Chapter 31

1.6K 263 30
                                    

"Ah Eleven!" ucap pria itu riang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ah Eleven!" ucap pria itu riang. "Aku punya kabar gembira untukmu. Ingat tentang peluru misterius itu? Aku akhirnya ingat di mana aku pernah melihat rifling seperti itu. Setelah kucek ternyata benda itu berasal dari Rusia, pantas saja tidak cocok dengan semua senjata keluaran Amerika."

"Rusia?" ulang Eleven tanpa sadar. Tiba-tiba saja dia ingat pernah mendengar Spade berbicara dengan bahasa Rusia ketika dia mengunjunginya di rumah sakit.

Hati Eleven mencelus. Apa maksud semua ini?

Tidak, Eleven menenangkan diri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak, Eleven menenangkan diri. Dia tidak boleh terlalu cepat melompat ke konklusi seingin apa pun dia. Waktu memang semakin sempit tapi bukan berarti dia bisa langsung mengambil kesimpulan yang bisa mempengaruhi ke arah mana dia melakukan penyelidikan. Mungkin saja Spade berbicara dengan kolega kerja dari Rusia. Lagipula, tidak mungkin Spade membahayakan nyawanya sendiri. Itu alasan yang tidak masuk akal untuk setiap kejadian yang terjadi.

"Betul, Rusia." Si forensik menyahut riang. Dia senang sekali dapat memecahkan hal yang menjadi beban pikirannya selama lebih dari seminggu. "Dibuat oleh industri kecil, terdaftar tapi dilupakan. Aku belum bisa mencari tahu tentang perusahaannya tapi aku berhasil mengaitkan rifling yang sama dengan lebih dari seratus kasus pembunuhan selama lima tahun terakhir. Rata-rata tidak berhasil ditutup. Bila ada yang berhasil pun, aku kini curiga yang ditangkap bukan pelaku sebenarnya."

"Kirimkan padaku semua salinan kasus-kasus tersebut." Eleven terdiam sejenak. "Hanya kepadaku," tambahnya dengan suara lebih pelan.

"Aku tahu," bisik lawan bicaranya. "Apakah kau sudah membaca berkas yang kuberikan?"

"Belum."

"Segeralah. Aku punya informasi yang lebih lengkap tapi tidak bisa aku berikan di sini. Aku akan menghubungimu lagi. "

Sambungan ditutup. Semua orang sepertinya memiliki informasi tambahan yang tidak dia ketahui. Dirinya bertanya-tanya apakah kekacauan yang terjadi di kota Dallar membuat orang-orang panik dan membuka rahasia-rahasia yang harusnya tidak pernah ada. Eleven terdiam dan memandang sekeliling kantor. Entah mengapa dia merasa diawasi tapi situasi di sana tidak terlalu banyak berubah, bahkan meja-meja kerja tampak kosong. Sepertinya kasus pembunuhan yang beruntun terjadi memaksa para polisi bekerja ekstra. Tidak ada waktu yang lebih tepat selain sekarang untuk melakukan penyelidikan pribadi, terlepas dari partner barunya.

[END] Eleven SpadeWhere stories live. Discover now