♥Ramon "Chapter 30"♥

Mulai dari awal
                                    

      Suasana mobil kembali hening dengan Cindy yang terus-terusan mengumpati pengendara lain. Sampai akhirnya.....

"Ar...syaa..."

"Hah!!" seru mereka berempat kompak menatap ke kursi belakang.

*****

      Seketika, koridor rumah sakit itu penuh dengan kehadiran mereka. Anak Warrior Serigala yang menunggu di depan ruang UGD.

"Mon, lo udah kabarin orang tuanya Raya?" tanya Boy sambil menepuk bahu Mondy.

"Astagfirullah, gue lupa. Gue harus telfon sekarang." ucap Mondy mengusap wajahnya kasar.

"Ya udah lo tenangin diri lo dulu. Yang penting sekarang Raya udah ketemu. Semoga dia baik-baik aja." ucap Boy menguatkan Mondy.

"Gue telfon orang tua Raya dulu." ujar Mondy kemudian mengambil hpnya.

      Saat Mondy sedang menelfon, dokter keluar dari dalam ruang UGD.

"Dok, gimana pasien di dalam?" tanya Haikal yang berdiri paling dekat dengan pintu ruang UGD.

"Saya tadi memeriksa pasien laki-laki, yang bernama.....Iyan? Apakah benar?" tanya dokter itu.

"Yang luka ditusuk pisau, dok?" tanya Oky ikut menghampiri dokter itu.

"Iya. Kondisinya lumayan parah, apalagi pasien sudah kehilangan darah cukup banyak akibat tusukan itu. Kita membutuhkan donor darah sesegera mungkin." jawab dokter itu langsung menjelaskan.

"Terus sekarang Iyannya gimana, dok?" tanya Haikal.

"Pasien tentu saja masih belum sadar. Dan dalam kondisi kritis.." jawab dokter itu.

"Haaa...aaa...hiks..." Melly seketika menangis semakin kuat dipelukan Cindy.

"Dok, kami semua siap kalau harus donor darah." ucap Baon mewakili teman-temannya yang lain.

"Tidak perlu. Alhamdulillah, rumah sakit masih memiliki stok dengan golongan darah yang sama. Jadi kami akan langsung melakukan donor dengan pasien." ucap dokter itu yang mampu menghadirkan sedikit angin segar bagi mereka.

"Kalau begitu saya permisi." lanjut dokter itu pamit dan langsung masuk kembali ke ruang UGD.

"Eh, terus temen-temen kita yang lain gimana?" tanya Endro.

"Sabar. Mereka kan lukanya gak separah Iyan. Tadi juga gak sampe pingsan. Paling cuma diobati dulu lukanya." jawab Haikal menenangkan teman-temannya.

     Pintu ruang UGD kembali terbuka dan kali ini yang keluar 2 orang anak Warrior Serigala.

"Den, lo gak papa?" tanya Oky sambil membantu Deni yang lengannya nampak di perban.

"Ri, lo gak papa kan?" Baon langsung menghampiri Ari yang kepalanya nampak di tempeli plester.

"Gak papa. Kepala gue luka dikit. Kaki aja nih yang lumayan nyelekit." jawab Ari sambil menunjuk kakinya yang juga diperban.

"Teman-teman kalian tidak papa. Lukanya tidak terlalu dalam, jadi tidak sampai kehabisan darah. Mereka juga tidak perlu rawat inap, rawat jalan sudah cukup." ucap seorang dokter wanita yang tadi mengobati mereka berdua.

"Alhamdulillah." ucap semua orang yang ada disitu.

"Dokter! Pasien yang perempuan kritis!!" seru seorang suster dengan panik.

"Raya!!" Mondy langsung bereaksi begitu mendengar kata 'pasien perempuan'.

"Saya permisi dulu." ucap dokter itu langsung kembali masuk dengan buru-buru.

"Love Begins With From The Past" (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang