Chapter 20. Mr. Perfectionist

Start from the beginning
                                    

Reza berjalan ke arah meja kerjanya, ia langsung menghentikan langkahnya saat menyadari Vanilla sudah berada di ruangan.

Reza sontak berbelok ke arah meja Vanilla, membuat Vanilla semakin panik.

Reza mendekat lalu menundukkan kepalanya menatap Vanilla.

"Selamat pagi," ucap Reza lalu mengecup pipi Vanilla yang masih duduk mematung.

Vanilla mengerjap lalu perlahan menatap Reza yang tengah memperhatikannya dalam senyuman.

Reza masih diam di tempat dan menatap Vanilla, seolah menunggu jawaban.

"Pa-pagi boss," jawab Vanilla sangat pelan lalu menunduk.

Reza tertawa geli melihat reaksi Vanilla tersebut, ia berjalan menuju meja kerjanya.

 Reza duduk di mejanya dengan tenang, ia meraih tumpukkan kertas di atas meja dan mulai fokus membacanya satu persatu.

Sementara Vanilla mengepal tangannya kencang. Apa mulai sekarang ia akan selalu mendapatkan morning kiss dari Reza??

Dasar bos mesum, batin Vanilla kesal.

***

Waktu telah menunjukkan pukul 12.30.

Saat ini sudah masuk jam makan siang, tapi kenapa Reza tidak bergeming dari mejanya? batin Vanilla.

Vanilla masih duduk di kursi kerjanya, ia masih bergelut dengan beberapa data yang harus ia susun.

Vanilla memang hanya seorang asisten Reza, namun disaat Reza bekerja di kantor seperti ini, ia akan membantu sekretaris Reza menyusun jadwal dan beberapa data penting perusahaan.

Perut Vanilla mulai berbunyi seolah minta diisi, namun ia tidak berani bangun dan pergi mencari makan. Ia melirik Reza yang masih fokus dengan pekerjannya.

Vanilla menghela nafas pelan, ia menyandarkan punggungnya, sepertinya ia tidak akan makan siang hari ini.

"Vanilla."

Suara Reza mengagetkan Vanilla, ia segera membenarkan duduknya.

"I-iya boss?" tanya Vanilla.

"Ini udah waktunya makan siang, pergi sana," kata Reza datar tanpa menatap ke arah Vanilla.

Vanilla bingung. Ia memang lapar, tapi ia merasa tidak enak jika pergi mencari makan sedangkan bosnya disini masih sibuk dengan pekerjaannya.

Vanilla memberanikan diri berdiri dan berjalan ke arah meja Reza.

"Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Vanilla berdiri di depan meja Reza.

Reza mendongak, Vanilla dapat melihat wajah Reza yang begitu serius, ia juga terlihat pucat dan lelah

 "Aku memintamu untuk pergi dan makan siang, kenapa kamu malah menawarkan bantuan padaku?" tanya Reza menggunakan bahasa baku.

"Ehm.. tapi.. bagaimana denganmu bos?" ucap Vanilla.

"Apa kamu menghawatirkanku?" tanya Reza lagi membuat Vanilla bingung.

Vanilla mengangguk pelan, ia tidak bisa bohong, ia memang menghawatirkan bosnya. Wajah Reza yang biasanya penuh seringai kini terlihat pucat dan lelah, apa dia tadi pagi belum sarapan? batin Vanilla.

Reza tersenyum melihat reaksi Vanilla.

Reza adalah seorang pekerja yang perfeksionis, ia tidak bisa meninggalkan pekerjaan yang menurutnya belum sempurna. Reza lebih memilih untuk menunda makan siang demi memperbaiki pekerjaannya yang masih berantakan.

Forced Kiss (END)Where stories live. Discover now