Chapter 40

1.8K 253 10
                                    

Eleven menghentikan mobilnya selemparan batu dari apartemen Riverside

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Eleven menghentikan mobilnya selemparan batu dari apartemen Riverside. Sesuai namanya, kompleks apartemen mewah itu terletak tepat di samping sungai Thompson yang membelah kota Dallar menjadi dua, menawarkan pemandangan ke arah muara sungai membuka ke arah laut lepas. Pemandangan matahari tenggelam adalah andalan dari promosi yang ditawarkan pengembang. 

Polisi itu menimbang-nimbang apakah dia akan masuk lewat depan dan menghadapi resepsionis atau langsung menaiki tangga darurat dan memakai lift barang. Sesaat sebelum dia menjatuhkan pilihan, tiba-tiba ponselnya bergetar, tanda sebuah panggilan. Dia ingin mengabaikannya tapi benda itu meminta perhatian terus menerus. Dengan terpaksa Eleven mengambil telepon genggam dari saku jas.

Aku berhasil membajak kameranya.

Eleven mengerutkan alis membaca nama yang tertera pada caller id. Ketika dia menekan tombol menerima panggilan, tiba-tiba tampilan layarnya berubah menjadi tayangan video kualitas rendah yang menunjukkan situasi di sebuah kamar tidur. Dia mengenali Nicholas dan Frost. Gadis berambut coklat itu sedang menodongkan senjata ke arah seorang pria berambut coklat. Hati Eleven langsung mencelus. Walau dalam samaran, gestur pria itu tidak bisa menutupi. Dia berbicara dengan Nicholas, mungkin sedang mengulur waktu. Eleven langsung menyimpan ponsel kembali ke dalam saku jas dan berlari ke arah pintu belakang, memilih alternatif kedua. Sambil menodongkan lencana polisinya, dia berhasil membungkam para pekerja yang memandangnya kaget. Kakinya melangkah menuju lift barang, mengamati angka-angka yang bergerak turun. Eleven berkali-kali menekan tombol naik sambil mengeluarkan ponselnya dan melihat video yang masih belum ada perubahan berarti. Dia harus mengagumi kemampuan bicara Viscount dan berharap bahwa itu bisa memberinya kesempatan untuk menyelamatkan.

Pintu lift akhirnya terbuka. Eleven terpaksa mendorong seorang cleaning service keluar dan menendang karung yang berisi pakaian kotor. Dalam waktu kurang dari semenit, lift bergerak ke lantai tiga puluh. Selagi menunggu, Eleven kembali meraih telepon genggam dan mengamati kejadian itu. Viscount membalas ucapan Nicholas, terlihat dari gerakan tangannya yang terikat. Tak lama kemudian Nicholas kembali berkata-kata. Dari gesturnya, dia tampak sedang menawarkan sesuatu pada Viscount. Lift telah bergerak ke lantai dua puluh delapan. Eleven memasukkan kembali ponselnya dan mengeluarkan senjata. Glock favoritnya telah siap menembak.

Dentingan kecil menandakan bahwa kotak besi itu telah tiba di destinasi. Eleven merapatkan diri ke dinding samping, sambil mengamati lorong. Kosong. Eleven keluar sambil terus bersiaga, mengamankan titik buta sesuai pelatihan dan pengalaman. Langkah kakinya teredam oleh karpet berwarna biru sementara kanan kirinya berhias lukisan abstrak. Lampu-lampu diletakkan sistematis agar memberikan kesan teduh tapi tetap cukup terang. Eleven tahu dia tidak bisa terlalu lama di sini. Pengawas gedung pasti sudah melihatnya melalui kamera dan sedang berjalan naik. Polisi atau bukan, dia telah melangkah terlalu jauh tanpa izin. Ujung lorong bercabang menjadi dua. Dia tidak tahu di mana royal suite tapi dia berharap akan menemukan petunjuk di mana pun itu.

[END] Eleven Spadeजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें