tak terkalahkan. Juga bersikap seperti Lucifer, menolak bersujud di hadapan makhluk terlemah, manusia.

Terdapat lima clan di dunia alam bawah. Clan dengan kekuasaan tertinggi adalah clan para Diabolus api, Clan Akennaton. Clan Akins para Diabolus pengendali udara. Dan Clan Aneor, rumah bagi para Diabolus pengendali alam.

Bona beralih menatap bangunan tinggi istana es Clan Dexter. Rumah Diabolus es itu dulunya memiliki Clan yang bernama Ausar, namun entah mengapa sang penguasa, Lord Gavriel lebih memilih memisah diri dari Clan lain, dan membuat Clan baru, Dexter. Dexter seakan membuat dunia baru. Keputusan Lord Gavriel itu membuatnya dikecam oleh para penguasa Clan lain. Meski, Dexter dimusuhi oleh para Diabolus dari semua Clan, Dexter justru semakin bangkit. Diabolus es begitu jaya dan Clan mereka tumbuh lebih besar dengan kekuasaan terbanyak. Itu menjadikan Dexter dan Akennaton bersaing. Sehingga terjadi perang dingin di antara dua Clan terkuat itu.

Inilah Bona, dia merupakan benih seorang Iblis Asten yang tumbuh dan lahir dari rahim seorang manusia. Dia tak ingin mengakui kelemahan dan ketidakberdayaannya. Karena Bona yakin, bahwa dia adalah seorang Diabolus. Dan tak akan ada yang bisa menghentikannya untuk merasakan kebebasan di dunia alam bawah.




______________________________________

hmm....

terimakasih utk kalian yang mampir dan memberi tanggapan untuk Diabolus! kuharap kalian masih betah untuk menunggu mengikuti dunia imajinasi aku ini

permasalahannya belum jelas, masih nyantuy dulu

sampai jumpa di chapter 2!

love, dilla❣

Diabolusजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें