Chapter 35

1.7K 277 18
                                    

"Bekerja?" tanya Viscount sambil menaikkan salah satu alisnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bekerja?" tanya Viscount sambil menaikkan salah satu alisnya. "Aku tidak bekerja untuk RS, aku lah RS."

"Vis!" seru Bunny lagi, memandang Viscount dengan terbelalak. 

Eleven juga melakukan hal yang sama dengan alasan yang berbeda. 

"RS, Royal Spade, nama kasinoku tapi di bawah tanah singkatan itu dikenal sebagai Red Spade."

Eleven terhenyak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Eleven terhenyak. Kali ini dia benar-benar kehilangan kata-kata dan kepalanya kosong. Selama ini dia melindungi kepala mafia kota Dallar. Kini dia meragukan kemampuan dirinya sebagai seorang detektif. Apakah dia masih layak menyandang lencana itu setelah berhasil dikelabui oleh lawan di hadapan matanya?

"Oh, El. Jangan menyalahkan dirimu." Viscount melebarkan senyumnya, tampak geli mengamati ekspresi Eleven. "Kau adalah salah satu detektif terbaik yang kukenal tapi hanya saja, aku lebih baik. Aku melakukan ini sejak aku belasan tahun."

Eleven berdecak, mendapati kembali kendali dirinya. Alisnya menukik tajam disertai tatapan tidak senang ke arah Viscount. Rasa marah yang sejak tadi dia tahan akhirnya menjelma menjadi sebuah rasa muak.

"Jadi memang dirimu yang meminta ke Mayor agar diriku yang dipilih menjadi pengawalmu?" tanya Eleven dingin. "Supaya aku bisa kau manfaatkan?"

"Sebenarnya keterlibatan polisi dalam kasus ini diluar rencanaku. Nicholas yang menginginkannya dengan harapan bisa menghalangi gerak-gerikku." Viscount menoleh ke arah Bunny. "Dia yang melanggar Omertà."

"Tapi bukan berarti kau bisa melakukan hal yang sama. Tidak ada mafia manapun yang akan membantu orang yang tidak memegang kode!" Bunny membalas tatapan Viscount sengit.

Viscount hanya mendengkus. "Katakan itu pada Paman Nicholas." Perhatiannya kembali kepada Eleven. "Tapi karena sudah terlanjur, aku tentu saja memilih orang yang bisa kupercaya."

"Kau peralat," koreksi Eleven.

"Kau memandang rendah dirimu Eleven. Aku tidak berbohong ketika aku berkata aku menyukaimu karena kau adalah polisi yang memiliki dedikasi pada prinsip dan pekerjaanmu. Sangat sedikit polisi yang tidak bisa dibengkokkan oleh uang. Kelana, dirimu dan ayahmu adalah beberapa di antara mereka. Seandainya orang-orang seperti kalian lebih banyak, RS tidak akan dibutuhkan untuk meregulasi kejahatan."

[END] Eleven SpadeWhere stories live. Discover now