Chapter 22. Menyerah (17+)

112K 3.2K 32
                                    

Waktu telah telah menunjukkan pukul lima sore. Vanilla sedang bersiap untuk kembali ke apartemennya.

Setelah siap, ia buru-buru melangkah ke arah meja Reza.

"Bos, aku duluan ya, sampai ketemu besok," ucapnya tanpa menunggu jawaban Reza lalu berbalik dan berjalan dengan langkah yang tergesa.

Vanilla harus pulang dengan segera, ia mengingat perkataan Reza kemarin.

"Aku akan mengujimu besok, kalau kamu masih tidak bisa juga, aku akan menghukummu."

Vanilla merinding mengingatnya, ia semakin mempercepat langkahnya, hingga sesuatu menahan tangannya

Vanilla tidak berbalik, ia hanya terdiam ditempatnya.

Reza mendekati Vanilla hingga dadanya menempel pada punggung Vanilla, kemudian menunduk dan berbisik pelan.

"Hari ini adalah hari ujianmu, jangan berusaha kabur, Vanilla."

Bulu kuduk Vanilla berdiri mendengar ucapan Reza, sial, ia pikir Reza sudah lupa dengan ujian sialan itu!

"Aku akan mengujimu di apartemenmu," ucap Reza lalu berjalan melewati Vanilla.

Gadis itu melotot, ia berusaha menahan Reza namun nihil, Reza tidak bergeming, ia tetap melanjutkan langkahnya hingga keluar ruangan.

Mereka berdua menaiki lift yang terhubung pada apartemen tempat tinggal Vanilla di gedung itu, Vanilla menghela nafasnya pelan, perasaannya benar-benar tidak enak.

***

Akhirnya Vanilla dan Reza memasuki apartemen Vanilla.

Reza sempat melihat sekeliling sebentar lalu kembali menatap Vanilla yang berdiri linglung didepannya.

"Bos.. mau minum apa?" tanya Vanilla berusaha mengulur waktu. "Gak usah," jawab Reza.

"Ehm.. kalau gitu, mau makan apa?" tanya Vanilla lagi lalu menyadari pertanyaan bodohnya

"Gak usah Vanilla," jawab Reza tersenyum.

Reza duduk di sofa panjang ruang tamu apartemen Vanilla. "Sini," ucap Reza sambil menepuk pahanya.

Vanilla yang mengerti maksud Reza hanya terdiam di tempat. "Vanilla, sini," ucap Reza lagi.

Karena gadis itu tak juga bergeming, Reza kesal lalu bangkit dan hendak meraih lengan Vanilla.

"T-tunggu!" ucap Vanilla sedikit berteriak lalu mundur satu langkah menghindari Reza.

"Aku gerah banget bos, badanku gak nyaman, aku mau mandi dulu ya sebentar," ucap Vanilla sambil pura-pura menggaruk badannya yang tidak gatal.

Reza mengernyit.

"Kalau bos gak mau nunggu, gapapa, kita ujiannya diundur aja," ucap Vanilla tersenyum penuh harap.

Reza kini tersenyum miring, ia sekarang paham maksud gadis itu.

"Baiklah Vanilla, aku akan menunggu kamu disini, take your time," kata Reza tersenyum lalu kembali duduk di sofa.

Vanilla menelan ludahnya melihat Reza, ia pikir Reza tidak akan mau menunggu dan memilih pergi, bodoh sekali kamu Vanilla.

Vanilla bergegas cepat menuju kamarnya, lalu masuk ke kamar mandi dan mulai membersihkan dirinya. Vanilla sengaja mandi dengan lama, ia masih berharap Reza tidak sabar menunggu dan memilih pergi.

***

Setelah hampir setengah jam mandi, Vanilla keluar dari kamar mandi menggunakan handuknya.

"KYAAAA!!!!"

Forced Kiss (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang