Chapter 32

1.6K 262 10
                                    

Eleven mengeratkan genggaman tangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Eleven mengeratkan genggaman tangannya. "Apa yang kau tahu tentang keberadaan Spade?"

"Kita akan membicarakan kesepakatan di sini." Bunny memainkan rambut palsu hitamnya. "Sebagai pembuka, aku akan memberitahumu satu hal, Spade masih hidup tapi bila kita tidak segera bertindak, dia akan mati."

Eleven menelan ludah ketika Bunny mengatakan kalimat itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Eleven menelan ludah ketika Bunny mengatakan kalimat itu. Ada keseriusan dalam suaranya walau senyum manis tetap merekah. Pertanyaan Eleven tertunda oleh kedatangan pelayan yang membawakan pesanan. Secangkir kopi hitam dan setumpuk es krim dalam wadah tinggi terbuat dari kaca dengan hiasan wafer dan buah ceri. Bunny mengucapkan terima kasih dengan santai sebelum pelayan itu pergi. Ekspresinya berubah cepat dari ekspresi dewasa, remaja dan menjadi dewasa lagi ketika berhadapan dengan Eleven.

"Katakan apa maksudmu," desak Eleven setelah mereka di luar jangkauan pendengaran orang lain.

"Aku ingin kau membantuku menyelamatkan Spade dari misi bodohnya dan aku akan membantu menemukan pembunuh partnermu. Sebagai bonus, aku juga akan menghentikan deretan pembunuhan di Dallar." Bunny menyendokkan es krim ke mulutnya dengan sendok kecil bergagang panjang.

"Hanya itu?" tanya Eleven penuh selidik, menekan berbagai perasaan yang berkecamuk. Di dalam hati, dia terkejut dengan hal yang dikatakan oleh Bunny, tentang rangkaian kasus yang terjadi sejak tadi pagi. Namun, dia tahu cara main Spade, pertukaran yang terjadi harus saling menguntungkan kedua belah pihak dan dia yakin Bunny juga punya prinsip yang sama. Entah bagaimana, mereka berdua terasa mirip.

"Aku ingin kau melindunginya."

Mata Eleven menyipit ketika mendengar perkataan Bunny, tapi dia memilih diam untuk mendengar wanita itu melanjutkan ceritanya.

"Saat ini dia sedang dalam misi bunuh diri untuk menghentikan kekacauan yang terjadi." Bunny mendesah. Dia mengetuk-ngetuk sendok ke bibir gelas es krim. "Keluarga mafia di Dallar City sedang berperang satu sama lain dan dia ingin menghentikan semua itu sendirian. Bodoh!"

Eleven menelan ludah ketika mendengar pengakuan dari Bunny. Jantungnya berdetak kian kencang ketika menyadari betapa berbahayanya kondisi Spade. Berbagai pertanyaan muncul tiba-tiba dalam benak.

[END] Eleven SpadeWhere stories live. Discover now