Chapter 12

2.3K 348 22
                                    

Eleven melihat wakil kepala pengawal, seorang pemuda yang terlihat tangguh berjalan ke arahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Eleven melihat wakil kepala pengawal, seorang pemuda yang terlihat tangguh berjalan ke arahnya. Begitu orang itu sudah di posisi, Eleven langsung meninggalkan Spade yang kembali berbicara dengan para tamu. Eleven tidak bisa menahan dirinya untuk berjalan lebih cepat dari biasanya. Dalam pikirannya berputar-putar petunjuk apa yang akan dia dapatkan dari baju itu. Mungkin ada bukti forensik yang bisa digunakan untuk melacaknya. Sebuah struk belanja atau wangi parfum. Kalau beruntung, mungkin Eleven bisa tahu bagaimana cara pelaku menyusup ke dalam dan bisa tahu bagaimana cara kerjanya.

Apa pun untuk memecahkan kasus ini secepatnya.

Eleven tiba di lokasi dengan napas sedikit terengah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Eleven tiba di lokasi dengan napas sedikit terengah. Dia berusaha tiba secepatnya sehingga dia nyaris berlari di sepanjang jalan. Seorang petugas pengawal berpakaian jas hitam dan pelayan berseragam sudah menunggunya di depan sebuah keranjang laundri. Di atas tumpukan seprai berwarna putih, tergeletak jas dan celana berwarna biru tua dan kemeja putih. Eleven mengambil sarung tangan dari saku jasnya sebelum memegang benda tersebut.

"Bagaimana benda ini bisa ditemukan?" tanya Eleven pada sang pelayan, seorang wanita berbadan besar berusia sekitar empat puluh tahun.

"Saya sedang memilah cucian seperti biasa ketika saya menemukan benda ini," jawab perempuan itu gugup.

"Apakah kau sudah menyentuhnya?" Eleven mulai mengangkat jas dan memeriksa kantongnya. Kosong. Pria itu menghela napas kecewa.

"Belum." Pelayan itu menggeleng keras. "Saya segera melapor karena kami semua sudah diminta melaporkan hal yang tidak biasa."

"Apakah kau melihat orang yang mencurigakan di sekitar sini?" Eleven memeriksa bagian celana dan nihil, begitu juga dengan kantong kemeja.

"Tidak, Tuan."

"Sebelum ke sini, dari mana keranjang ini berasal?" Eleven meminta pengawal tersebut mengambilkan kantong plastik.

"Dari kamar hotel di lantai lima belas. Keranjang-keranjang ini adalah kloter tadi siang, saat petugas kebersihan merapikan kamar setelah waktu check out."

Eleven berpikir keras. Baju ini seharusnya ditemukan kemarin saat seluruh petugas keamanan kasino memeriksa tempat itu per lantai tanpa terkecuali. Tidak mungkin ada yang luput. Spade bercerita bahwa dia sudah meminta kepala pengawalnya untuk memeriksa dengan teliti. Apalagi satu set pakaian adalah penemuan yang mencolok. Kemungkinannya hanya dua, antara pelaku bersembunyi sebagai tamu hingga tadi siang atau dia baru datang dan kembali menyusup.

[END] Eleven SpadeWhere stories live. Discover now